Quote:
Kaskuser yang Baik, Ramah, Dan Tidak sombong selalu
Quote:
TEMPO.CO, Jakarta - Sosok almarhum Munir benar-benar nasionalis. Bahkan soal memilih maskapai penerbangan pun alasannya sangat ideologis. "Kalau naik Garuda, pemasukannya kan bakal masuk lagi ke negara," kata Suciwati kepada Tempo, Ahad, 9 September 2012.
Menurut Suci, itulah alasan yang dikemukakan Munir saat memilih maskapai milik negara, Garuda Indonesia, saat hendak ke Belanda dalam rangka melanjutkan studi S2 bidang Hukum Humaniter di Universitas Utrecht, Belanda. "Dia tidak mau memperkaya pihak asing," kata janda Munir ini.
Alasan serupa diungkapkan Irma, salah satu staf Munir saat masih menjabat sebagai pimpinan Imparsial. Dialah yang memesan tiket Garuda dengan keberangkatan tanggal 6 September 2004 tujuan Jakarta-Amsterdam, atas permintaan untuk Munir.
"Menurut Cak Munir, Garuda itu memberikan devisa untuk negara," ujarnya seperti dikutip dalam film dokumenter Kiri Hijau Kanan Merah produksi WatchdoC dan KASUM, yang disutradarai Dandhy D. Laksono.
Biasanya, kata Irma, dia memilih tiga maskapai asing, yaitu KLM, Malaysia Airlines, dan Garuda untuk penerbangan ke luar negeri. Tapi saat itu Munir tetap ngotot memilih Garuda, akhirnya ia pun membeli tiket tersebut. "Cak selalu maunya Garuda," kata dia.
Kemudian, di maskapai Garuda-lah Munir dipanggil Yang Kuasa. Ia meninggal pada 7 September 2004, dua jam sebelum pesawat mendarat di Bandara Schipol, Amsterdam. Kala itu, usia Munir 38 tahun dan menjabat sebagai Direktur Eksekutif Lembaga Pemantau Hak Asasi Manusia Indonesia, Imparsial. Pembunuh Munir, pilot Garuda bernama Pollycarpus Budihari Priyanto, dihukum 20 tahun penjara. Tapi dalang utama pembunuhan Munir sampai sekarang belum tersentuh.
Quote:
Pesan : Niatnya ingin membantu negara dengan menambah devisa tapi naas beliau wafat oleh antek-anteknya pemerintah
Sumber : Tempo
Bagi yang agan yang baik hati ane gak nolak
ane tidak mengharapkan