- Beranda
- The Lounge
Semalem ane ketemu dua orang yang luar biasa...(pengalaman real story)!!!
...
TS
nurfajriasih
Semalem ane ketemu dua orang yang luar biasa...(pengalaman real story)!!!
Assalamualaykum wr.wb...
Saya ingin cerita pengalaman semalem yang saya alamin, yang menurut saya cukup memberi saya pelajaran kehidupan
Quote:
Ini pengalaman nyata saya (true real story) gansist :norepost
Kemarin malam skitar jam 8mlm,sodara sy ngajakin saya beli sop buah,kami berdua pergi naik motor walaupun jarak pedagang sop buah dan rumah saya gak terlalu jauh. Singkatnya sampailah saya dan sodara saya di tempat sop buah dan membeli 3 bungkus sop buah,tidak jauh dari penjual sop buah itu saya melihat ada seorang kakek tukang sol di pinggir jalan (diemperan toko yg tutup).Saya perkirakan usia kakek itu sekitar 70-80tahun,sangat tua untuk seorang tukang sol dan masih beroperasi jam 8 malam. Dalam hati saya merasa kasihan pada kakek tukang sol itu, sudah malam masih mangkal di emperan toko dengan kondisi yang terlihat letih karena saya lihat kakek itu kurus dengan memakai kemeja yang sebagian kancing bagian atasnya tidak dikancingkan . Saya berpikir untuk berhenti dan berpura pura ingin menggunakan jasa sol kakek itu,tp detik itu saya bersama sodara saya dan kami baru saja membeli sop buah,lalu saya putuskan untuk pulang dulu ke rumah menaruh sop buah dan mengambil sandal saya untuk saya sol pada kakek itu (kebetulan ada sandal yg lumayan dan butuh disol).
Akhirnya saya segera melesat membawa sandal tsb, sendiri saja saya kali ini. Begitu sampai di tempat kakek tukang sol tersebut, rupanya saya kedahuluan seorang perempuan muda yang juga sedang menggunakan jasa kakek tukang sol itu. Perempuan itu sepertinya habis pulang kerja,dia mengendarai motor dan masih menggunakan helm lengkap dengan maskernya, yang aneh dy hanya menggunakan kaus kaki karena sepatunya sedang berada di tangan kakek tukang sol itu, saya berpikir pasti perempuan ini jg merasa kasihan melihat kakek itu dan langsung memutuskan mengesol sepatunya yg sepertinya belum membutuhkan sol. Langsung saya sodorkan sandal saya kepada kakek itu dan sandal saya pun menunggu gilirannya. Saya duduk disebelah perempuan itu dan terjadilah perbincangan diantara kami,
“mba mau ngesol jg?” Tanya perempuan itu, “iya” jawab saya.
“Kasian yah kakek ini,sudah renta tp masih bekerja,apa dia tidak ada keluarga yang mengurusnya”.
Dalam hati,kenapa si mba ini berpikiran sama kaya saya,kemudian saya iyakan pernyataan si mba itu karena memang itu juga yg saya pikirkan. Singkatnya kami pun berkenalan dan rupanya rumahnya tidak jauh dari rumah saya. Si mba itu bernama Wina dan benar dugaan saya kalau dia merasa iba pada kakek itu, saat dia pulang kerja dia melewati kakek itu dan merasa kasihan kemudian di depan jalan dia langsung memutar balik motornya dan menyerahkan sepatunya untuk disol,sehingga Wina hanya berkaus kaki sambil menunggu sepatunya di sol, dalam hati saya merasa kalah dengan mba ini dalam hal kebaikan. Saya dan mba Wina memutuskan untuk membelikan kakek itu sekedar cemilan (sebenernya atas inisiatif mba wina),maka jadilah saya membelikan air mineral botol dan mba Wina membelikan roti. Mba Wina kemudian menyodorkan air mineral dan roti yg kami beli kepada kakek itu sambil bertanya kepada kakek tukang sol itu, “Bapak asalnya mana?”.
“garut neng”,jawab kakek tukang sol itu. Mba wina kembali bertanya “terus di Jakarta bapak tinggal dimana?”.
“ngontrak sebelah kelurahan sama temen2 ada 12 orang neng?” kembali kakek itu menjawab.
Dari obrolan mba wina,kakek tukang sol dan saya, akhirnya diketahuilah bahwa kakek itu mengaku berusia 120 tahun dan bernama Rubi (tuwir sekali kedengerannya, beda jauh ama yang saya kira sekitar 70-80tahun). Dalam hati memang sulit dipercaya usia kakek itu lebih dari seabad,tp beliau masih ingat kejadian semasa penjajahan kompeni,dimana beliau cerita ttg tegangnya suasana di tempatnya jika kompeni sedang mengincar tentara kita dulu. Kakek itu memiliki 16 anak dan yang masih hidup tinggal 5 orang,istrinya sudah lebih dulu meninggal. Mba wina kemudian bertanya apakah anaknya tidak melarang si kakek untuk kerja mengingat usianya yang sudah sangat renta.Tapi kakek itu bilang kalau ia tidak betah hanya berdiam diri saja, anaknya memang sudah melarangnya tapi dirinya lah yang ingin tetap bekerja,sehingga sampai sekarang dia masih bekerja. Saya kagum dengan kakek Rubi,di usianya yang lebih dari seabad masih bisa bekerja ngesol sepatu meski agak lama karena tangannya yang sudah keriput plus agak gemetar dan mungkin matanya yang agak kabur (sepasang sepatu mba wina saja memakan waktu sampai sejam lebih dikerjakan oleh kakek itu,tp mba wina dengan sabar nungguin sepatunya di sol kakek rubi).Kakek rubi itu jg belum pikun,karena ia masih bisa bercerita dengan lancar semasa belanda di Indonesia, hanya pendengarannya saya sepertinya sudah mulai berkurang karna sepertinya beliau tidak langsung menangkap pertanyaan kami. Dari kakek rubi kami tahu bahwa dia mengontrak dengan biaya lima ratus ribu perbulannya,dan biasanya kakek itu mendapat penghasilan sekitar 50-80ribu sehari itupun kebanyakan dari orang yang merasa iba padanya,dan biasanya beliau pulang ke garut sebulan sekali dan kembali ke Jakarta untuk bekerja kembali, Kakek rubi mengontrak bersama teman2 sekampungnya saja yang berjumlah 12 orang. Biasanya kakek rubi mulai bekerja setelah tengah hari,berkeliling di sore hari dan duduk-duduk di emperan pada malam hari, karna fisiknya yg tidak kuat untuk keluar di teriknya siang,tidak terdengar keluhan dari kakek rubi meskipun berat pikir saya untuk orang seusianya masih bekerja keliling sebagai tukang sol sepatu.
Sejam lebih sudah kakek rubi menggarap sepatu mba wina,dan sandal saya pun belum disentuhnya, tapi jam sudah menunjukkan pukul 09.30. Saya menyuruh mba wina untuk segera pulang karena sebelumnya dia cerita kalau memiliki seorang putri yang bersekolah di TK, dia bilang tidak apa2 karena putrinya sudah tertidur,dan bertanya apakah saya ingin ditemani olehnya sementara kakek rubi menggarap sandal saya. Saya bilang saja “Nanti suami mba nyariin gmn?”, tapi jawaban mba wina membuat saya terharu, dia bilang “suami saya sudah meninggal saat anak saya berusia dua setengah tahun ”.Ternyata mba wina sudah janda diusianya yang saya kira sekitar 27-30 tahunan ,sungguh tabah wanita ini suaminya meninggal karena sakit dan anaknya yang kini ada di bangku TK mulai sering bertanya dimana ayahnya. Mba wina bercerita pada saya dengan mata berkaca-kaca bagaimana dia menjelaskan pada putrinya kalau ayahnya sudah tidak ada lagi, dia bilang pada anaknya kalau ayahnya sudah senang dan tinggal sama Allah sekarang di bulan, dan namanya anak kecil yang masih polos percaya saja,jadi setiap ada bulan keliatan di langit si anak ini manggil mamanya dan bilang “ada ayah, ada ayah” sambil nunjuk2 bulan, saya lihat mata mba wina berkaca kaca dan siap jatuh air matanya jika ia mengedipkan matanya. Dan malam itu saya merasa sangat terharu oleh kedua orang yang baru saja saya temui , Kakek Rubi si tukang sol berusia seratus tahun lebih yang istiqomah dan Mba Wina seorang Janda Muda beranak satu dengan hati yang lembut.
Akhirnya saya putuskan untuk meninggalkan sandal saya untuk saya ambil besok malamnya karena hari sudah semakin larut dan kasian juga kalau kakek rubi masih mengerjakan sandal saya sampai larut malam,dan menyuruh mba wina untuk pulang juga, dia pun setuju dan memberikan uang dua puluh ribu untuk ongkos sol sepatunya kepada kakek rubi, sedang saya memberikan sepuluh ribu dan berniat memberikan lagi saat mengambil sandal saya besok malamnya. untuk pict kakek rubi sebenernya saya udah motret tp karna kamera kurang bagus dan situasinya malem jd gambarnya gelap gak keliatan mukanya,klo mba wina saya gak enak ngambil fotonya,nti dikira mau ngapa ngapain lagi
Kemarin malam skitar jam 8mlm,sodara sy ngajakin saya beli sop buah,kami berdua pergi naik motor walaupun jarak pedagang sop buah dan rumah saya gak terlalu jauh. Singkatnya sampailah saya dan sodara saya di tempat sop buah dan membeli 3 bungkus sop buah,tidak jauh dari penjual sop buah itu saya melihat ada seorang kakek tukang sol di pinggir jalan (diemperan toko yg tutup).Saya perkirakan usia kakek itu sekitar 70-80tahun,sangat tua untuk seorang tukang sol dan masih beroperasi jam 8 malam. Dalam hati saya merasa kasihan pada kakek tukang sol itu, sudah malam masih mangkal di emperan toko dengan kondisi yang terlihat letih karena saya lihat kakek itu kurus dengan memakai kemeja yang sebagian kancing bagian atasnya tidak dikancingkan . Saya berpikir untuk berhenti dan berpura pura ingin menggunakan jasa sol kakek itu,tp detik itu saya bersama sodara saya dan kami baru saja membeli sop buah,lalu saya putuskan untuk pulang dulu ke rumah menaruh sop buah dan mengambil sandal saya untuk saya sol pada kakek itu (kebetulan ada sandal yg lumayan dan butuh disol).
Akhirnya saya segera melesat membawa sandal tsb, sendiri saja saya kali ini. Begitu sampai di tempat kakek tukang sol tersebut, rupanya saya kedahuluan seorang perempuan muda yang juga sedang menggunakan jasa kakek tukang sol itu. Perempuan itu sepertinya habis pulang kerja,dia mengendarai motor dan masih menggunakan helm lengkap dengan maskernya, yang aneh dy hanya menggunakan kaus kaki karena sepatunya sedang berada di tangan kakek tukang sol itu, saya berpikir pasti perempuan ini jg merasa kasihan melihat kakek itu dan langsung memutuskan mengesol sepatunya yg sepertinya belum membutuhkan sol. Langsung saya sodorkan sandal saya kepada kakek itu dan sandal saya pun menunggu gilirannya. Saya duduk disebelah perempuan itu dan terjadilah perbincangan diantara kami,
“mba mau ngesol jg?” Tanya perempuan itu, “iya” jawab saya.
“Kasian yah kakek ini,sudah renta tp masih bekerja,apa dia tidak ada keluarga yang mengurusnya”.
Dalam hati,kenapa si mba ini berpikiran sama kaya saya,kemudian saya iyakan pernyataan si mba itu karena memang itu juga yg saya pikirkan. Singkatnya kami pun berkenalan dan rupanya rumahnya tidak jauh dari rumah saya. Si mba itu bernama Wina dan benar dugaan saya kalau dia merasa iba pada kakek itu, saat dia pulang kerja dia melewati kakek itu dan merasa kasihan kemudian di depan jalan dia langsung memutar balik motornya dan menyerahkan sepatunya untuk disol,sehingga Wina hanya berkaus kaki sambil menunggu sepatunya di sol, dalam hati saya merasa kalah dengan mba ini dalam hal kebaikan. Saya dan mba Wina memutuskan untuk membelikan kakek itu sekedar cemilan (sebenernya atas inisiatif mba wina),maka jadilah saya membelikan air mineral botol dan mba Wina membelikan roti. Mba Wina kemudian menyodorkan air mineral dan roti yg kami beli kepada kakek itu sambil bertanya kepada kakek tukang sol itu, “Bapak asalnya mana?”.
“garut neng”,jawab kakek tukang sol itu. Mba wina kembali bertanya “terus di Jakarta bapak tinggal dimana?”.
“ngontrak sebelah kelurahan sama temen2 ada 12 orang neng?” kembali kakek itu menjawab.
Dari obrolan mba wina,kakek tukang sol dan saya, akhirnya diketahuilah bahwa kakek itu mengaku berusia 120 tahun dan bernama Rubi (tuwir sekali kedengerannya, beda jauh ama yang saya kira sekitar 70-80tahun). Dalam hati memang sulit dipercaya usia kakek itu lebih dari seabad,tp beliau masih ingat kejadian semasa penjajahan kompeni,dimana beliau cerita ttg tegangnya suasana di tempatnya jika kompeni sedang mengincar tentara kita dulu. Kakek itu memiliki 16 anak dan yang masih hidup tinggal 5 orang,istrinya sudah lebih dulu meninggal. Mba wina kemudian bertanya apakah anaknya tidak melarang si kakek untuk kerja mengingat usianya yang sudah sangat renta.Tapi kakek itu bilang kalau ia tidak betah hanya berdiam diri saja, anaknya memang sudah melarangnya tapi dirinya lah yang ingin tetap bekerja,sehingga sampai sekarang dia masih bekerja. Saya kagum dengan kakek Rubi,di usianya yang lebih dari seabad masih bisa bekerja ngesol sepatu meski agak lama karena tangannya yang sudah keriput plus agak gemetar dan mungkin matanya yang agak kabur (sepasang sepatu mba wina saja memakan waktu sampai sejam lebih dikerjakan oleh kakek itu,tp mba wina dengan sabar nungguin sepatunya di sol kakek rubi).Kakek rubi itu jg belum pikun,karena ia masih bisa bercerita dengan lancar semasa belanda di Indonesia, hanya pendengarannya saya sepertinya sudah mulai berkurang karna sepertinya beliau tidak langsung menangkap pertanyaan kami. Dari kakek rubi kami tahu bahwa dia mengontrak dengan biaya lima ratus ribu perbulannya,dan biasanya kakek itu mendapat penghasilan sekitar 50-80ribu sehari itupun kebanyakan dari orang yang merasa iba padanya,dan biasanya beliau pulang ke garut sebulan sekali dan kembali ke Jakarta untuk bekerja kembali, Kakek rubi mengontrak bersama teman2 sekampungnya saja yang berjumlah 12 orang. Biasanya kakek rubi mulai bekerja setelah tengah hari,berkeliling di sore hari dan duduk-duduk di emperan pada malam hari, karna fisiknya yg tidak kuat untuk keluar di teriknya siang,tidak terdengar keluhan dari kakek rubi meskipun berat pikir saya untuk orang seusianya masih bekerja keliling sebagai tukang sol sepatu.
Sejam lebih sudah kakek rubi menggarap sepatu mba wina,dan sandal saya pun belum disentuhnya, tapi jam sudah menunjukkan pukul 09.30. Saya menyuruh mba wina untuk segera pulang karena sebelumnya dia cerita kalau memiliki seorang putri yang bersekolah di TK, dia bilang tidak apa2 karena putrinya sudah tertidur,dan bertanya apakah saya ingin ditemani olehnya sementara kakek rubi menggarap sandal saya. Saya bilang saja “Nanti suami mba nyariin gmn?”, tapi jawaban mba wina membuat saya terharu, dia bilang “suami saya sudah meninggal saat anak saya berusia dua setengah tahun ”.Ternyata mba wina sudah janda diusianya yang saya kira sekitar 27-30 tahunan ,sungguh tabah wanita ini suaminya meninggal karena sakit dan anaknya yang kini ada di bangku TK mulai sering bertanya dimana ayahnya. Mba wina bercerita pada saya dengan mata berkaca-kaca bagaimana dia menjelaskan pada putrinya kalau ayahnya sudah tidak ada lagi, dia bilang pada anaknya kalau ayahnya sudah senang dan tinggal sama Allah sekarang di bulan, dan namanya anak kecil yang masih polos percaya saja,jadi setiap ada bulan keliatan di langit si anak ini manggil mamanya dan bilang “ada ayah, ada ayah” sambil nunjuk2 bulan, saya lihat mata mba wina berkaca kaca dan siap jatuh air matanya jika ia mengedipkan matanya. Dan malam itu saya merasa sangat terharu oleh kedua orang yang baru saja saya temui , Kakek Rubi si tukang sol berusia seratus tahun lebih yang istiqomah dan Mba Wina seorang Janda Muda beranak satu dengan hati yang lembut.
Akhirnya saya putuskan untuk meninggalkan sandal saya untuk saya ambil besok malamnya karena hari sudah semakin larut dan kasian juga kalau kakek rubi masih mengerjakan sandal saya sampai larut malam,dan menyuruh mba wina untuk pulang juga, dia pun setuju dan memberikan uang dua puluh ribu untuk ongkos sol sepatunya kepada kakek rubi, sedang saya memberikan sepuluh ribu dan berniat memberikan lagi saat mengambil sandal saya besok malamnya. untuk pict kakek rubi sebenernya saya udah motret tp karna kamera kurang bagus dan situasinya malem jd gambarnya gelap gak keliatan mukanya,klo mba wina saya gak enak ngambil fotonya,nti dikira mau ngapa ngapain lagi
Spoiler for "Kakek Rubi":
sorry klo pictnya gelap dan ga jelas,hanya ini yg bisa saya ambil
Spoiler for "update":
sampai hari ini tgl 26 des 2012,saya belum mengambil sandal saya karena kemarin hujan deras dan saat saya ke tempat kakek rubi mangkal beliau tidak ada,saya pun maklum karena tempatnya duduk2 kondisinya becek . FYI saya ngesol sandal pada malam natal tgl 24 des 2012,jadi sudah 2 hari yg lalu dan saya belum bertemu kembali dengan kakek rubi,insya Allah malam ini saya akan coba kesana lagi dan mengambil fotonya lebih jelas.
saya merasa beruntung bisa bertemu dua orang ini dan mendengar cerita mereka,membuat saya berpikir bahwa saya merasa sangat beruntung dengan apa yang saya miliki dan bersyukur atasnya , kedua orang ini mengajarkan saya bagaimana kehidupan ini harus dijalani yaitu terus berusaha untuk diri sendiri dan orang yang kita sayangi
wanted
Spoiler for "coment2":
Quote:
Original Posted By hamdanmuslih►subahallah....
cerita yang inspiratif buat saya...
sayang ane belom ISO... belom bisa ngasih cendol
cerita yang inspiratif buat saya...
sayang ane belom ISO... belom bisa ngasih cendol
Quote:
Original Posted By pibymiby►pengalaman yg inspiratif gan buat org2 seperti ane bth kisah inspiratif biar gak galau
Quote:
Original Posted By cobracun►terharu gan...
Quote:
Original Posted By baekseungjooo►Kadang ane gak bersyukur gan. Padahal ada org2 spti mrk. Nice inpo.
Itu mba wina pasti sedih klo anaknya tunjuk2 bulan
Itu mba wina pasti sedih klo anaknya tunjuk2 bulan
Quote:
Original Posted By Mr.geloh►subhanallah,
dapet pelajaran lagi dari 2orang, yg 1 kakek2, yg satu masih muda (walaupun janda), mudah2an ke2 orang ini diberikan keselamatan lahir & bathin, dipanjangkan umurna, diberi ketabahan dalam menjalani hidup,
alfatihah,
dapet pelajaran lagi dari 2orang, yg 1 kakek2, yg satu masih muda (walaupun janda), mudah2an ke2 orang ini diberikan keselamatan lahir & bathin, dipanjangkan umurna, diberi ketabahan dalam menjalani hidup,
alfatihah,
Quote:
Original Posted By ccdewa►Ane terharu gan mbacanya
Quote:
Original Posted By Bikim►Terharu gan , agan beruntung bisa bertemu kedua orang itu
Quote:
Original Posted By Sambel.Terong►Paling ga tega kalo ngebayangin anak Mbak Wina nunjuk kebulan sambil bilang "ada ayah"...
Saya aja yang ditinggal sama 2 org tua saya waktu udah gede aja kadang suka rindu dengan masa2 kecil dulu bersama mereka....
Saya aja yang ditinggal sama 2 org tua saya waktu udah gede aja kadang suka rindu dengan masa2 kecil dulu bersama mereka....
Quote:
Original Posted By sella91►120 tahun
16 anak
mba wina
baik bgt dan tabah bgt
pas anak baru masuk TK gitu kan seorang istri pengen didampingin sm suaminya, pengen suaminya liat buah hatinya tumbuh
ane kasian sama mba wina
16 anak
mba wina
baik bgt dan tabah bgt
pas anak baru masuk TK gitu kan seorang istri pengen didampingin sm suaminya, pengen suaminya liat buah hatinya tumbuh
ane kasian sama mba wina
Quote:
setelah beberapa hari berlalu,akhirnya saya bisa bertemu lagi dengan kakek rubi, kali ini juga malam hari, ternyata kakek rubi sudah beberapa hari ini menunggu saya mengambil sandal sol annya. Saya sebenarnya sudah mencoba mengambilnya,tp setiap saya lewat tempt kakek
itu mangkal, beliau tidak ada, ternyata beliau mangkal setelah lewat jam 8 malam, dan tentu saja sy tdk ketmu karna saya lewat sebelum jam 8. Dan sesuai niat saya,bersama dengan sandal saya serahkan uang yg saya niatkan untuk kakek rubi.
itu mangkal, beliau tidak ada, ternyata beliau mangkal setelah lewat jam 8 malam, dan tentu saja sy tdk ketmu karna saya lewat sebelum jam 8. Dan sesuai niat saya,bersama dengan sandal saya serahkan uang yg saya niatkan untuk kakek rubi.
Quote:
Original Posted By nurfajriasih►Sepertinya sudah setahun lebih sejak terakhir ketemu kakek rubi maupun mba wina, bahkan mungkin saya lupa bagaimana wajah mba wina krn pertemuan itu terjadi malam hari dan wajahnya mungkin saya tidak ingat lagi jika bertemu kembali.
Diubah oleh nurfajriasih 30-03-2014 15:53
0
16.2K
Kutip
211
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
924.7KThread•89.4KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya