- Beranda
- The Lounge
Pengabdi Setan, Inilah Zombie Indonesia Pertama
...
TS
kusukanetwork
Pengabdi Setan, Inilah Zombie Indonesia Pertama
Kalau biasanya kami menyuguhkan review film-film baru, kali ini kebiasaan lama akan dibongkar. Pengabdi Setan judulnya. Dirilis 30 tahun yang lalu, saya menemukan benang merah antara film ini dengan Resident Evil Retribution. Anda dapat melihat pertarungan zombie versus manusia di berbagai kota besar dalam satu film, meskipun hanya sekedar simulasi (lihat review lengkapnya di sini). Pertanyaannya adakah kita bisa melihat zombie berjalan-jalan di jalanan ibukota?
Konsep orang mati lalu hidup lagi di film Indonesia sebenarnya cukup sering. Biasanya mereka yang bangkit dari kubur akan berubah menjadi pocongkkkkkkkkkkk atau kuntilanak. Tapi keduanya tidak masuk kategori zombie dalam kamus saya. Yang masuk kategori zombie adalah suster ngesot. Jadi kapan untuk pertama kalinya zombie merambah layar lebar tanah air?
Inilah Pengabdi Setan. Film zombie pertama tanah air (koreksi apabila saya salah). Film besutan Sisworo Gautama Putra ini ternyata sangat membahana di masanya. Sebagai bukti Anda dapat menemukan versi VHSnya di rental video di Jepang.
Pada 2006 Brentwood Home Video, sebuah label video di Amerika Serikat sampai merilis versi uncut Pengabdi Setan dalam DVD.
Bagaimana dengan negeri Jiran? Apa sih film Indonesia yang tidak dijual di sana? Coba lihat cover VCD versi Malaysia di bawah ini.
Sinopsis
Memotret keluarga yang jauh dari keluarga. Sang ayah, Hendarto (W.D. Mochtar) sibuk dengan bisnisnya. Sang putri, Rita (Siska Karabety) sibuk dugem dengan pacarnya Herman. Sang putra, Tomi (Fachrul Rozy) ternyata ababil galau. Bagaimana dengan sang ibu? Ternyata dia baru saja bertemu penciptanya alias meninggal. Lalu Hendarto menyewa jasa pembantu baru untuk membuat suasana menjadi lebih baik. Ternyata mereka malah bertemu dengan teror yang mengguncang iman dan takwa!
Review
Memang tidak biasanya dalam Kusukasuka sebuahreview diawali denga sinopsis. Ini karena Pengabdi Setan dirilis 3 dekade lalu. Siapa tahu ada yang sudah lupa atau bahkan belum lahir ketika film ini diputar.
Film diawali dengan sangat mengesankan. Bayangkan dengan teknologi film nasional di jaman itu yang sanagat sederhana. sutradara berhasil membuat kengerian. Padahal tidak ada pocongkkkkkkkkkkk atau kuntilanak atau setan-setan uruk rupa nongol di jendela atau di sudut-sudut kamera. Adegan dibuka dengan pemakaman dan yasinan. Tidak ada yang dibuat-buat karena adegan yang dilakukan seperti halnya yang dilakukan umat Islam di Indonesia. Dari realitas yang ditangkap, sutradara berhasil membangun suasana mengerikan. Jenius!
Jalan cerita yang dibangun membuat kesanan horornya menjadi kuadrat berlipat-lipat. Bayangkan setelah kematian sang ibu, Tomi yang ababil galau apalagi setelah ditinggal ibunya mendapat saran untuk belajar ilmu hitam (di titik ini saya bertanya kenapa bukannya liburan ke luar negeri atau apalah). Pembantu baru, yaitu Darminah ternyata seorang .pengabdi setan! Tak heran muncullah zombie sang ibu yang bangkit dari kubur. Apa yang dilakukan Hendarto untuk mengatasi ini semua? Dia malah memanggil dukun. Pada akhirnya dukunnya kalah sakti dengan Darminah. Luar biasa memang bagaimana penulis menggabungkan beberapa faktor horor ke dalam satu plot.
Bagi Anda yang menonton film ini barangkali ini adalah adegan yang tak terlupakan. Tapi menurut saya ada lagi adegan yang sangat hebat, yaitu ketika Tomi shalat. Ketika Tomi shalat dia diganggu zombie ibunya yang melarangnya untuk shalat. Apa? Iya benar: MELARANGNYA. Hebat sekali para penulis film ini. Mereka sanggup menghadirkan antitesis anggapan dan pakem yang biasa dipakai film horor Indonesia pada umumnya. Di film lain kalau biasanaya ada setan, kita tinggal baca ayat atau apalah lalu setannya terbakar. Di sini anggapan ini didobrak dan dibantah habis. Apakah mereka melenceng? Tidak, karena kalau kita cermati bahwa pesan yang disampaikan adalah setan itu mengganggu manusia untuk menuaikan amalan ibadah.
Dari segi efek harus saya akui Pengabdi Setan payah. Saya maklum dengan teknologi film nasional di waktu itu. Saya yakin sutradara bekerja cukup keras untuk meramu itu semua dengan modal efek seadanya. Anda akan melihat zombie HIM Damsyik yang nyengir, zombie penuh borok, dan darah zombie yang muncrat berwarna hijau (saya yakin penkmat gore menyukainya).
Jalan cerita juga memiliki kekurangan di sana-sini. Herman yang naik motor tiba-tiba berganti helm. Proses kematian Herman juga aneh. Kematian Karto malah lebih aneh.
Membangun Suasana Horor
Bagaimana Pengabdi Setan membangun suasana horor bahkan setelah penonton beranjak dari tempat duduknya? Itulah yang membuat saya bertanya-tanya. Tapi sepertinya saya tahu mengapa bisa begitu.
Bayangkan Anda hidup di era 80an. Jalanan tidak seramai sekarang. Lampu jalanan hanya menerangi pusat kota. Anda menonton bioskop sendiri di bioskop tua. Setelah itu Anda berangkat pulang. Ketika melewati jalanan sepi otomatis Anda mempercepat laju kendaraaan Anda. Sesekali Anda menengok spion dan berharap hantu ibunya Tomi tidak ada di sana. Ketika melewati kuburan, Anda berharap tidak ada penghuninya yang bangkit minta tumpangan. Sampai di rumah ada was-was saat menutup jendela. Lebih was-was lagi kalau jendela kamar Anda menghadap jalan. Anda akan berharap tidak ada tangan zombi yang mencegah Anda menutup daun jendela.
Anda lupa belum shalat? Ini bagian terbaiknya. Anda akan menyesal tidak melakukannya berjamaah di masjid. Karena itu berarti Anda harus melakukannya di kamar .sendiri. Bayangan jendela kamar Tomi yang tiba-tiba pecah lalu zombi ibunya Tomi memanggil-manggil menghantui benak Anda.
Dengan efek psikologis yang ditimbulkannya, tak salah apabila orang Jepang, Malaysia, dan Amerika Serikat sampai memburu Pengabdi Setan untuk dikoleksi. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda ingin menjalani malam yang panjang dengan teror dan insomnia?
source :kusukasuka.com
Konsep orang mati lalu hidup lagi di film Indonesia sebenarnya cukup sering. Biasanya mereka yang bangkit dari kubur akan berubah menjadi pocongkkkkkkkkkkk atau kuntilanak. Tapi keduanya tidak masuk kategori zombie dalam kamus saya. Yang masuk kategori zombie adalah suster ngesot. Jadi kapan untuk pertama kalinya zombie merambah layar lebar tanah air?
Inilah Pengabdi Setan. Film zombie pertama tanah air (koreksi apabila saya salah). Film besutan Sisworo Gautama Putra ini ternyata sangat membahana di masanya. Sebagai bukti Anda dapat menemukan versi VHSnya di rental video di Jepang.
Spoiler for zombie:
Pada 2006 Brentwood Home Video, sebuah label video di Amerika Serikat sampai merilis versi uncut Pengabdi Setan dalam DVD.
Bagaimana dengan negeri Jiran? Apa sih film Indonesia yang tidak dijual di sana? Coba lihat cover VCD versi Malaysia di bawah ini.
Spoiler for zombie:
Sinopsis
Memotret keluarga yang jauh dari keluarga. Sang ayah, Hendarto (W.D. Mochtar) sibuk dengan bisnisnya. Sang putri, Rita (Siska Karabety) sibuk dugem dengan pacarnya Herman. Sang putra, Tomi (Fachrul Rozy) ternyata ababil galau. Bagaimana dengan sang ibu? Ternyata dia baru saja bertemu penciptanya alias meninggal. Lalu Hendarto menyewa jasa pembantu baru untuk membuat suasana menjadi lebih baik. Ternyata mereka malah bertemu dengan teror yang mengguncang iman dan takwa!
Spoiler for zombie:
Review
Memang tidak biasanya dalam Kusukasuka sebuahreview diawali denga sinopsis. Ini karena Pengabdi Setan dirilis 3 dekade lalu. Siapa tahu ada yang sudah lupa atau bahkan belum lahir ketika film ini diputar.
Film diawali dengan sangat mengesankan. Bayangkan dengan teknologi film nasional di jaman itu yang sanagat sederhana. sutradara berhasil membuat kengerian. Padahal tidak ada pocongkkkkkkkkkkk atau kuntilanak atau setan-setan uruk rupa nongol di jendela atau di sudut-sudut kamera. Adegan dibuka dengan pemakaman dan yasinan. Tidak ada yang dibuat-buat karena adegan yang dilakukan seperti halnya yang dilakukan umat Islam di Indonesia. Dari realitas yang ditangkap, sutradara berhasil membangun suasana mengerikan. Jenius!
Jalan cerita yang dibangun membuat kesanan horornya menjadi kuadrat berlipat-lipat. Bayangkan setelah kematian sang ibu, Tomi yang ababil galau apalagi setelah ditinggal ibunya mendapat saran untuk belajar ilmu hitam (di titik ini saya bertanya kenapa bukannya liburan ke luar negeri atau apalah). Pembantu baru, yaitu Darminah ternyata seorang .pengabdi setan! Tak heran muncullah zombie sang ibu yang bangkit dari kubur. Apa yang dilakukan Hendarto untuk mengatasi ini semua? Dia malah memanggil dukun. Pada akhirnya dukunnya kalah sakti dengan Darminah. Luar biasa memang bagaimana penulis menggabungkan beberapa faktor horor ke dalam satu plot.
Bagi Anda yang menonton film ini barangkali ini adalah adegan yang tak terlupakan. Tapi menurut saya ada lagi adegan yang sangat hebat, yaitu ketika Tomi shalat. Ketika Tomi shalat dia diganggu zombie ibunya yang melarangnya untuk shalat. Apa? Iya benar: MELARANGNYA. Hebat sekali para penulis film ini. Mereka sanggup menghadirkan antitesis anggapan dan pakem yang biasa dipakai film horor Indonesia pada umumnya. Di film lain kalau biasanaya ada setan, kita tinggal baca ayat atau apalah lalu setannya terbakar. Di sini anggapan ini didobrak dan dibantah habis. Apakah mereka melenceng? Tidak, karena kalau kita cermati bahwa pesan yang disampaikan adalah setan itu mengganggu manusia untuk menuaikan amalan ibadah.
Dari segi efek harus saya akui Pengabdi Setan payah. Saya maklum dengan teknologi film nasional di waktu itu. Saya yakin sutradara bekerja cukup keras untuk meramu itu semua dengan modal efek seadanya. Anda akan melihat zombie HIM Damsyik yang nyengir, zombie penuh borok, dan darah zombie yang muncrat berwarna hijau (saya yakin penkmat gore menyukainya).
Spoiler for zombie:
Jalan cerita juga memiliki kekurangan di sana-sini. Herman yang naik motor tiba-tiba berganti helm. Proses kematian Herman juga aneh. Kematian Karto malah lebih aneh.
Membangun Suasana Horor
Bagaimana Pengabdi Setan membangun suasana horor bahkan setelah penonton beranjak dari tempat duduknya? Itulah yang membuat saya bertanya-tanya. Tapi sepertinya saya tahu mengapa bisa begitu.
Bayangkan Anda hidup di era 80an. Jalanan tidak seramai sekarang. Lampu jalanan hanya menerangi pusat kota. Anda menonton bioskop sendiri di bioskop tua. Setelah itu Anda berangkat pulang. Ketika melewati jalanan sepi otomatis Anda mempercepat laju kendaraaan Anda. Sesekali Anda menengok spion dan berharap hantu ibunya Tomi tidak ada di sana. Ketika melewati kuburan, Anda berharap tidak ada penghuninya yang bangkit minta tumpangan. Sampai di rumah ada was-was saat menutup jendela. Lebih was-was lagi kalau jendela kamar Anda menghadap jalan. Anda akan berharap tidak ada tangan zombi yang mencegah Anda menutup daun jendela.
Anda lupa belum shalat? Ini bagian terbaiknya. Anda akan menyesal tidak melakukannya berjamaah di masjid. Karena itu berarti Anda harus melakukannya di kamar .sendiri. Bayangan jendela kamar Tomi yang tiba-tiba pecah lalu zombi ibunya Tomi memanggil-manggil menghantui benak Anda.
Dengan efek psikologis yang ditimbulkannya, tak salah apabila orang Jepang, Malaysia, dan Amerika Serikat sampai memburu Pengabdi Setan untuk dikoleksi. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda ingin menjalani malam yang panjang dengan teror dan insomnia?
Spoiler for zombie:
source :kusukasuka.com
0
174.8K
2.3K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
925.2KThread•91.1KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya