Deep Tunnel Ala Jokowi "Dipandang Sebelah Mata" DPRD

JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Triwisaksana menilai pembangunan terowongan bawah tanah (deep tunnel) sebagai solusi banjir yang diperkirakan mencapai Rp16 triliun, tidak terlalu mendesak.

Pria yang akrab disapa Bang Sani ini berpendapat, proyek sebesar itu, tidak dapat diputuskan secara spontan dan harus terlebih dulu masuk dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2012-2017.

"Deep tunnel harus direncakan dalam RPJMD 2012-2017, bukan digagas dan spontan saja karena pasti melibatkan stakeholder yang banyak. Saran DPRD agar segera Raperda RPJMB diserahkan ke DPRD," ujarnya di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (27/12/2012).

Seharusnya, sambung dia, dalam mengatasi banjir di jalan-jalan protokol Ibu Kota dilakukan dengan pelebaran diameter gorong-gorong yang saat ini hanya sebesar 60 Cm menjadi 2 meter. "Dengan cara memperbesar diameter gorong-gorong menjadi 2 meter. Lalu ditarik ke Kali Cideng dan Waduk Melati," kata Sani.

Dengan begitu Pemprov DKI tidak perlu menggelontorkan dana besar hingga Rp16 triliun. "Kajian harus panjang. Jangan sampai bisa disiasati hanya dengan Rp1 sampai 2 trilyun. Seperti Sarinah hanya 60 cm harus lebar 2 meter," tandasnya.

Deep tunnel ini sebelumnya digagas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk mengatasi banjir yang semakin akut, bahkan mulai menggenangi jalan-jalan protokol. Jokowi mengklaim tidak perlu melakukan pengujian terhadap gagasannya untuk membangun terowongan besar di bawah tanah ini. Sebab, hal serupa sudah ada di beberapa negara seperti Malaysia.
 
cekidot link lengkap ya



http://m.okezone.com/read/2012/12/27...elah-mata-dprd