Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

vandomuhammadAvatar border
TS
vandomuhammad
Perahu Pinisi Kekayaan Alam Yang Terpendam
Para ahli sejarah dan antropologi hanya sepakat bahwa perahu pinisi merupakan perahu tradisional yang diwariskan oleh nenek moyang bugis makassar sejak dahulu kala secara turun temurun dari generasi ke generasi hingga kini.

Namun selalu ada usaha imajinatif yang mencoba menarik benang merah asal mula penciptaan pinisi. Imajinasi ini dikaitkan dengan mitos yang sangat dipercaya oleh masyarakat bugis Bulukumba bahwa cikal bakal perahu phinisi merajuk kepada salah satu episode kisah I Laga Galigo tentang sawerigading tersebutlah ketika sawerigadig sudah bertekad pergi ke Negeri Cina, maka terlebih dahulu dia harus membuat perahu karena negeri Cina yang akan di tujunnya berada jauh di seberang lautan. Sawerigading lalu mencari pohon untuk dibuat perahu. Di sebuah hutan yang lebat, dia menemukan sebatang pohon yang amat besar dan tinggi karena saking tingginya pucuk pohon itu tidak kelihatan karena ditutupi awan. pohon ini dinamakan Walenrannge.

Pohon inilah yang yang akan di tebangnya dan dibuat perahu, Persoalan pun mulai muncul karena ternyata pohon ini sangat kuat tidak bisa ditebang dengan menggunakan kapak atau parang biasa. Karena kuatnya pohon ini diberi gelar pohon dewata artiya pohon milik dewata, agar pohon tersebut dapat ditebang, sawerigading lalu berdoa meminta petunjuk kepada Yang Maha Kuasa, Selesai berdoa, tiba tiba ada kapak emas diturunkan dari langit, dengan kapak emas itulah pohon Walarennge ditebang dan lansung rebah dan tenggelam hingga kedasar laut.

Masih yang empunya kisa menuturkan, pekerjaan membuat perahu bukan dilakukan oleh manusia biasa melainkan dikerjakan oleh keluarga dewata yang bermukim didasar laut dan tetap dikerjakan didasar laut hingga tidak terlihat oleh manusia, dan beberapa hari kemudian muncullah sebuah perahu besar laut dan beberapa buah perahu kecil disekitanya. Perahu besar itulah yang digunakan sawerigading bersama para pengawalnya mengarungi samudra laut Tiongkok Selatan yang dikenal dengan badainya yang dasyat, menuju daratan cina untuk menemui wanita cantik bernama We Cudai yang kelak diperistrikanya.

Bertahun tahun setelah Sawerigading hidup bersama We Cudai di Kerajaan Cina Muncul Hasratnya untuk pulang ke Kerajaan Luwu, karena masalahya teringat akan sumpah ketika meniggalkan kerajaan bahwa dia tidak akan kembali lagi ke Luwu, tetapi rasa rindunya untuk kedua orang tuanya sulit untuk membendung, rasa rindunya menggugat sumpahnya, Maka dia tetap memutuskan untuk kembali.

Maka dipersiapkanya perahu Walarennge yang dulu ditumpanginya ke Cina, segala sesuatu dipersiapkan maka Sawerigading memulai pelayaran kembali, Pelayaran semula aman-aman saja, namun setelah berada ditengah samudra, terjadilah badai yang dahsyat. Angin dan gelombang laut bergelora, perahu yang ditumpangi Sawerigading bersama istri dan anak buahnya, terguncang diamuk badai, walaupun Sawerigading bersama anak buahnya berusaha sekuat tenaga melawan alam yang marah akhirnya perahu besar itu, terhempas oleh gelombang tinggi pecah berantakan berkeping keping, semua pengawal Sawerigading tenggelam, seketika itu Sawerigading dan Istrinya dijemput oleh Dewa Langit dan dibawa keistana kerajaan luwu di Bottilangi Luwu timur.

Bagian-bagian kepingan perahu Walarennge hanyut kemana-mana dan bererapa potongan badan perahu terdampar di dusun Ara, Desa Tanaberu, Bulukumba, tiang dan layarnya hanyut sampai di pantai Bira dan isi kapal banyak ditemukan di Lemo-lemo. Disinilah Mitos Perahu Pinisi bermula, Masyarakat Ara di Tana Beru yang mendapatkan bagian bagian badan Walarennge menganggap bahwa itulah Isyarat agar orang Ara menjadi pembuat perahu untuk melanjutkan Tradisi Sawerigading, dan Orang Tanjung Bira ditakdirkan menjadi Jurumudi atau Nahkoda, sedangkan orang lemo lemo yang menemukan barang-barang isi perahu mengisyaratkan bahwa mereka cocok jadi pedagang, perantau dan membawa barang barang untuk diperjual belikan dari Pulau kepulau .

Demikianlah orang Bulukumba Arif menerjemahkan pesan budaya nenek moyangnya, sekaligus melestarikan hingga kini, Itulah sebabya Pembutan Perahu Pinisi hanya ada di Kabupaten Bulukumba. Pada hal jika dipikir para arsitek pembuat perahu Pinisi tersebut tidak seorang pun yang pernah belajar di Lembaga pendidikan Formal tentang perkapalan, Mereka Ahli Membuat perahu pinisi secara Otodidak yang mereka peroleh dar sejumlah pengalaman.

Demikianlah Persembahan dari saya mengenai perahu Pinisi, Nah buat anda yang ingin berwisata Ke Tanjung Bira Sulawesi Selatan Jangan lupa Mampir di Tana Beru untuk Melihat Proses pembuatan Perahu Pinisi secara Langsung. semoga dapat bermanfaat.Artikel Perahu Pinisi Kekayaan Alam Yang terpendam Merupakan Hal hal unik disulawesi Selatan.

Sumber : http://www.daradaeng.com/2012/11/per...alam-yang.html

0
2K
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Budaya
BudayaKASKUS Official
2.3KThread1.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.