Tinggal di mana setelah menikah ??

Terkadang kita sering mendapatkan pertanyaan seperti itu. Jawabannya bisa rumah orang tua, mertua, kontrak, atau Alhamdulillah sudah punya rumah sendiri. Beberapa diantara mungkin ada yang belum siap berpisah dari orang tua. Kalau tidak, orang tua yang belum mau jauh dari anaknya.

“Mak gue nangis-nangis, Ay. Gue gak boleh tinggal jauh dari orang tua.”

Hihihi…. Kadang lucu juga. Boleh nikah tapi tidak boleh tinggal mandiri bersama pasangan.

“Kalau begitu kenapa Anda menikahkan anak Anda. Ketika anak sudah dinikahkan maka menjadi sepenuhnya hak suami. Terserah suaminya mau diajak tinggal di mana. Anda tidak boleh melarang.” kata Mamah Dede ketika ada ibu-ibu yang bertanya apakah dosa melarang anak perempuan tinggal pisah dari orang tuanya.

“Kalau memang tidak bisa jauh, sarankan untuk mencari kontrakan atau membeli rumah dekat rumah orang tuanya.” lanjut Mamah.

Alasan lainnya tinggal di rumah orang tua atau mertua karena ekonomi belum stabil.

“Aduh gue sayang kalau duit buat ngontrak. Mending buat nyicil rumah. Tapi belum punya uang muka buat ngambil KPR. Ya udah deh gue ikut orang tua dulu.”

Waktu baru menikah, keuangan saya dan si doi (baca: suami) juga belum stabil. Walaupun sampai sekarang masih belum stabil *hahaha. Namun kami memilih untuk mengontrak. Meski bayarnya tersendat-sendat. Kenapa? Karena orang tua di Sorong dan mertua di Lampung. Kami kerja di Jakarta *hahaha timpuk sandal aja.

Bagi saya jauh lebih enak tinggal terpisah. Mau tahu apa enaknya?


Bebas berbuat apa saja

Saya orang Jawa yang sudah entah kemana unggah-ungguh Jawanya. Setiap duduk di kursi, kaki dulu yang mendarat di kursi. Baru setelah itu menjatuhkan bagian belakang badan. Makan pun kadang tidak sadar angkat kaki. Gak dimarahin si doi? Ya pasti lah dimarahi. Tapi semarah apapun besoknya saya sudah lupa Kalau di rumah mertua mana bisa. seoptimal mungkin menjaga image bo.

Terus di rumah sendiri bebas mau kerja kapan saja. Kadang minta toleransi.

“Nanti aja ya. Capek.”

Di rumah mertua tidak berlaku. Malu lagi bila sampai mertua yang mengerjakan.

“Aku kan di rumah orang tua, Ay. Jadi nyante aja tuh.”

Iya memang orang tua kita. Tapi pasangan kita statusnya adalah menantu yang punya perasaan gak enak juga.



Orang tua tidak tahu masalah kita

Secinta-cintanya kita sama pasangan, tidak mungkin tidak ada perselisihan pendapat. Tidak mungkin tidak pernah sebel. Saya hampir tiap hari sebel sama si doi *hahahaha. Dia pun sebel sama saya karena kalau saya dibilangin, besoknya lupa .

Namanya juga menyatukan dua karakter. But yang penting bagaimana berkomunikasi yang baik untuk menyelesaikannya. Nah, jika tinggal dengan orang tua atau mertua, pasti secara tidak langsung ada campur tangannya. Minimal tanya ada apa dan kenapa. Apalagi saya tidak bisa menyembunyikan bentuk muka jika sedang kesal atau ngambek. Dan orang tua mana pun tidak suka anaknya dimarahi, disebeli, atau dijuteki. Padahal gak sampai satu jam anak dan menantunya sudah ketawa-ketawa lagi.

Sesudah menikah, usahakan jangan pernah melibatkan orang tua dalam masalah kita. Biarlah mereka tahu yang bahagia-bahagia saja.



Bisa mesra-mesraan dimanapun dan kapanpun

Hayo! Jangan ngeres pikirannya *hihihi. Suami istri wajarlah kalau becanda mesra, pegangan tanga, cubit-cubitan, atau apa saja yang menurut kita mesra. Nah, di rumah orang tua atau mertua mana bisa. Sembunyi-sembunyi deh ngumpet dalam kamar. Dan gak mungkin siang-siang kan masuk ke kamar. Menimbulkan kecurigaan banyak pihak. Akhirnya menunggu malam. Aduh gak enaknya. Padahal asyik lho becandaan dimanapun dan kapanpun dalam rumah.



Suka-suka mengatur rumah

Selera interior rumah antara kita dan mertua tentu saja berbeda. Kita ingin A, mertua ingin B. Akhirnya menuruti kemauan mertua suapaya tidak menyinggung perasaannya. Di belakangnya, kita kesal bukan main. Tapi cuma bisa nahan diri. Tinggal di rumah sendiri kan enak. Mau diatur nungging, digantung, dibalik, diapaain saja, suka-suka deh.



Lebih disayang mertua

Jauh dari mertua dikangenin terus loh. Dikit-dikit ditanyain kapan pulang. Terus kalau pulang disambut dengan gegap gempita *hihihi lebay ini mah. Ditanyain mau dimasakin apa. Nanyanya pagi, siang, sore, malam. Pulang dari rumah mertua badan langsung naik.