Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Estrada130409Avatar border
TS
Estrada130409
Citra Seks dan Mitos Barat - Timur dalam Tontonan
Quote:


Quote:


Sebuah mitos bisa mengecoh masyarakat karena sedikit banyak didukung pengalaman atau pengamatan empirik. Mitos tidak sepenuhnya berisi khayalan atau tipuan belaka. Misalnya mitos tentang kodrat wanita yang digambarkan sebagai makhluk lemah-lembut, rajin, teliti, emosional, bersifat melayani, dsb. Atau mitos tentang etnik Jawa sebagai masyarakat yang serba ramah, halus, tak suka kritik, mementingkan kebersamaan. Contoh-contoh empirik untuk mendukung itu memang ada, tetapi status dan nilai validitas bukti-bukti itu layak dikaji.

Bukti-bukti pendukung itu sebenarnya "bukan penyebab" terbentuknya mitos, tetapi "akibat" dari mitos yang terlanjur diyakini masyarakat. Perempuan dididik agar cocok dengan mitos tentang kodratnya. Yang bertingkah lain dituduh mengingkari kodratnya dan diberi sanksi. Orang Jawa yang tidak patuh pada citra yang diresmikan dituduh "Jawa rusak" atau "tidak nJawani". Bila sudah patuh, mereka dijadikan contoh bukti kebenaran mitos itu.

Jadi, mitos itu benar karena dibuat benar oleh penganutnya. Tetapi sesudah kebenaran itu terbentuk, ia diyakini sebagai sesuatu yang tercipta diluar kemauan dan kuasa si penganut.

Begitu pula mitos tentang "kebejatan moral" Barat dalam bidang Seksual. Mitos ini didukung oleh berbagai citra, berita, dan hiburan yang dipasarkan oleh industri media massa dan hiburan. Kita mendengar aneka berita sensasional tentang petualangan, kebebasan dan sikap serba membolehkan (permisif) Barat dalam hal seks. Kita menyaksikan film dan gambar poster yang mendukung mitos dan prasangka kita. Seakan-akan kita hanya penonton pasif dan bukan ikut menjadi pencipta mitos itu.

Memang benar, di masyarakat Barat ada industri pornografi. Ada keterbukaan membicarakan seks. Ciuman di tempat umum bagi sepasang kekasih adalah hal yang biasa. Tetapi semua ini hanya sebagian saja dari sosok masyarakat Barat mutakhir. Mereduksi masyarakat Barat hanya pada satu sisi ini ibarat menggambarkan gajah hanya ekornya, telinganya atau belalainya saja.

Setiap masyarakat (Barat atau Timur, Utara atau Selatan) selalu memiliki sifat-sifat yang kompleks, majemuk dan penuh unsur-unsur yang saling bertentangan. Oleh karena itu, keliru-selain berbahaya-membuat gambaran karikatural tentang sebuah masyarakat secara homogen dan mempertentangkan dengan masyarakat lain.

Yang patut dipertanyakan bukan sekedar apa sisi-sisi lain dari masyarakat Barat. Pertanyaan yang lebih penting ialah mengapa masyarakat kita tidak mempertimbangkan atau kurang berminat memperhatikan sisi-sisi lain itu? Tegasnya, mengapa masyarakat kita hanya atau lebih suka mempertimbangkan kehidupan seksual Barat, khususnya yang sensasional?

Perhatian masyarakat kita pada seksualitas "liberal" Barat itu malahan mungkin melebihi perhatian yang diberikan orang-orang Barat sendiri. Sementara mereka yang berciuman di tempat umum tak banyak berpikir atau memperbincangkan perilakunya, sebagian dari kita sibuk memperhatikan perilaku mereka itu, menonton atau menyimpan gambarnya, mengangan-angankannya dengan asyik, dan membahasnya sambil mengecam mereka di depan publik.

Memang benar, banyak film dari Amerika atau Eropa yang menampilkan adegan erotik. Pertanyaaan yang harus dijawab bukan hanya mengapa Barat memproduksi film semacam itu, tetapi juga mengapa masyarakat kita menggemarinya? Mengapa film-film yang diimpor dari Barat untuk dipasarkan di Indonesia justru kebanyakan yang semacam itu? Mengapa film semacam itu sangat laris dikonsumsi masyarakat kita? Bahkan mungkin lebih laris daripada di Barat.

Di samping memproduksi film murahan yang berbau semi pornografi atau penuh kekerasan darah, Barat juga menjadi pusat produksi film-film yang sangat filosofis, politis, etis, religius dan estetik. Mengapa film-film seperti itu tak diputar di Indonesia? Karena tak mendatangkan laba? Mengapa? Karena tak cukup laris? Karena publik Indonesia memang suka film yang penuh adegan seks? Mengapa? Karena esensi jatidirinya? Atau karena mereka dilatih berselera demikian oleh industri film?

Mengapa poster film di Indonesia selalu menonjolkan gambar yang paling merangsang dari adegan film yang diiklankan, biarpun adegan itu tidak penting dalam cerita film? Mengapa kaum ulama, kaum moralis dan kaum feminis di negeri ini tidak berbondong-bondong memprotes poster-poster film yang merendahkan martabat wanita itu? Mengapa para penonton film kita berteriak-teriak di gedung pertunjukan, ketika ada adegan "panas" di tengah pertunjukan yang tergunting sensor?

Masyarakat Barat bukanlah masyarakat yang serba suci atau lebih suci dari masyarakat lain. Tetapi "kebejatan" moral seks Barat yang dikecam di Timur biasanya tidak bersumber dari pengamatan dan pemahaman langsung kehidupan masyarakat Barat oleh masyarakat Timur. Mitos itu dibentuk orang Timur dan dihayati di Timur lewat apa yang dipertontonkan lewat media massa dan gosip. Persis mitos tentang Timur (sensual, komunal, eksotik, mistik) yang dibentuk antropologi Barat sejak zaman kolonial (orientalisme).

Pengetahuan yang paling ilmiah pun bisa keliru dan menyesatkan dalam menggambarkan realita sosial, apalagi film fiksi atau gosip. Keduanya bukanlah cerminan langsung dari realita masyarakat yang difiksikan. Masyarakat Barat tidak bisa dikenali hanya atau terutama dari film tentangnya, seperti masyarakat Indonesia tidak dapat dikenali dari apa yang digambarkan dalam film dan TV. Tidak jarang kedua realita itu saling bertentangan, walau berkaitan.


Quote:


Quote:

Komeng agan yang bersyukur hidup di budaya Timur..emoticon-thumbsup

Quote:

Ini yang pikirannya negatif duluan..emoticon-Big Grin

Quote:

Udah kaya Twitter aja yaa, ada follower2nya..emoticon-Big Grin

Quote:

Komeng yang ane demen..emoticon-Salaman

Quote:

Hehhe sori gan kalo berat, pengen membudayakan bikin thread yang bermutu, biar meminimalisir Junker..emoticon-Big Grin

Quote:


Terima kasih gan..emoticon-Angkat Beer Udah kebalik kali ya sekarang..timur jadi barat, barat jadi timur..emoticon-Big Grin

I emoticon-heartKASKUS – The Largest Indonesian Community
© 2013 ♣ Estrada130409
Diubah oleh Estrada130409 13-01-2013 15:44
0
55.1K
565
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.