Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ariesatAvatar border
TS
ariesat
mahluk luar angkasa dan Al-qur'an
IPTEK>ALQURAN DAN MAHLUK BERAKAL
DI LUAR PLANET BUMI
gliderz 11:58 Today
Al-Qur’an merupakan mu’jizat terbesar
sepanjang masa. Pertamakali dibukukan di
jaman Khalifah Abu Bakr, lalu
pembukuannya disempurnakan di jaman
Khalifah Umar bin Khathab. Sedangkan di
jaman Khalifah Utsman mulai ditetapkan
bentuk hurufnya serta diperbanyak
sehingga dikenal istilah Rosam Utsmani.
Ilmu tata bahasa al-Qur’an (nahwu dan
sharaf) mulai diperkenalkan di jaman
khalifah Ali bin Abi Thalib.
Salah satu keistimewaan al-Qur’an adalah
memungkinkan penafsirannya yang terus
berkembang dan selalu up to date. Salah
satu contohnya adalah yang terdapat di
dalam surat Ar-Ra’du (13) ayat 15.
Dan hanya kepada Allah-lah sujud (patuh)
“Man” yang ada di langit dan di Bumi, baik
dengan kemauan sendiri (taat), ataupun
terpaksa, begitupula bayang-bayangnya
(ikut sujud) di pagi dan petang hari (QS
13:15).
Ayat tersebut menjelaskan adanya “Man”
di langit dan di Bumi. Lalu siapakah yang
dimaksud “Man” di dalam ayat ini?
1. Di dalam tata bahasa al-Qur’an (arab)
“Man” menunjukan makhluk yang diberi
akal. Sedangkan makhluk berakal yang
diciptakan Allah swt ada 4, yaitu: Malaikat,
Iblis, Jin, dan Manusia. Oleh sebab itu
makhluk-makhluk lain seperti binatang,
tumbuhan, atau benda mati tidak bisa
disebut “Man” tetapi disebut “Maa”. Jika
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
maka “Man” bermakna “Siapa” dan “Maa”
bermakna “Apa”.
2. Ciri-ciri “Man” yang dimaksud di dalam
ayat di atas adalah:
a) Sujud dengan taat kepada Allah;
b) Sujud dengan terpaksa kepada Allah;
dan
c) Memiliki bayang-bayang.
Image
Ayat tersebut berbunyi: Walillahi yasjudu
Man fi ssamaawaati wal ardhi, jika
diterjemahkan menjadi: Dan kepada Allah
“Man” di langit dan di Bumi bersujud/
beribadah. Itu bunyi paraghraf pertama
dari ayat tersebut. Paraghraf ini
menjelaskan adanya “Man” di langit dan di
Bumi yang bersujud/beribadah kepada
Allah. Lalu dilanjutkan dengan kalimat:
Thou’an wa karhan wa dzilaluhum…., jika
diterjemahkan menjadi: Taat, dan
terpaksa, dan bayang-bayang mereka……
Paraghraf ini menjelaskan cirri-ciri “Man”
yang dimaksud pada paraghraf pertama.
Bahwa sujud/ibadahnya si “Man” yang
dimaksud di atas kadang kala taat, kadang
terpaksa, dan mereka memiliki bayang-
bayang.
3. Perlu diketahui lagi bahwa kata As-
samaawaati pada ayat tersebut berbentuk
jamak. Sehingga menjadi petunjuk bahwa
“Man” yang berada di luar planet Bumi
akan tersebar di banyak planet lain.
3. Jika melihat ciri-ciri tersebut diatas
maka tidak mungkin yang dimaksud “Man”
di dalam ayat tersebut adalah Malaikat,
karena Malaikat selalu patuh kepada Allah,
tidak pernah terpaksa, dan tidak memiliki
bayang-bayang.
4. Juga tidak mungkin yang maksud “Man”
di dalam ayat tersebut adalah Iblis, karena
Iblis tidak pernah taat kepada Allah serta
tidak memiliki bayang-bayang.
5. Dan tidak mungkin pula yang dimaksud
“Man” di dalam ayat tersebut adalah Jin.
Walaupun ada Jin yang taat dan terpaksa,
tetapi Jin tidak memiliki bayang-bayang.
6. Maka yang dimaksud dengan “Man”
pada ayat tersebut adalah makhluk seperti
manusia. Yaitu mahkluk yang kadang kala
taat, atau terpaksa serta memiliki bayang-
bayang. Oleh sebab itu, ayat tersebut
menjadi petunjuk adanya makhluk berakal
seperti manusia di luar planet Bumi.
Disamping “Man”, di luar planet Bumi pun
Allah swt pun menciptakan “Maa” dari
kelompok binatang melata. Sebagaimana
firman Allah swt di dalam surat An-Nahl
(16) ayat 49.
Dan hanya kepada Allah-lah sujud “Maa”
yang melata yang ada dilangit dan “Maa”
yang melata yang ada di Bumi. Dan para
Malaikat, dan mereka tidak
menyombongkan diri. (QS 16:49).
Ayat tersebut menjelaskan adanya “Maa”
dan “Malaikat” di langit dan di Bumi yang
selalu sujud kepada Allah serta tidak
sombong. Pada ayat ini tidak ada istilah
terpaksa, sebagai bukti bahwa Malaikat
dan “Maa” selalu sujud dengan taat
kepada Allah swt.
Mengakhiri pembahasan tentang makhluk
di luar Bumi maka silahkan simak firman
Allah swt di dalam surat Asy-Syura (42)
ayat 29.
Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya,
ialah menciptakan langit dan Bumi dan
“Maa” yang melata yang Ia sebarkan pada
keduanya. DAN IA MAHA KUASA UNTUK
MENGUMPULKAN (MEMPERTEMUKAN)
SEMUANYA (MAKHLUK LANGIT DAN
BUMI) APABILA IA BERKEHENDAK (QS
42:29).
Ayat tersebut menjadi petunjuk adanya
kemungkinan pertemuan (interaksi) antara
manusia yang ada di langit dengan
manusia yang ada di Bumi bahkan
kemungkinan saling berjodoh, tentunya
jika Allah swt sudah berkehendak. Wallahu
a’lam bishowab.
0
2.6K
20
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Supranatural
SupranaturalKASKUS Official
15.6KThread10.9KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.