Pukul 11.11 wib, terjadi kehebohan lagi. Tepat di angka cantik. Sayangnya bulan sekarang ini masih bulan oktober, belum nopember yang berarti tambah angka 11 di deretan angka-angka jam, menit dan bulannya. Kalo tahunnya, sudah jelas tahun 2011. Tepat pada menit yang tak sengaja ane lirik di phonsell ane, menit ke sebelas itulah terdengar suara dentuman keras, "Bruaaank.. " Begitu kira-kira suaranya.

Semua mata pada melongok ke luar, ke arah pintu masuk. Kasir-kasir yang tadinya sok sibuk pun serentak menghentikan aktifitas. Beberapa pengunjung lain mendekat, dan semua seolah terhipnoptis. Ternganga.

Satu orang jatuh terduduk dengan muka nyaris lebam, memerah. Ane kira itu bukan memerah karena luka-luka, tapi lebih mirip merahnya kepiting rebus. Merah karena menahan malu. Dan seolah semua tersedot pada hitungan mundur, 5 4 3 2 1... Ada beberapa orang yang tak kuasa menahan tawa.

Ane termasuk yang bisa menahan tawa, demi menjaga harga diri orang yang sedang terlunglai menahan sakit dan menahan malu. Betapa...
Itulah kejadian ke sekian kalinya seseorang mendadak jadi pusat perhatian. Seolah selebritis baru yang turun ke masyarakat umum. Ya. Sudah ke dua kalinya dalam satu hari ini, pintu masuk transparan yang terbuat dari kaca tebal itu memakan korban. Kalo pagi tadi seorang bocah kecil yang menabrak pintu kaca karena terlalu kencang dia berlari mendahului orang tuanya keluar dari ruang penukaran, sekarang seorang laki-laki dewasa yang bertampang necis lebih mirip bos-bos toke, terjungkal dan terduduk di ubin marmer karena dengan sekeras-kerasnya menabrak pintu kaca saat keluar.

Siapa yang salah ya Gan kalo udah begini? Apa kita harus menyalahkan pintu kaca karena ia berbentuk tebal tapi transparan, atau kita cukup menyalahkan petugas cleaning servis yang telah mendandani dan menyulap pintu kaca dengan deterjen andalannya sehingga bisa kinyis-kinyis tak berbayang saking kinclongnya, atau salahin saja korban yang tidak hati-hati melihat pemandangan di depan matanya?

Sampai kapan pintu kaca itu akan menelan korban, mungkin sampai pintu kaca itu diganti dengan pintu triplek saja, atau tetap kaca, tapi warnanya hitam.

Entahlah sampai kapan. Dan pada pukul 12 lewat 12 menit ini, ane selesai menuliskan kalimat-kalimat dokumenter yang menjadi saksi para penabrak kaca bening transparan. Apakah agan pernah mengalami penabrakan kaca seperti bapak-bapak yang ane ceritkan di atas tadi? Wallahu alam bissawab.

12.12 WIB