Salah satu penyebab kepadatan yang kerap terjadi di Ibukota ialah tidak sebandingnya pertumbuhan kendaraan dengan perkembangan ruas jalan. Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya bisa mengeluarkan kurang lebih 6.000 STNK tiap harinya.

"Sehari kita bisa mengeluarkan 6.000 STNK yang terdiri dari 5.000 kendaraan roda dua dan 1.000 STNK kendaraan roda empat. Itu terbukti pertumbuhan kendaraan di Jakarta sangat pesat," ujar Kepala Bagian Pembinaan Operasional Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto, saat ditemui di kantornya, Rabu (12/12).

Sementara pertumbuhan kendaraan yang ada meningkat 24 persen tiap tahunnya, lanjut Budiyanto, tidak dibarengi dengan perkembangan ruas jalan.

"Pertumbuhan kendaraan meningkat 24 persen tiap tahunnya tetapi perkembangan ruas jalan hanya tumbuh 0,01 persen tiap tahunnya," tutur Budiyanto lagi.

Dari perbandingan yang signifikan tersebut sudah terlihat jelas penyebab kemacetan di Ibukota.

Jumlah perbandingan antara pertumbuhan kendaraan dengan perkembangan ruas jalan yang berbanding jauh tersebut, bisa pula menyebabkan kecelakaan terhadap para pejalan kaki.

"Jadi seperti penyalahgunaan trotoar yang digunakan buat jualan menyebabkan pejalan kaki harus berjalan di badan jalan yang merupakan jalur sepeda motor. Tidak menutup kemungkinan pejalan kaki itu kemudian diserempet motor," papar Budiyanto.

Dalam Operasi Zebra Jaya 2012 pun tercatat sebanyak 31 pejalan kaki mengalami kecelakaan. "Ya itu sebabnya dominasi trotoar yang berubah fungsi menjadi tempat dagang," tambahnya.

Padahal seperti yang tertuang dalam UU No. 22 Tahun 1999 tentang Undang-Undang Lalu Lintas mengatakan harus ada space untuk pejalan kaki.

"Untuk itu, polisi meminta kepada stake holder terkait dalam hal ini Pemprov DKI untuk segera melakukan upaya perbaikan guna mendukung sarana dan prasarana bagi pejalan kaki. Adanya perhatian khusus bagi pejalan kaki dalam tata ruang perkotaan," imbuh Budiyanto.

EMBER