Jangan sekali-kali mengaku pecinta kopi, kalau belum coba minuman berkafein yang satu ini, Kopi Amungme namanya. Ini adalah kopi Arabika yang hanya dibudidayakan Suku Amungme di Timika, Papua.
Kopi Amungme sudah diperkenalkan pada tahun 1998 kepada masyarakat Suku Amungme, yang memang bermatapencaharian di bidang pertanian. Kemudian PT Freeport Indonesia membantu pengolahan produksinya pada tahun 2006.
Menurut Admin Hailand Agrforesty Departement, Harony Sedik, kopi khas Papua ini sudah mulai dilirik oleh salah satu perusahan kedai kopi berskala Internasional. Karena permintaan yang terlalu banyak, pabrik pengolahan Kopi Amungme ini belum berani memenuhi permintaan itu.
Pohon-pohon kopi ini tumbuh di lembah-lembah Amungme, sekitar 1.500-2.500 mdpl. Dalam hal perawatannya, pohon-pohon kopi ini hanya diberi pupuk organik, tanpa diberi bahan kimia seperti pestisida. Inilah yang membuat kopi menjadi harum.
Pabrik Kopi Amungme menjual kopinya dalam berbagai bentuk olahan. Mulai dari yang masih berbentuk biji kopi, bubuk yang masih kasar, hingga berupa bubuk yang sudah halus. Untuk kopi bubuk Amungme yang masih kasar ini, sisa ampasnya masih bisa digunakan sekali lagi.
Kopi ini memang tidak didistribusikan ke luar pulau. Jadi turis hanya bisa mencicipinya di sana. Hanya dengan harga Rp 80.000, Anda sudah bisa mendapatkan di pasar swalayan yang ada di Timika. Kalau ingin mendapatkan harga yang sedikit miring lagi, kita bisa mendapatkannya dengan merogoh kocek Rp 45.000 dengan membeli langsung di pabriknya.
Gambar pada bungkus kopi ini cukup mewakili kekhasan dari Papua, yaitu pegungan Grasberg dan taring babi. Desain bungkusnya saja unik, bagaimana cita rasa kopinya ya?