- Beranda
- Berita dan Politik
Berkat 'Orang Dalam', PKL Aman Berjualan di Halte
...
TS
Geblekpisan
Berkat 'Orang Dalam', PKL Aman Berjualan di Halte
Berkat 'Orang Dalam', PKL Aman Berjualan di Halte
JAKARTA, KOMPAS.com - Alih fungsi fasilitas dan ruang publik bukanlah pemandangan baru di Jakarta. Saking biasanya, kebanyakan warga dan pelaku penyerobotan sudah menganggap hal itu sebagai kewajaran.
Pemandangan demikian bisa terlihat di sepanjang Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Beberapa halte yang sebenarnya diperuntukkan bagi calon penumpang angkutan umum dengan sengaja dipergunakan sebagai lokasi dagang. "Sudah 10 tahun gelar dagangan di sini, enggak ada yang melarang kok," kata Kardi, pedagang helm di halte pertigaan Jalan Siaga, Kalibata, Jaksel, Senin (10/12/2012).
Ia menjelaskan, sudah beberapa kali terjadi penertiban atas para pedagang kaki lima yang berjualan di atas trotoar maupun halte di kawasan itu. Namun, ia sendiri selalu berhasil lolos berkat informasi "orang dalam". Ia enggan menjelaskan siapa dan dari instansi mana "orang dalam" tersebut.
"Sehari sebelum razia sudah dikasih tahu, jadi enggak pernah kena (razia)," kata pria yang tinggal di Rawamangun, Jakarta Timur itu.
Jaminan keamanan dan informasi razia bisa diperoleh Kardi lantaran rutin memberikan setoran kepada pihak-pihak yang berkepentingan.Setiap bulan ia menyisihkan keuntungan usaha sebesar Rp 150.000. "Ada yang ngambil untuk disetor ke aparat pemerintahan. Terus, ada lagi Rp 10.000 per bulan untuk uang keamanan di sini," ujar Kardi.
Situasi serupa terlihat pula di tiga halte lain di Jalan Raya Pasar Minggu. Trotoar dan halte digunakan untuk menjejerkan motor dan onderdil hingga pernak-pernik kendaraan. Ada juga halte yang dimanfaatkan sebagai warung kopi sebagaimana terlihat di dekat pertigaan Duren Tiga.
Kepala Seksi Penertiban dan Operasi Satpol PP Jakarta Selatan Bambang Budiwibowo berdalih, penertiban belum bisa dilaksanakan lantaran personel Satpol PP Jaksel sedang mengikuti pelatihan. Padahal alih fungsi dan penyerobotan sarana publik tersebut bukan kondisi yang baru terjadi.
"Personel sedang mengikuti pelatihan. Nanti setelah tanggal 15 (Desember) akan kita jadwalkan," kata Bambang, Senin.
Ia berharap, untuk saat ini masalah tersebut bisa ditangani petugas penertiban dari kecamatan setempat. Sayangnya, Camat Pasar Minggu Amin Haji belum dalam dikonfirmasi terkait masalah ini.
Biang Kerok
eeeyyyaa.. susah gan jaman skrg semua juga bs jadi duit..
Spoiler for Ilustrasi:
JAKARTA, KOMPAS.com - Alih fungsi fasilitas dan ruang publik bukanlah pemandangan baru di Jakarta. Saking biasanya, kebanyakan warga dan pelaku penyerobotan sudah menganggap hal itu sebagai kewajaran.
Pemandangan demikian bisa terlihat di sepanjang Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Beberapa halte yang sebenarnya diperuntukkan bagi calon penumpang angkutan umum dengan sengaja dipergunakan sebagai lokasi dagang. "Sudah 10 tahun gelar dagangan di sini, enggak ada yang melarang kok," kata Kardi, pedagang helm di halte pertigaan Jalan Siaga, Kalibata, Jaksel, Senin (10/12/2012).
Ia menjelaskan, sudah beberapa kali terjadi penertiban atas para pedagang kaki lima yang berjualan di atas trotoar maupun halte di kawasan itu. Namun, ia sendiri selalu berhasil lolos berkat informasi "orang dalam". Ia enggan menjelaskan siapa dan dari instansi mana "orang dalam" tersebut.
"Sehari sebelum razia sudah dikasih tahu, jadi enggak pernah kena (razia)," kata pria yang tinggal di Rawamangun, Jakarta Timur itu.
Jaminan keamanan dan informasi razia bisa diperoleh Kardi lantaran rutin memberikan setoran kepada pihak-pihak yang berkepentingan.Setiap bulan ia menyisihkan keuntungan usaha sebesar Rp 150.000. "Ada yang ngambil untuk disetor ke aparat pemerintahan. Terus, ada lagi Rp 10.000 per bulan untuk uang keamanan di sini," ujar Kardi.
Situasi serupa terlihat pula di tiga halte lain di Jalan Raya Pasar Minggu. Trotoar dan halte digunakan untuk menjejerkan motor dan onderdil hingga pernak-pernik kendaraan. Ada juga halte yang dimanfaatkan sebagai warung kopi sebagaimana terlihat di dekat pertigaan Duren Tiga.
Kepala Seksi Penertiban dan Operasi Satpol PP Jakarta Selatan Bambang Budiwibowo berdalih, penertiban belum bisa dilaksanakan lantaran personel Satpol PP Jaksel sedang mengikuti pelatihan. Padahal alih fungsi dan penyerobotan sarana publik tersebut bukan kondisi yang baru terjadi.
"Personel sedang mengikuti pelatihan. Nanti setelah tanggal 15 (Desember) akan kita jadwalkan," kata Bambang, Senin.
Ia berharap, untuk saat ini masalah tersebut bisa ditangani petugas penertiban dari kecamatan setempat. Sayangnya, Camat Pasar Minggu Amin Haji belum dalam dikonfirmasi terkait masalah ini.
Biang Kerok
eeeyyyaa.. susah gan jaman skrg semua juga bs jadi duit..
0
2.6K
22
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
676.5KThread•46.2KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya