StressMetaLAvatar border
TS
StressMetaL
[KPCI] Savana Tanah Jawa, Taman Nasional Baluran 20-21 Juli 2012

Sepotong Cerita Perjalanan Kayuh Pedal Cumbu Indonesia




Untuk supportnya, terima kasih...
Spoiler for terima kasih:



Membelah Malam Hutan Baluran

Rasanya belum lama saya tidur, alarm yang di-settingjam tiga pagi sudah berbunyi tepat di samping kiri telinga saya. Malas rasanya untuk keluar dari sleeping bag andaikata sekarang bukan sahur pertama saya di bulan puasa tahun ini. Suara pengajian terdengar dari speaker mesjid yang entah ada dimana, sesekali diselingi suara orang yang membangunkan sahur.

Agar-agar yang saya masak semalam masih berada ditempatnya, didalam panci trangia yang saya taruh di pojok ruangan, tepat disamping kompor. Namun tidak juga saya sentuh, padahal saya memasaknya untuk sahur pagi ini. Saya lebih memilih memasak mie sebagai menu sahur pertama saya ini, lebih hangat dan pas untuk dinikmati, sepertinya. Biarlah agar-agar itu tetap mengeras sebagai menu sarapan Cliff pagi nanti karena dia tidak ikut puasa.

Cliff terlihat pulas didalam sleeping bag dengan slayer yang menutup matanya. Suara alarm, suara dari mesjid ataupun suara dari aktifitas saya memasak sama sekali tidak membuat tidurnya terjaga. Lelah setelah gowes kemarin dan tidur larut semalamlah yang mungkin membuat dia nyenyak menyelami mimpinya di ruangan ini. Ruangan di belakang information center Taman Nasional Baluran yang berukuran 3x3 meter berdinding setengah badan saya.

Kemarin sore di hari ke -39 Kayuh Pedal Cumbu Indonesia, selepas ashar kami melanjutkan perjalanan menuju Taman Nasional Baluran. Dimulai dari Kedai Kopi Garasi tempat kami bermalam sebelumnya, kami menempuh perjalanan sekitar 60 km. Perjalanan malam yang cukup membuat lelah badan setelah diawal gowes kami memilih memacu sepeda kami secepat mungkin guna menghindari malam di jalan lintas utara yang membelah hutan Baluran. Alih-alih menghindari kemalaman, ternyata malah membuat fisik saya kedodoran jika terus memaksa memacu sepeda saya terlalu cepat. Alhasil hutan Baluran pun kita nikmati setelah gelap tiba.

Selepas Banyuputih, disambut papan besar tanpa lampu bertuliskan "Selamat Datang di TN Baluran", jalanan berubah menjadi gelap gulita tanpa lampu jalan ataupun lampu dari rumah-rumah, kami sudah memasuki hutan Baluran. Cahaya lampu sesekali datang dari kendaraan-kendaraan yang lewat. Kiri dan kanan kami adalah hutan dengan pepohonan tinggi ataupun semak belukar. Beruntung cuaca cerah sehingga bulan dan bintang-bintang membantu mata untuk dapat melihat sekeliling kami. Sepeda dikayuh lambat, menikmati suasana yang tenang dan indah dimalam hari. Jalanan aspal cukup bagus membelah hutan membantu roda sepeda melintas dengan aman dan nyaman. Sesekali lampu dan suara mesin kendaraan menemani perjalanan malam kami diatas jalur yang bervariatif.
Spoiler for kpci:


Di pinggir jalan beberapa kali terlihat bangunan kayu untuk istirahat para pengemudi yang melintas. Di salah satu bangunan itu kami sempat beristirahat sebentar melepas lelah. Waktu menunjukkan pukul setengah delapan malam. Cukup lama kami beristirahat di bangunan dari kayu itu. Tanpa lampu, hanya suara-suara angin dari pepohonan di sekitar kami yang menemani. Sesekali kendaraan-kendaraan lewat menerangi jalan di depan kami. Suasana sangat tenang dan tenteram di pinggir jalan ini adalah pengalaman pertama kami sepanjang perjalanan KPCI.

Jalanan mulai menurun ketika kami semakin mendekati kantor Taman Nasional Baluran. Nyaris tanpa kayuhan kami meluncur menikmati setiap mulusnya aspal jalur utara jawa ini.

"“Monyeeet!!!!!!”", teriak saya kepada supir pick upyang menyalip truk didepannya, berlawanan arah dengan saya. Padahal saya telah memberi isyarat dengan lampu sepeda saya sebelum supir itu menyalip truk.

“"Baangsattt !!!"” , Cliff ikut mengumpat kepada supir itu. Rupanya dia yang berada di belakang saya pun merasa terganggu dengan ulah sang supir yang mobilnya hampir menyenggol sepeda saya.

Perjalanan bersepeda memang penuh dengan resiko, membutuhkan kehati-hatian ekstra. Apalagi ketika hari mula gelap seperti malam ini, kejadian seperti itu mungkin bisa terulang lagi.

Beberapa ratus meter ke depan, terlihat remang-remang cahaya lampu, menandakan kantor Taman Nasional sudah di depan mata. Kantor yang berada di daerah Bajulmati inipun akhirnya terlihat. Memperlambat laju sepeda, mata saya berkeliling mencari warung. Perut ini sudah minta diisi. Tepat di depan sebuh warung nasi disamping gerbang Taman Nasional kami berhenti. Nasi kare beserta teh madu lah pilihan kami.
Spoiler for kpci:


"Sudah sampai mana,kk ?”" isi sms di hape saya. Disitu tertera nama Albertus Pamungkas pengirimnya.

"“Udah sampe, ni lagi mau makan diwarung samping TN"” balas saya menjawab pertanyaannya.

Beberapa obrolan singkat sesudahnya lewat sms memberi kabar bahwa Albertus Pamungkas –yang setelahnya saya tahu nama panggilannya adalah Agung akan menghampiri kami kesini. Hanya sekedar bertemu dulu sebelum esok akan bersama-sama gowes memasuki TN Baluran.

Setengah jam kemudian Agung datang menghampiri kami yang sedang makan. Rumahnya memang tidak telalu jauh dengan TN, menggunakan motor malam ini akhirnya kami bertemu juga dengan orang yang beberapa hari ini rajin menanyakan posisi kami.yang membuat saya kaget, ternyata dia masih bersekolah, SMP pula. Namun semangat gowesnya melebihi kami , terbukti pada saat gowes keesokan harinya bersama kami menyusuri kawasan TN Baluran.
Spoiler for kpci:


Setelah selesai makan, kami menuju pos jaga Taman Nasional Baluran. Numpang bermalam dulu di sini sebeelum esok pagi masuk lebih dalam ke kawasan TN. Agung pun pamit pulang, sementara kami diantar menuju tempat dmana kami bisa beristirahat.
Spoiler for kpci:






Afrika Van Java

Agung datang sekitar jam setengah sepuluh, menggunakanjersey sepeda lengkap dengan helm dan sepatu, siap mengantar kami menuju kawasan TN. Kami bersiap-siap, mandi dan packing barang bawaan. Rencananya kami gowes dengan bawaan yang tetap menempel disepeda. Bleki dan Sibiru kami parkirkan di depan plang besar bergambar banteng dan rusa berlatar belakang savana cokelat dan gunung Baluran bertuliskan "Welcome to Baluran, complete your adventure". Bersama Bleki dan si Biru berdiri dengan gagah pula sepedanya Agung.
Spoiler for kpci:

Setelah membayar tiket masuk sebesar dua ribu lima ratus rupiah, kami mulai melanjutkan perjalanan. Menuju savana Bekol berjarak dua belas kilometer dari sini. Jalanan awalnya beraspal agak bagus beberapa ratus meter,dan kemudian aspal rusak. Menikmati TN Baluran dengan sepeda cukup mengasyikkan, banyak pemandangan yang lebih bisa dilihat dibanding menggunakan motor atau mobil. Jalanan bervariasi naik turun ataupun datar. Di kanan kiri kami adalah rerumputan tinggi dan pepohonan yang jarang. Panas cuaca terbantu oleh angin yang berhembus.

Di tengah perjalanan, ada papan petunjuk bertuliskan "sumur tua,10 m", kami coba untuk melihat namun tidak juga menemukan sumur yang dimaksud. Yang ada tangan dan kaki gatal-gatal terkena semak dan pohon merambat. Jalanan yang rusak dan beban yang masih menempel di sepeda memberikan sensasi tersendiri untuk mengendarainya. Memilih jalan yang lumayan bagus atau mau tidak mau melewati jalan berbatu cukup membuat seru perjalanan. Apalagi jika kebetulan jalan yang dilewati menanjak, siap-siap memindahkan gigi. Telat sedikit maka kayuhan bertambah berat. Atau ketika menurun,kerikil malah membuat roda bisa bergeser dan licin.

Agung dengan jiwa mudanya terlihat sangat bersemangat. Cara mengayuh sepedanya memperlihatkan kemahirannya. Beberapa kali dia berada di depan dan menunggu kami di bawah bayangan pohon yang teduh.
Spoiler for kpci:



bersambung ke bawah
Diubah oleh StressMetaL 07-12-2012 11:58
0
9K
77
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Catatan Perjalanan OANC
Catatan Perjalanan OANCKASKUS Official
1.9KThread1.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.