StressMetaLAvatar border
TS
StressMetaL
[KPCI] Barat Dewata, Taman Nasional Bali Barat 23 - 24 Juli 2012

Sepotong Cerita Perjalanan Kayuh Pedal Cumbu Indonesia





Untuk supportnya, terima kasih...
Spoiler for terima kasih:



Memasuki Pulau Dewata
Cliff akhirnya membawa impiannya mengajak Sibiru ke tanah Dewata, sementara Bleki yang baru seumur jagung tentu ikut senang pula. “Sibiru, selamaaattt!! Eludan penunggang lu emang juara!!”

Hari ini adalah hari ke – 43 perjalanan Kayuh Pedal Cumbu Indonesia. Tengah malam kami menginjakkan kaki di pulau Bali, mencari kantor Taman Nasional Bali Barat (TNBB) atau Polsek Gilimanuk untuk beristirahat. Mengayuh sepeda memasuki kawasan TNBB sepanjang jalan keluar dari pelabuhan, kami melihat ada pos polisi di depan dengan seorang petugas dan lampu tongkat merah di tangannya. Kami menghampiri sekalian beristirahat sambil bertanya dimana tempat yang kami cari itu berada. Sepiring pepaya dipotong panjang beliau suguhkan dan tidak malu-malu kami sikat. Ternyata kantor TNBB terletak di seberang pos itu dengan pintu gerbangnya kira-kira berjarak lima puluh meter saja dari sini. Kami pun pamit untuk menuju kesana.

Gerbang kantor terbuka, namun gelap dan tidak ada penjaganya. Satu bangunan terlihat terang, namun juga tidak ada tanda-tanda kehidupan. Mungkin sudah tertidur karena waktu juga menunjukkan pukul satu malam. Kami memutuskan untuk menuju bangunan yang paling terang itu, yang ternyata adalah information center. Ada beberapa meja panjang di sana, colokan listrik juga tersedia, selain juga ada kamar mandinya.

“Cocok untuk beristirahat di sini sampai besok pagi” kata saya.

Sebelum beristirahat, kami membuka bekal nasi bungkus pemberian ibunya Agung ketika di Banyuwangi kemarin. Nasi, ayam dan telur kami santap, kebetulan jam juga sudah menunjukkan waktunya sahur. Selesai makan dan bersih-bersih, merebahkan diri di atas bangku panjang untuk tidur sedangkan Cliff memilih tidur di lantai dengan kantung tidur sebagai alasnya.

Tidak ada yang membangunkan kami ketika hari beranjak siang, orang-orang malah berlalu lalang tanpa mengusik kehadiran dua orang keren yang sedang tidur ini. Saya tahu ketika saya terbangun dan pura-pura tidur, orang-orang beraktifitas tanpa terganggu dan mengganggu keberadaan kami. Mungkin mereka tahu kami kelelahan, hehehe. Jam sembilan baru ada yang menepuk kaki saya tanpa berbicara apa-apa. Saya pun bangun ketika dia pergi dan juga membangunkan Cliff. Bersih-bersih badan kemudian menuju tempat Bleki dan Sibiru di parkir.

Mengawali Perjalanan

Ibu Dewi, petugas kantor Balai TNBB membuatkan kami simaksi untuk dapat mengunjungi kawasan taman nasional dengan membayar tiket sebesar dua ribu lima ratus rupiah per orang. Kami pun diberi pin bergambar lambang TNBB secara cuma-cuma. Gerimis membuat kami duduk-duduk kembali, namun ternyata gerimis ini sangat sebentar dan kemudian cerah cenderung panas. Kami pun beranjak meninggalkan kantor untuk menuju kawasan taman nasional.

Memulai perjalanan melintasi jalur utara Bali yang awalnya merupakan bagian dari taman nasional. Aspal bagus dan besar ditutupi bayangan pohon membuat teduh perjalanan kami. Kera-kera berada di pinggir jalan tidak takut oleh manusia ataupun kendaraan yang lewat. Setelah kira-kira dua kilometer, kami belok kiri masuk ke kawasan TNBB. Jalanan aspal kecil lah yang mengawali perjalanan memasuki daerah ini. Ada beberapa rumah di kanan jalan ketika baru memasuki jalan ini, dengan sapi-sapi Bali yang dibiarkan berkeliaran bebas. Tidak sampai satu kilometer, sampailah kami di pos pertama TNBB yaitu Kantor Tegal Bunder. Disini kami perlihatkan simaksi dan bertanya kemana kira-kira bagusnya perjalanan kami di dalam kawasan taman nasional. Selain itu juga kami mencari warung untuk keperluan logistik karena berencana untuk bermalam di dalam kawasan. Namun ternyata warung terakhir adalah yang kami lewati di pinggir jalan besar sebelum masuk ke sini, alhasil kami mau tidak mau kembali lagi ke sana agar mendapatkan logistik.

Kembali ke pos jaga,petugas pos memberikan dua pilihan yaitu yang pertama ke kiri melewati hutan, pura dan pinggir pantai lalu ke teluk Brumbun dan kembali lagi ke pos ini dengan jalur yang berbeda. Yang kedua ke kanan mengunjungi penangkaran Jalak Bali. Kami memilih jalur pertama dengan titik bermalam di teluk Brumbun karena di sana ada pos jaga.

Lautan Indah VS Lautan Sampah

Awal perjalanan dilalui di atas aspal kurang lebih hanya beberapa ratus meter saja, kemudian jalan berubah menjadi aspal rusak dengan batu-batu kecil sehingga kami harus pintar memilih jalan untuk dilalui. Namun disinilah serunya petualangan di TNBB. Rimbunnya pohon membuat teduh sepanjang perjalanan di kawasan ini. Suara burung juga membuat suasana asri yang sangat layak dinikmati oleh kami ataupun orang lain yang berkunjung. Beberapa tanjakan tidak curam maupun turunan yang juga tidak curam menghiasi perjalanan kami. Kontur seperti ini membuat saya tidak bosan untuk menikmatinya, ditambah adanya kera-kera yang bergelantungan di pohon membuat saya merasa terhibur.

Setengah jam mengayuh, kami berada di pinggir pantai dengan pasirnya yang putih kecokelatan yang sebagian ditutupi oleh pohon-pohon bakau. Sempat berhenti sejenak, gunung Merapi Jawa Timur terlihat gagah di seberang sana, sementara kapal-kapal ferry yang melayani rute Ketapang – Gilimanuk atau sebaliknya kadang terlihat.
Spoiler for kpci:


Memasuki pantai, keasrian alam TNBB pun terganggu oleh tumpukan sampah-sampah yang kebanyakan berupa gelas bungkus mie instan. Rupanya sampah-sampah ini berasal dari kapal-kapal yang melintas di perairan ini, terbawa ombak yang menggiringnya ke pantai. Menumpuk dan terus menumpuk membuat pantai seperti menjadi tempat pembuangan sampah. Padahal semalam di kapal saya sempat melihat tulisan “dilarang membuang sampah ke laut” yang tertempel di dinding kapal. Namun sayang, peringatan hanyalah peringatan, nyatanya pertugas kapal jugalah yang membuang sampah yang sudah terkumpul di kapal ke laut. Mengerikan!!
Spoiler for kpci:


Cliff dan saya mulai bergerak di sekitar pantai untuk mencari sampah botol plastik. Disinilah titik kedua setelah di Semeru beberapa waktu lalu kami mengumpulkan 78 buah sampah botol plastik. Memunguti sampah botol plastik di sini membutuhkan kejelian karena kadang si sampah berada diantara semak-semak ataupun di pinggir jalan. Mata kami bekerja tengok kanan kiri untuk mencarinya.
Spoiler for kpci:

Satu per satu botol kami kumpulkan dan dimasukkan ke dalam plastik lalu diikatkan ke tas sepeda, dibiarkan menggantung di belakangnya. Kemudian kami mengayuh kembali mengikuti jalan batu dan juga terkadang pasir. Beberapa kali berhenti ketika melihat botol plastik di kiri atau kanan kami, memungutnya dan kemudian kami bawa.
Spoiler for kpci:

Pura Di Barat Dewata

Tak lama kemudian kami sampai di pos kedua TNBB, yaitu Kantor Resort Prapat Agung dan disambut oleh seorang penjaga. Pos ini berada di pinggir pantai dengan satu bangunan kayu di depan kantor yang tidak terlalu besar. Disini kami mengisi buku tamu dan juga memperlihatkan simaksi yang kami bawa.
Spoiler for kpci:




bersambung ke bawah
Diubah oleh StressMetaL 07-12-2012 11:52
0
4.4K
23
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Catatan Perjalanan OANC
Catatan Perjalanan OANCKASKUS Official
1.9KThread1.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.