Pengusaha asing tak akan hengkang, meski UMP buruh dinaikkan.


VIVAnews - Ekonom Standard Chartered Bank, Eric Sugandi, menyatakan bahwa pengusaha asing tidak akan hengkang dari Indonesia, meski upah minimum provinsi (UMP) buruh dinaikkan.

Sebab, menurut dia, para pengusaha tersebut melihat market Indonesia selalu menguntungkan.

Eric menuturkan, setidaknya ada empat sebab pengusaha tidak akan hengkang dari dalam negeri. Pertama, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS maupun beberapa mata uang asing lainnya masih rendah. Kondisi ini turut dipengaruhi oleh perbaikan pertumbuhan ekonomi maupun inflasi yang masih terjaga.

"Potensi pasar di Indonesia bagus. Kalau mereka keluar dari Indonesia, maka pangsa pasarnya akan direbut pesaing. Dan kalau mau masuk ke Indonesia lagi, jadi tidak mudah," kata dia di Jakarta, Rabu 5 Desember 2012.

Kedua, dia menambahkan, pengusaha di sini sudah menguasai transportasi atau jalur distribusi untuk penjualan produk barang atau jasanya. Tentunya, bila harus relokasi pabrik, perusahaan harus mengeluarkan biaya investasi lagi.

Ketiga, Eric melanjutkan, adanya pertimbangan risiko pengusaha atas pangsa pasarnya yang dikhawatirkan bisa direbut oleh pengusaha lain. Sebab, dia sudah menguasai pangsa pasar di Indonesia.

Keempat, tingkat upah dasar yang dibandingkan negara lain bahwa upah minimum buruh di Indonesia dinilai masih rendah.

"Ada kemungkinan, kalau kenaikan UMP itu diikuti transformasi tenaga kerja dari yang nilai tambahnya rendah ke tinggi. Tapi, itu butuh waktu dan sistem pendidikan yang ada. Ke depan, memang harusnya ke sana, kita butuh transformasi," tegasnya. (art)
sumber
apa gara2 ini para buruh jadi makin getol buat dema-demo soalnya yakin klo pengusaha kagag bakal kabur???