Kepergian Diego Mendieta menimbulkan respon dari sejumlah kalangan. Selain dari pemain, APPI, dan PT Liga Indonesia, PSSI sebagai induk sepak bola Indonesia belakangan juga angkat suara terkait meninggalnya legiun asing asal Paraguay yang memperkuat Persis Solo.

"Kami ikut berduka atas meninggalnya Diego Mendieta. Kami juga sudah " kata Sekjen PSSI, Halim Mahfudz di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Selasa (4/12).

Halim juga menambahkan bahwa pihak PSSI akan memberikan bantuan atas kejadian ini. Bantuan itu, sambung Halim, berupa pemulangan jenazah Diego Mendieta ke Paraguay.

"PSSI sendiri sudah mengirim surat kepada federasi sepak bola Paraguay dan PSSI siap membantu semaksimal mungkin untuk mengurusi pemulangan jenazah. Namun, kami baru mendengar jenazah akan dimakamkan di Indonesia," jelas Halim.

Diego Mendieta sendiri menghembuskan nafas terakhir di tanah perantauan pada Senin (3/12). Berdasarkan informasi yang didapat, striker asal Paraguay itu meninggal dunia lantaran komplikasi penyakit.

Menurut pasoepati.net, Diego sendiri sebelumnya sudah tiga kali berpindah rumah sakit. Awal November 2012, ia harus dilarikan ke RSI Yarsis Solo. Dalam pemeriksaan, Diego didiagnosis menderita tifus dan harus dirawat selama sepekan.

Selepas keluar, Diego nyatanya tak langsung sembuh. Empat hari kemudian, ia dibawa ke di RS PKU Muhammadiyah Solo. Namun dalam perawatan itu, penyakit Diego tak teridentifikasi. Lantas, ia pun dirujuk ke RS Moewardi. Di sana, ia dirawat hingga mengembuskan napas terakhir.

Ironisnya, dalam masa perawatan hingga tutup usia, Diego dilaporkan kesulitan membiayai beban rumah sakit. Hal ini karena gaji dan bonus dari piihak klub Persis Solo tak kunjung didapat. Karena hal itu pula, Diego batal pulang ke Paraguay untuk melanjutkan proses penyembuhan.