TAK puas dengan kekalahan tahun 1948 dan 1967,negara-negara Arab bersaudara kembali melakukan serangan ke Israel pada 1973. Ini merupakan salah satu perang defensif terbesar Israel dalam sejarah eksistensinya. Bertepatan dengan hari raya Yom Kippur tanggal 6 Oktober, ratusan ribu tentara Arab dari negara Suriah, Mesir, Yordania, dan Irak menyerbu Israel secara tiba-tiba dengan niat melenyapkan negara itu, tanpa mempedulikan umat Yahudi yang tengah khusyuk merayakan hari sucinya. Sungguh jumlah tentara koalisi yang sangat besar, hingga 180 tank Israel harus berhadapan dengan 1400 tank Suriah di Golan Height. Sedangkan di Suez, kurang dari 500 prajurit Israel harus berhadapan dengan 80.000 tentara Mesir.







Yom Kipur War dimulai dengan serangan dadakan Mesir ke kawasan Israel, khususnya pertahanan terdepan Israel, Barlev Line, yang berada di terusan Suez. Pasukan Mesir yang terdiri dari sejumlah divisi Infanteri dan Kaveleri dalam serbuan yana dilancarkan pada tanggal 6 Oktober 1973 itu strategi dan persenjataannya lebih matang. Pengalaman perang 6 hari tahun 1967 yang mengakibatkan kekuatan udara dan divisi Kavalerinya porak-poranda dan telah membuat Mesir lebih waspada dan siap.

namun meski mesir mengaku belajar dari kekalahannya pada perang 1967, tetapi "hasil belajar" tersebut rupanya tidak membuahkan hasil. Meski begitu banyak alat-alat dan personel perang dikerahkan, lagi-lagi negara Arab bersaudara kalah dan menuai banyak korban serta kerugian materi.

Adapun rincian kekuatan tempur koalisi Arab pada perang Yom Kippur adalah sebagai berikut:

Mesir:
800.000 tentara
2.400 tank
2.400 pengangkut lapis baja
1.120 artileri
690 pesawat tempur
161 helikopter
104 kapal perang

Suriah:
150.000 tentara
1.400 tank
800 pengangkut lapis baja
600 artileri
350 pesawat tempur
36 helikopter
21 kapal perang

Irak:
60.000 tentara
700 tank
500 pengangkut lapis baja
200 artileri
73 pesawat

Sementara "little tiny Israel" hanya memiliki:

415.000 tentara
1.500 tank
3000 pengangkut lapis baja
945 artileri
561 pesawat
84 helikopter
38 kapal perang

Perang Yom Kippur 1973, kembali membuktikan kemampuan sebuah negara Yahudi yg di akui oleh beberapa golongan sebagai bangsa pilihan Tuhan,dalam menghadapi ancaman negara-negara Arab di sekitarnya. Israel memang pernah terdesak saat melawan Hezbollah,dan pernah mengalami pembataian oleh rezim nazi hitler.namun eksistensinya tetap utuh hingga saat ini. tetapi kekalahan Israel itu tidaklah sebanding dengan kekalahan negara-negara Arab sekitarnya saat menyerang Israel. Dan kekalahan bangsa-bangsa Arab yang paling besar, adalah eksistensi negara Israel hingga kini.

nb : Ts hanya menshare info tidak bermaksud SARA atau mendukung suatu negara


tidak nolak

nolak