Dalam kunjungannya, Dede Yusuf didampingi istrinya Sendy Yusuf dan diterima langsung oleh Kepala Lapas R Mulyana beserta istri. Wagub sengaja membawa istri untuk meninjau para narapidana wanita yang ada di lapas tersebut.

Dede terkesima melihat lapas Garut yang sangat manusiawi karena selain dilengkapi fasilitas memadai juga terdapat pelatihan berbagai keterampilan, mulai dari produksi bulu mata, ukiran bambu sampai perbengkelan.

"Tapi masih ada satu yang kurang yaitu fasilitas kesenian, para napi dan tahanan juga perlu penyaluran jiwa seni sebagai bagian dari terapi psikologis," ujar Dede.

Karena itu, Dede yang juga ketua Ranham Jabar ini mengatakan, pihaknya akan mengupayakan agar seluruh lapas di Jawa Barat difasilitasi alat-alat kesenian mulai dari band, marawis, gambus, gamelan, calung hingga angklung.

Menurut Dede, setiap orang termasuk napi dan tahanan memiliki sisi jiwa seni yang tidak bisa mati. Justru menurutnya jiwa seni tersebut harus disuburkan guna mencegah dan menekan dorongan untuk berbuat melanggar hukum.

"Agar setelah keluar dari lapas, para saudara kita ini tidak kering jiwanya, tapi subur dengan nilai seni dan cinta kasih, maka itu saya akan upayakan agar fasilitas seni bisa diadakan di seluruh lapas se Jawa Barat," ujar Dede saat menyapa para penghuni lapas.

Sementara itu, Sendy Yusuf menilai program pembinaan Lapas Garut layak dicontoh oleh lapas lainnya, bukan hanya di Jawa Barat melainkan juga se Indonesia.

Menurut Sendy, dengan pembinaan yang manusiawi, maka lapas tidak akan lagi mencetak kriminal yang lebih lihai dan profesional sebagaimana dipersepsikan publik dewasa ini.

"Konsep pembinaan di lapas yang manusiawi akan menumbuhkan jiwa-jiwa kemanusiaan. Ini yang harus dijaga tanpa mengurangi nilai ketegasan untuk menimbulkan efek jera," tegas ketua Yayasan Batik Jawa Barat ini.