Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

soiponAvatar border
TS
soipon
{PPI Berlin VS Marzuki Alay} PPI Berlin Bantah Pernyataan Marzuki Alie
Kamis, 22 November 2012 | 17:26 WIB
PPI Berlin Bantah Pernyataan Marzuki Alie

TEMPO.CO, Berlin - Ketua Umum Persatuan Pelajar Indonesia di Berlin, Yoga Kartiko, membantah bahwa pihaknya tidak berkonsolidasi terlebih dahulu dengan kedutaan besar dan rombongan Badan Legislatif yang mengunjungi Jerman. "Kami tanya ke KBRI agendanya apa, ternyata tidak ada tanggapan. Akhirnya kami cari sendiri," ujar Yoga pada Tempo di Berlin, Kamis, 22 November 2012.
Yoga melanjutkan, kerabat PPI, Nahdatul Ulama cabang istimewa di Berlin, juga ikut mengirim surat. Namun, surat ini tidak ditanggapi pula. "Akhirnya kami mengikuti Badan Legislatif DPR ke DIN," kata Yoga.

Yoga juga mengklarifikasi pernyataan Ketua DPR Marzuki Alie soal diskusi. “Kami tidak pernah menolak untuk berdiskusi. Dan memang tidak pernah ada undangan diskusi,” ujar Yoga.

Dan soal menguntit, kata Yoga, bagi PPI hal tersebut sah. “Bukan menguntit, tapi mengawasi. Dan pejabat publik berhak diawasi siapa pun. Diawasi rakyatnya,” ujar dia. “Ya, tapi itu hak Pak Marzuki Ali bilang seperti itu.”



Marzuki berkomentar mahasiswa PPI Jerman yang menguntit anggota Baleg seperti mengawasi maling. Marzuki meragukan laporan PPI. Menurut dia, PPI seharusnya meminta penjelasan terlebih dahulu dari rombongan soal kunjungan kerja tersebut.

Marzuki menambahkan, aksi PPI menguntit anggota DPR dan menolak berdiskusi tidak mencermintan sikap seorang intelektual. (Baca: Marzuki Alie Balas Kritik PPI Jerman)

Source

Kata-kata Marzuki Alay Sebelumnya Yang Mengkritik PPI Berlin:

Kamis, 22 November 2012 | 13:07 WIB
Marzuki Alie Balas Kritik PPI Jerman

TEMPO.CO, Jakarta -- Ketua DPR Marzuki Alie membalas kritik yang dilontarkan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Jerman terhadap kunjungan anggota DPR ke sana. Dia mengatakan, sebaiknya para pelajar indonesia di luar negeri belajar di negeri sendiri. "Kalau DPR tidak boleh studi banding ke luar negeri, kenapa mereka tidak belajar di Indonesia saja? Di Indonesia juga banyak universitas bagus, ilmunya juga lengkap," ujarnya kepada Tempo, Kamis, 22 November 2012.

Sebelumnya, PPI Jerman menolak kunjungan rombongan anggota DPR yang bertandang ke Jerman untuk studi banding masalah Rancangan Undang-Undang Keinsinyuran. Berdasarkan laporan yang Tempo terima, PPI mengatakan bahwa kunjungan ini tidak direncanakan dengan baik dan salah alamat. Berdasarkan investigasi mereka, PPI Berlin menemukan bahwa institusi yang rombongan DPR sambangi tidak ada kaitannya dengan masalah keinsinyuran.

DIN (Deutsches Institut für Nörmung) yang dikunjungi 12 anggota DPR itu mengurusi standardisasi produk, bukan masalah keinsinyuran. Selain itu, lembaga ini bukan lembaga negara atau pemerintahan. PPI juga mengatakan, dalam pertemuan dengan DIN, banyak anggota DPR yang justru seperti tidak memperhatikan pemaparan pihak DIN sehingga pertanyaan yang diajukan oleh anggota DPR sering kali tak relevan. Selain itu, isi dalam pertemuan ini dianggap biasa dan bisa didapatkan dengan mudah dari Internet.

Sejumlah anggota DPR, menurut pihak PPI, juga terlihat sedang berbelanja dan berjalan-jalan di beberapa tempat perbelanjaan ternama di Jerman. Salah satu yang tertangkap kamera PPI adalah anggota Fraksi Partai Demokrat, Hayono Isman. Dalam foto-foto yang diperoleh Tempo, Hayono terlihat sedang asyik berbelanja dasi di salah satu toko. Selain Hayono, sejumlah anggota DPR lainnya juga tertangkap kamera sedang berjalan di pusat pertokoan di Berlin.

Mendapatkan kritik terhadap lembaga yang dipimpinnya, Marzuki Alie pun meradang. Dia balas mengkritik PPI Jerman. Dia menilai keengganan apa yang dilakukan oleh anggota DPR juga seperti yang dilakukan para pelajar Indonesia di sana, yaitu belajar. Soal informasi yang diterima anggota DPR bisa didapatkan dengan mudah di Internet, Marzuki Alie membalikkannya. "Kenapa mereka juga tidak belajar dari Internet saja? Ngapain jauh-jauh keluar negeri? Ngabisin devisa negara saja," katanya.

Dia menambahkan, kunjungan DPR ke luar negeri lebih penting ketimbang kegiatan belajar para pelajar Indonesia di luar negeri. Alasannya, kunjungan ini menyangkut nasib banyak masyarakat. "Buat undang-undang itu tidak main-main. Kalau salah kebijakan, korbannya rakyat banyak. Kalau salah belajar, sih, cuma mereka saja yang merasakan sendiri," katanya.

Dia menilai tindakan PPI Jerman yang menguntit anggota DPR yang sedang berbelanja juga tak patut dilakukan. Sebagai kelompok intelektual, menurut dia, PPI seharusnya mengajak para anggota DPR untuk berdiskusi. "Didiskusikan apa yang mau dicari? Tujuannya apa? Manfaatnya apa? Jangan orang habis kerja, pulang lewat toko, beli dasi, difoto. Apa seperti itu kelakuan orang yang mengaku intelektual?" katanya.

Source

Ane pro dengan PPI Berlin, Marzuki sebagai ketua DPR yang seharusnya mewakili rakyat justru malah menunjukkan arogansi terhadap mahasiswa yang rakyat Indonesia juga.

Kualitas dan materi pendidikan di universitas Jerman terutama bidang teknik sudah terkenal dan diakui prestasinya di dunia, malah dibandingkan oleh Marzuki dengan universitas di Indonesia yang masih belum setara dengan Jerman.

emoticon-Matabelo
Diubah oleh soipon 23-11-2012 05:37
0
10K
136
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.5KThread41.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.