Kaskus

Entertainment

Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

PetanikotaAvatar border
TS
Petanikota
Apakah Negara kita adalah Negara Agraris?
Apakah Negara kita adalah Negara Agraris?
Pandangan dari seorang Praktisi yang bukan seorang Ahli.


Negara kita menganut asas “Demokrasi” dalam hal pertanian, jadi disini terserah petani mau menanam apa dan mau menyemprot Pestisida dengan cara atau dosis bagaimana pada saat apapun. Demikian juga dengan Harga panen yang juga sangat “Demokratis”, kadang naik kadang turun dengan ekstrem. Sebagai contohnya, tanaman bawang merah dan cabe biasanya naik pada saat menjelang hari lebaran, maka petani akan berbondong bondong menanam cabe dan bawang merah menyambut hari lebaran. Tetapi ada ancaman lain dimana panen yang berlebihan akan menyebabkan harga menjadi turun; disamping itu para importir juga siap mendatangkan ber ton –ton bawang merah dari luar negeri menyambut hari raya lebaran.

Melihat fenomena ini sebagian petani berinisiatif untuk menanam terlebih dahulu atau terlambat dari masa tanam raya. Harapan mereka untuk dapat panen pada masa tidak terlalu banyak kompetisi maka saat itu harga akan melonjak naik. Prinsip hukum supply dan demand yang sederhana.

Sebenarnya menurut saya, seorang praktisi yang bukan seorang ahli, Petani adalah seorang “risk taker” yang sangat berani jauh melebihi pemain-pemain saham di Bursa Efek. Mereka harus bisa membaca situasi, mempertaruhkan segalanya (kadang hingga harus berhutang), dan melawan alam yang notabene sangat susah diprediksi. Terlepas dari semua itu, masih ada intervensi “negative” dari pemerintah. Tidak seperti perdagangan saham yang kadang meskipun hancur merugi pun maka pemerintah siap untuk menopang naik.

Kadang kami sangat miris melihat kondisi ini, Negara kita yang katanya Negara Agraris, dimana notabene mayoritas penduduknya adalah petani, tetapi tidak ada keterpihakan pada petani. Bisa dilihat pada saat harga-harga naik membubung tinggi, pada saat petani tersenyum bahagia, maka akan datang intervensi dari pemerintah untuk operasi pasar “menjaga kestabilan harga” dan import produk produk pertanian dengan dalih mencukupi kebutuhkan “rakyat”. “Rakyat” yang mana? Jika kita menyebut sebagai Negara agraris, maka mayoritas rakyat kita adalah Petani, jadi sebenarnya yang dimaksut “rakyat” disini itu rakyat mayoritas atau minoritas? Mohon maaf, kadang kita kesusahan membeli kebutuhan pokok karena harga yang membubung tinggi, tapi kalau kita lihat dari sisi sebaliknya, harga tinggi ini adalah saat dimana petani dapat tersenyum setelah berbulan-bulan menanam bahkan merugi. Sebagai penduduk kota kita mendapatkan “keistimewaan” untuk berteriak, dan media serta pemerintah yang notabene sama sama penduduk kota akan mendukung dan mengamini kita, tetapi dimanakah media dan pemerintah pada saat harga merosot tajam dan petani berbulan bulan merugi? Adakah media yang konsern pada masalah ini dan berusaha mendongkrak naik harga pasar atau pemerintah dan wakil rakyat yang konsern pada masalah ini dan mengadakan operasi pasar untuk menaikkan harga? Adakah invervensi “ positive” yang sangat dibutuhkan petani?

Coba kita perhatikan sekeliling kita, laporan harga komoditi bahan pokok selalu dititik beratkan pada harga yang membumbung tinggi dan menyusahkan rakyat serta diharapkan pemerintah untuk segera mengambil kendali? Di sisi lain, adakah laporan yang mengulas dari arah sebaliknya ? Harga berapa yang dibutuhkan petani untuk tidak merugi?

Intervensi pasar senantiasa dilakukan menjelang hari raya agar harga tidak membumbung tinggi tapi intervensi dari pemerintah tidak pernah dilakukan ketika harga harga turun drastis pada titik terendah? Apakah ini adil? Apakah karena petani kita adalah orang yang “Nerimo” dan tidak kritis maka nasibnya boleh dibiarkan seperti ini? Maka janganlah kaget jika dalam beberapa tahun kedepan semakin banyak orang yang tidak mau bertani, dan secara lambat tapi pasti Negara kita yang katanya Agraris akan semakin tergantung dari Pertanian negara lain.

Sekali lagi ini adalah pandangan seorang praktisi yang bukan seorang ahli, seharusnya banyak ahli ahli diluar sana yang bisa lebih mengerti permasalahan dan peka terhadap permasalahan petani. Alangkah indahnya jika pemerintah dapat menjaga kestabilan harga panen petani dan menampung hasil panen petani ketika harga merosot drastis sama seperti ketika pemerintah melakukan operasi pasar ketika harga naik membumbung tinggi.

Berangkat dari keadaan diatas maka Petani harus mengupayakan segala cara agar bisa bertahan hidup. Efeknya sungguh kompleks. Penanaman yang tidak serempak diluar musim tanam raya menyebabkan hama menjadi tidak terkontrol, penyemprotan pestisida di satu lahan akan mengusir hama ke lahan yang lain dan sebagian akan membuat hama tersebut mutant terhadap pestisida. Disamping itu jika harga melonjak naik pada saat menjelang musim panen maka petani akan melakukan penyemrotan lebih dari dosis normal dan berkali kali dikarenakan petani tidak mau ada sedikitpun resiko yang dapat menyerang tanaman mereka dan menyebabkan nilai panen mereka menjadi turun, bukankan kebiasaaan kita bahwa sayur dan buah yang mulus nilainya lebih tinggi dari buah atau sayur yang berlubang?

Bagaikan lingkaran setan, dengan ilmu yang minim banyak petani berusaha meningkatkan dosis pemakaian pestisida akibat hama yang semakin resistan dari satu musim ke musim lainnya, setelah tidak ada jalan lain maka petani mulai dengan efek penyampuran dua jenis pestisida, tiga, hingga 5 jenis pestisida. Bukan berarti 5 jenis pestisida maka dosis masing masing akan 1/5 dari dosis yang dianjurkan, yang terjadi di lapangan pencampuran 5 jenis pestisida berarti penyemprotan dengan 5 kali dosis yang dianjurkan. Siapakah yang dirugikan dalam hal ini?

Apakah petani dapat disalahkan dalam hal ini ? mereka hanya bertahan hidup dari tekanan dari berbagai macam keadaaan? Siapakah yang harus bertanggung jawab dan mengambil langkah kongret kedepan?

Sekali lagi ini adalah pandangan seorang praktisi yang bukan seorang ahli, semoga para ahli dapat lebih berpihak pada para petani kita yang notabene adalah mayoritas Rakyat Indonesia.


Salam Kenal emoticon-Shakehand2
Semoga artikel ini dapat merubah pandangan kita dan berguna bagi sesama
emoticon-I Love Indonesia

Mohon saran dan masukkan dari para suhu dan teman teman..
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 2 suara
Setujukah anda akan pandangan artikel ini dan pemerintah harus berbuat sesuatu?
"Setuju" dan berharap pemerintah berbuat sesuatu
100%
"Tidak Setuju" pada pandangan artikel ini
0%
0
2.6K
21
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
KASKUS Official
924.1KThread87KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.