Original Posted By

mengembangkan KRL Commuter Line Jabodetabek dengan menambahkan armada dari Jepang. KAI mengaku sudah bertemu dengan Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok untuk membahas pengembangan moda transportasi Jabodetabek khususnya kereta rel listrik (KRL).

Pertemuan yang dilangsungkan sebelum pelantikan Gubernur DKI baru itu dipimpin langsung oleh Dirut KAI Ignasius Jonan. Dalam pertemuan tersebut, Ahok mengaku, untuk mengurai kemacetan DKI sangat membutuhkan peningkatan kapasitas KRL.

“Seminggu sebelum pelantikan Ahok ketemu kita, DKI butuh kereta api,” kata Direktur Pemasaran KAI Sulistyo Limbo usai acara BUMN Marketeers Club di Kantor Hutama Karya, Jakarta, Jumat (19/10/2012).

Untuk peningkatan kapasitas KRL, menurut Limbo diperlukan penambahan jumlah armada dan pembangunan underpass untuk perlintasan KRL. Untuk pengembangan underpass, nantinya direncanakan akan dibangun oleh Pemprov DKI.

“Kita perlu underpass itu yang kita minta bantuan ke DKI. Underpass yang di wilayah DKI ada 14 semuanya. Yang di DKI semuanya dibangun sama Pemda,” tambahnya.

Sementara itu untuk penambahan jumlah armada KAI bakal lebih memilih membeli kereta bekas asal Jepang daripada buatan Indonesia. KAI menilai, harga KRL buatan Jepang jauh lebih murah dibandingkan kereta buatan perusahaan plat merah dalam negeri, PT INKA (Persero).

“Kita nggak mampu bayar, KRL-nya (buatan INKA) mahal, kalau di dalam negeri harganya 8 kali. Kalau tiket naik Rp 1.000- Rp 2.000 saja tidak bisa apalagi naik delapan kali,” kata Limbo lagi.