Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Komunitas Kretek : Counter strike dari perokok terhadap kampanye anti rokok

JO.CAMAvatar border
TS
JO.CAM
Komunitas Kretek : Counter strike dari perokok terhadap kampanye anti rokok
Komunitas Kretek : Counter strike dari perokok terhadap kampanye anti rokok

Assalamualaikum wr wb.

Di sini saya ingin membahas mengenai keberadaan komunitas kretek, komunitas ini berusaha melakukan counter terhadap kampanye anti rokok yang semakin santer di Indonesia (di dunia lebih-lebih gan). Beberapa produk dari komunitas ini antara lain :
  • Buku "Membunuh Indonesia".

    Dalam buku Membunuh Indonesia, lebih lanjut dipaparkan tentang sejarah kretek, peran kretek dalam kehidupan berbudaya di Nusantara, juga betapa signifikannya andil industri kretek dalam struktur ekonomi Indonesia.

    Komunitas Kretek : Counter strike dari perokok terhadap kampanye anti rokok

    Kekuatan industri kretek itu setidaknya karena empat karakter: tumbuh berkembang dan bertahan lebih dari satu abad tanpa ketergantungan modal pada negara, menggunakan hampir 100% bahan baku dan konten lokal, terintegrasi secara penuh dari hulu ke hilir dengan melibatkan tak kurang dari 30,5 juta pekerja langsung maupun tak langsung, serta melayani 93% pasar lokal. Dengan karakter sekokoh itu, tak ayal industri kretek menjadi salah satu prototipe kemandirian ekonomi nasional. Berbekal segala aspek lokalitasnya, terbukti industri kretek mampu bertahan menghadapi beberapa kali krisis ekonomi global.

    Sialnya, modus yang dulu diterapkan pada kopra itu kini ditembakkan habis-habisan ke kretek. Kampanye antirokok terlihat sangat gencar di Indonesia. Rancangan Peraturan Pemerintah Anti-Tembakau telah digodok dan siap disahkan. Bahkan di ranah-ranah lokal, berbagai peraturan daerah pembatasan rokok telah diterapkan.

    Buku MI secara rinci menunjukkan data bahwa Bloomberg Initiative, lembaga dari Amerika Serikat yang memberi suplai dana miliaran rupiah ke gerakan antirokok sedunia, mengucurkan berkarung-karung fulus pula ke Indonesia.

  • Rokok Tidak Menyebabkan Kanker Paru

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Komunitas Kretek Alfa Gumilang menyatakan, pendapat menuding rokok sebagai penyebab kanker paru-paru, adalah bentuk informasi sesat dan keliru.
    Selama ini kita selalu dicekoki informasi yang lambat laun mengendalikan pikiran kita, hingga kita mengidentikkan rokok dengan kanker paru-paru. Sekarang, semua teori itu runtuh sudah,” ujar Alfa dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (4/5/2012).
    Sebagaimana diberitakan, Menkes Endang Rahayu tutup usia setelah beberapa waktu mengidap kanker paru-paru. Padahal, almarhumah dikenal sebagai tokoh kesehatan yang sangat antirokok, dan selalu jauh dari asap rokok.
    "Sebenarnya, di masyarakat sudah banyak ditemukan kasus orang kena kanker padahal bukan perokok. Atau, orang panjang umur dan sehat-sehat saja, padahal perokok berat. Tapi, selama ini masyarakat menutup mata. Sampai akhirnya seorang figur publik yang kena, dan semua ternganga,” paparnya.
    Fakta ini sejalan dengan penemuan Prof Sutiman Bambang Sumitro dari Pusat Penelitian Peluruhan Radikal Bebas di Malang. Setelah penelitian belasan tahun, salah satu bukti ilmiah yang ditemukan adalah, asap rokok memang mengandung zat merugikan, namun tak cukup kuat sebagai penyebab kanker.
    Lebih jauh lagi, teori Prof Sutiman menyatakan, rokok menyebabkan kanker kebanyakan hanya hasil pengolahan data di rumah sakit, bukan di lapangan.
    Jadi, asal ada pasien mengidap kanker, dan kebetulan dia merokok, serta-merta rokok lah yang dituding sebagai penyebab tunggalnya.
    Variabel-variabel lain yang terkait dengan gaya hidup si pasien, semisal 'asupan' polusi asap kendaraan, konsumsi MSG, dan sebagainya, diabaikan. Metode semacam itu jelas melanggar kaidah eksperimen ilmiah.
    "Dengan teori baru hasil penelitian ilmuwan bangsa sendiri tersebut, menjadi cukup jelas lah kenapa di sekitar kita banyak perokok aktif yang tetap sehat sampai lanjut usia," beber Alfa.
    Bahkan, tuturnya, banyak tokoh nasional yang perokok kretek tetap bugar dan produktif hingga usia senja. Sebut saja misalnya Haji Agus Salim, mantan Menteri Pendidikan Prof Fuad Hasan, penulis besar Pramoedya Ananta Toer, master menggambar Pak Tino Sidin, tokoh Muhammadiyah Prof Malik Fadjar, dan masih banyak contoh lain.
    Komunitas Kretek adalah komunitas anak muda yang bergerak bersama demi kedaulatan aset-aset ekonomi lokal Indonesia.
    Komunitas ini concern pada advokasi industri kretek, industri nasional yang menghidupi 30,5 juta jiwa, dan salah satu sektor industri yang mampu benar-benar berdikari karena menggunakan hampir 100 persen bahan baku lokal, modal lokal, bahkan pasar lokal.
    Secara umum, Komunitas Kretek melakukan kampanye penyelamatan atas industri-industri nasional Indonesia. (*)

  • Rieke : Rokok Kretek seperti Batik dan Tempe
    Komunitas Kretek : Counter strike dari perokok terhadap kampanye anti rokok

    TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA -Regulasi tentang industri rokok, cukai dan harga bahan baku yang melonjak menjadi faktor yang mengantar industri rokok kecil gulung tikar. Belum lagi regulasi global tentang tembakau yang bisa menghilangkan rokok khas Indonesia, rokok kretek, turut membenamkan industri rokok dan petani dalam titik merugi.
    Kondisi ini mendorong kelompok yang terdiri dari pelaku indutri rokok, petani tembakau dan pelaku budaya mencoba menghadang Framework Convention on Tobacco Control (FCTC).
    Anggota DPR RI, Rieke Dyah Pitaloka, sebagai salah satu tokoh yang getol mengumandangkan perlawanan pada aturan dunia tentang pembatasan tembakau berharap pemerintah dan masyarakat turut mendukung keberadaan rokok kretek.
    “Rokok kretek sama seperti batik atau tempe, rokok kretek hanya ada di kamus bahsa Indonesia, kalau ini coba dihilangkan oleh negara di dunia kita harusnya melawan,” ujar pemeran tokoh Oneng itu dalam seminar Membedah FCTC, “Membela Kretek, Membela Indonesia”, di hotel Santika Pandegiling, (15/10/2012).
    Selain latar budaya khas kata Rieke, rokok kretek menjadi sumber ekonomi bagi industri, masyarakat dan petani tembakau.
    Sekjen Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (GAPPRI), Hasan Aoni Aziz Us mengatakan, saat ini regulasi yang ada seolah telah diatur sedimkian rupa untuk menciptakan persaingan pasar rokok yang tidak berimbang. Industri rokok lokal banyak dirugikan dengan regulasi yang menghimpit mereka.
    "Cukai rokok yang tinggi, harga jual eceran (HJE) yang tidak pernah naik sejak empat tahun lalu membuat beban penjualan rokok tinggi dan profit menurun. Kami melihat ini sebagai upaya penghilangan indutri rokok nasional,” tegas Hasan.
    Politikus asal PDIP ini mengatakan, bahwa tahun 2007 tercatat ada sekitar 5.000 an industri rokok yang aktif berproduksi secara nasional. Tapi saat ini jumlah industri rokok lokal turun drastis menjadi 800 an industri. Dari jumlah itu mayoritas berada di Jawa, khususnya Jatim. Di sisi lain, banyak perusahaan asing yang membeli saham perusahaan rokok besar di Indonesia.
    Sekretaris Gabungan Perusahaan Rokok (Gapero) Surabaya, Henry Najoan menambahkan kondisi industri rokok kretek kecil di Jatim dan Surabaya saat ini semakin terjepit dengan melambungnya harga cengkeh.
    “Harga cengkeh yang biasanya Rp 60 jadi Rp 200 per kg, penyebabnya panen yang jelek karena cuaca,” ujar Hasan di sela acara Seminar. Ia berharap, ada sinergi antara pusat perindustrian dan perdagangan untuk melindungi industri rokok lokal.


BTW ada group kaskusnya juga di sini

dan versi luar negerinya www.forces.org

Pendapat agan-agan yang pro-komunitas kretek emoticon-I Love Kaskus (S)
Quote:


Quote:
Polling
0 suara
Apa pendapat anda terhadap industri kretek/rokok
Diubah oleh JO.CAM 25-04-2013 05:05
0
6.5K
31
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.