Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rickyparadisseAvatar border
TS
rickyparadisse
Masihkah Kita Berpikir Krisis Suriah Bencana Kemanusiaan
Setiap hari diberbagai media selalu memberitakan tentang krisis.
Yang digambarkan sebagai serangan pemerintah berkuasa terhadap penduduk sipil penentang pemerintah, atau serangan pemerintah terhadap pemberontah (menurut versi lain).
Amerika dan beberapa negara pendukungnya (sebagaian Uni Eropa) terus menerus mendesak agar melalui PBB untuk diberikannya sanksi terhadap Suriah dengan intervensi dunia internasional mengatasnamakan PBB.
Rusia dan juga Cina yang juga memiliki Hak Veto yang sudah mengetahui persis sepak terjang dan tujuan US menegaskan akan mem-VETO jika Amerika ingin memaksakan intervensi PBB.
Menlu Rusia Sergei Lavrov berulang kali menegaskan "Jika posisi mitra-mitra kami (barat) tetap pada tuntutan penggulingan Bashar al Assad yang tidak mereka sukai, maka pertumpahan darah akan berlanjut," kata Lavrov.

"Ini seperti mimpi di siang bolong untuk berspekulasi tentang hal itu (penggulingan Bashar) mengingat bahwa jika pemerintah Syria digulingkan, maka semuanya akan roboh di tempat," tambah Lavrov. Ia menambahkan bahwa masalah pemerintahan Syria harus ditentukan sendiri oleh rakyat Syria sendiri. Negara Baratpun berkilah bahwa hal yang terjadi di Syria itu adalah keinginan rakyat syria untuk lepas dari kekuasaan Rezim Bashar al Assad. Benarkah ???
Semua orang berakal sehat pastilah tidak percaya.
Dapatkah rakyat sipil mempunyai persenjataan berat dan amunisi sedemikian banyaknya sehingga mampu bertahan. Darimana persenjataan mereka, darimana amunisi mereka? Berapa dana mereka? Dan siapa yang mendanai mereka?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut jelas menggambarkan bahwa konflik Syria ini adalah bagian kecil dari rencana Amerika dan Sekutunya untuk menyingkirkan negara mana saja yang tidak mereka sukai.
Yang sangat menggelikan dan juga mengerikan semua negara yang diintervensi oleh Amerika dan Sekutunya tidak menunjukkan perbaikan apapun. Bahkan dibiarkan hancur sebagai tontonan yang menyedihkan.
Masih ingatkah kita pada Afganistan, Irak dan juga Lybia sekalipun digambarkan US dan sekutunya negara tersebut dipimpin oleh rezim otoriter, akan tetapi pertumpahan darah tidaklah terus terjadi. Akan tetapi sekarang negara2 itu adalah Negara-negara yg terus bergolak yang saling membunuh antar sesama warga, dan pemerintah yang di plot oleh US tidak mampu berbuat apa2. Apakah ini sesuatu yang lebih baik???
Lantas kapankah krisi Syria ini akan berakhir.???
Lavrov mengajak negara-negara barat dan pihak-pihak yang menginginkan tumbangnya rezim Bashar al Assad untuk berfikir realistis dengan menyadari bahwa semua upaya penggulingan Bashar al Assad hanya sia-sia dan akan membawa pertumpahan darah lebih banyak di Syria. Hal ini disampaikan Lavrov dalam konperensi pers bersama menlu Perancis Laurent Fabius yang tengah berkunjung ke Rusia, Rabu (31/10).

"Jika posisi mitra-mitra kami (barat) tetap pada tuntutan penggulingan Bashar al Assad yang tidak mereka sukai, maka pertumpahan darah akan berlanjut," kata Lavrov. Dengan kata lain pertumpahan darah ini akan selesai jika US dan sekutunya termasuk Turki menghentikan dukungan pada pemberontak dan membiarkan Syria menyelesaikan masalah mereka sebagai Negara merdeka dan prinsip non intervention yang diakui sebagai prinsip hukum internasional bagi negara beradab.

Please Stop War, Peace For All.
0
1.2K
8
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.4KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.