Dikala itu Hari Sabtu 18 April 1953 sekitar pukul 13.00 hujan lebat turun dikawasan Cimahi, sebuah mobil Chevrolet melaju di daerah Cimindi hendak menuju ke kota Sumedang. Didalam mobil tersebut adalah KH. Wahid Hasyim, Argo Sutjipto, KH Abdurahman Wahid (Gusdur) dan sang pengemudi. Mobil melaju kencang dengan kondisi jalan licin tiba-tiba tidak bisa menguasai keadaan akhirnya membentur badan truk dan KH. Wahid Hasyim beserta Argo Sutjipto terlempar kebawah truk yg sudah berhenti. Keduanya luka parah sedangkan Gusdur dan Supir tidak luka sedikitpun, KH Wahid Hasyim dan Argo Sutjipto dilarikan ke RS. Borromeus namun sekitar jam 18.00 Argo Sutjipto meninggal setelah tidak sadarkan diri dan keesokkan harinya Minggu 19 April 1953 pukul 10.30 KH. Wahid Hasyim akhirnya meninggal dunia dalam umurnya yg ke 39 tahun. Kemudian beliau ditetapkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden RI No. 206 tahun 1964 tertanggal 24 Agustus 1964. KH Wahid Hasyim adalah orang yg sangat berperan dalam merumuskan Sila Pertama dalam Pancasila "Ketuhanan Yang Maha Esa" sebagai pengganti "Keawjiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluknya".

Sepenggal Sejarah:
Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dikumandangkan oleh Presiden Soekarno 17 Agustus '05 pertama kali didengar adalah di daerah Kalidam Cimahi melalui pesawat Radio dan serentak masyarakat mendatangi sesepuh kala itu bernama H. Radi untuk menanyakan perihal apa yang harus mereka lakukan dan lain sebagainya.

Salah seorang Lurah (Kepala Desa) yang pernah menjadi kebanggaan masyarakat Cimahi adalah bernama Lurah Aman, beliau menjabat th 1949 - 1970 didaerah yg bernama Cibolang. Wilayah garapannya luas dari Jambudipa Cisarua hingga ke ke Leuwigajah. Seorang Lurah yang sangat bijaksana dan dicintai rakyat Cimahi masa itu pernah memiliki suatu kesalahan di era th 60 an, beliau memberikan KTP kepada seorang warga eks PKI secara tidak sengaja. Walhasil Lurah Aman ditangkap dan dijebloskan kedalam penjara didaerah Ubug hingga akhir hayatnya. Cintanya masyarakat Cibolang pada saat itu yang tidak pernah surut menjadikannya kawasan tersebut dengan nama "Jalan Lurah Aman", di era Orde Baru sedikit demi sedikit namanya dikikis akibat kesalahan yg tidak disengaja sehingga kini bernama Jalan Lurah hingga sekarang

Di pertigaan Jl. Amir Machmud (dulu Jl. Raya Barat) dan jl. Gatot Subroto Cimahi dulu pada masa kolonial belanda terdapat "Tanda" yang diperuntukan tempat pergantian kuda dan kereta yang akan melanjutkan kembali perjalanan ke tempat tujuannya. Kuda dan kereta itu "nagog" menunggu giliran mengantarkan penumpang. Oleh sebab itu tempat ini terkenal dengan daerah tempat kuda dan kereta itu dengan sebutan "Tagog" dan hingga sekarang daerah tersebut masih disebut "Tagog".

nemu gambar iklan cam ini juga:

Wali Kota Administratif pertama Cimahi, Pak Soedarna dan istri.