Sudah beberapa hari ini (kurang dari seminggu) sosok itu sedang giat lagi membaca komik. Di ruang kerja rumahnya ada 6 (enam) jilid komik New Kungfu Boy. Memang sudah lama tetapi dia takbosan untuk melihat gambar maupun menikmati bagian-bagian dari cerita dan filosofinya. Kini sosok itu sedang tergila-gila kembali pada komik Legenda Naga yang pernah diminatinya pada masa berstatus mahasiswa. Namun kali ini tidak dalam bentuk buku sebenarnya, melainkan kumpulan gambar yang tersimpan rapi dalam folder komiknya.

Legenda Naga bercerita tentang dua orang murid SMU di Jepang yang ajaib bisa ke Zaman Tiga Kerajaan di daratan Cina. Kemunculan Shiro dan Masumi pun bersamaan dengan turunnya seekor naga sehingga keduanya dijuluki anak naga oleh masyarakat pada saat itu. Perjuangan Shiro agar sejarah tidak berbelok dan Masumi yang mencintai perdamaian semakin menarik dengan bumbu-bumbu strategi peperangan dan cerita sederhana kehidupan masyarakatnya. Ya, inilah komik sejarah buah karya Yoshito Yamahara yang menarik untuk disimak.

Perjuangan Shiro untuk bertahan hidup pada masa peperangan itu pun memaksanya mempelajari ilmu silat hingga mampu menguasai jurus Badan Awan Tubuh Angin. Jurus ini termasuk bagian dari ilmu para petapa yang dianggap turunan para dewa. Namun, yang patut digarisbawahi oleh sosok itu adalah tingkat tertinggi dari ilmu para pertama ternyata takjauh dari ilmu alam. Merasakan dan mengharmonisasikan tubuh dengan alam sekitar. Ya, semuanya kembali pada alam.

Pada komik Kungfu Boy, Chinmi pun juga mempelajari ilmu silat yang bernama Kungfu Dairin. Tingkat tertingginya pun juga berkaitan dengan alam. Bagaimana memusatkan pikiran dan hati kita dengan alam sekitar sehingga menciptakan harmonisasi yang baik, sampai burung pun mau membuat sarang di atas kepala Chinmi. Ya, ilmu apa pun pada akhirnya harus dikembalikan pada alam. Termasuk perjalanan jurus Tai Chi yang sering diperagakan sebagai senam adalah keselarasan pada alam sekitar.

Kondisi kekinian tidak jauh berbeda dengan kondisi masa lalu, meski yang diceritakan pada komik-komik di atas masih bersifat fiksi atau khayalan semata. Namun, fiksi tetaplah selalu berpijak pada kenyataan yang bisa jadi pengalaman pribadi sang pengarang atau karena sumber bacaan sang pengarang. Pada saat zaman yang semakin jenuh dengan teknologi tingkat tinggi, manusia pun dihadapkan pada beberapa masalah alam. Teknologi pun semakin diselaraskan dengan alam. Muncullah green concept, green society, green building, green city, dan macam-macam. Ya, pada akhirnya manusia dihadapkan bahwa kita hidup di alam yang harus dijaga. Timbal baliknya akan kembali kepada kita semua.

Jadi, pertanyaannya akan kembali pada kita semua: siap dan mampukah kita hidup berselaras dan berharmonisasi dengan alam? Sosok itu mungkin belum maksimal menjalaninya, tapi paling tidak dia sudah mulai berhati-hati saat membuang sampah dan memaksimalkan sepeda sebagai alat transportasinya.