Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mcobrattiAvatar border
TS
mcobratti
Basmi Malaria di Flores dengan Lagu


TEMPO.CO, Jakarta -Namanya Kampung Nyamuk. Daerah perbukitan tandus di pesisir pantai yang letaknya di Lembata, Nusa Tenggara Timur. Nama ini disematkan karena nyamuk dan malaria merajalela. Wilayah pesisir pantai dengan udara lembab dan hangat memang menjadi tempat jentik nyamuk malaria tumbuh subur.

Ironisnya, Lembata adalah tempat wisata yang potensial dengan keindahan laut. Kerap dikunjungi turis lokal dan asing untuk snorkeling. "Kalau malam hari datang, nyamuk itu datang seperti karpet," kata Maria Mediatriex Mali, Direktur Yayasan Sosial Pembangunan Maumere di Sea World Club, Jumat 26 Oktober 2012.

Beberapa waktu lalu, yayasannya mengadakan bakti sosial dan penyuluhan di sana. Jumlah warga yang datang bisa mencapai sekitar 500 orang, bahkan lebih. Di kampung ini, mayoritas penduduk tidak mengenakan alas kaki. Anak-anak kecil berlari-lari dengan lelehan ingus di hidungnya. Sedikit warga yang memiliki kamar mandi, tempat mandi cuci dan kakus. Mereka buang hajat di kebun samping rumah.

Kampung Nyamuk di Lembata hanya satu dari sekian wilayah di Nusa Tenggara Timur yang masih tergolong rawan malaria. Pada April 2012, status malaria nyaris naik menjadi kejadian luar biasa. Maria menyebut, sempat ada kasus turis asing yang terkena malaria, dua belas hari setelah berkunjung ke Labuan Bajo. Padahal kota ini merupakan tempat wisata. Bahkan, inilah pintu gerbang masuk turis yang hendak ke Pulau Komodo dan pulau-pulau wisata lain di sekitarnya. "Kalau daerah ini bebas penyakit malaria, lebih banyak turis yang datang," kata Trix Mali, sapaan akrab perempuan ini.

Selain Kampung Nyamuk di Lembata dan Labuan Bajo, beberapa wilayah lain yang rawan malaria adalah Larantuka dan Maumere. Menurut Trix, kebanyakan masyarakat terjangkit karena kurang teredukasi dengan baik mengenai pendeteksian dini penyakit dan pencegahannya. Trix menciptakan beberapa lagu yang bertema mengenai penyakit dan pencegahannya. Warga kemudian diajarkan menyanyikan lagu itu untuk mengingat cara-cara mencegah penyakitnya. Tentu saja, pemberian obat-obatan secara medis tetap berlangsung.

Misalnya lirik lagu "Malaria" yang ia ciptakan pada 2007 ini. "Janganlah kita memandang enteng. Malaria sangat berbahaya. Menyebabkan anemia berat. Ibu hamil dan anak meninggal. Malaria melumpuhkan otak. Merusak limpa lever dan ginjal. Hilang pula kesadaran. Menyebabkan kematian."

Ternyata metode ini berpengaruh. Sebelum 2010, angka penderita malaria mencapai sekitar 310 kasus per 1.000 orang. Kemudian berangsur turun hingga menjadi 62 kasus per 1.000 orang pada 2010. Prestasi Maria dalam mengusir malaria dan memberdayakan masyarakat setempat ternyata diakui pemerintah. Pada 2008, beberapa kali perempuan asli Flores yang pernah kuliah di Yogyakarta ini mendapatkan penghargaan lingkungan, satya lencana pembangunan dan penghargaan sebagai organisasi sosial berprestasi tingkat nasional.

Tak hanya lagu "Malaria." Trix juga pernah mencipta lagu "Rabies", lantaran penyakit ini juga cukup rawan di beberapa wilayah tertentu di Flores. Coba simak penggalannya. "Heli guk guk guk, rabies no no no." Lucu dan mudah diingat. Menurut Trix, tanpa dibarengi dengan pemberdayaan kesehatan dan pendidikan, sulit memajukan Flores secara ekonomi melalui potensi wisatanya.

Sumber
Diubah oleh mcobratti 27-10-2012 06:24
0
1.8K
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.