Surabaya - Berharap mendapatkan hidayah, Sutika (42) seorang waria asal Jember menunaikan ibadah haji. Transgender ini juga menganggap jika keputusannya menjadi seorang waria merupakan sebuah takdir.

"Seperti ini adalah takdir bagi saya. Di sana saya ingin bertobat. Apalagi naik haji ini merupakan cita-cita saya sejak kecil," katanya saat ditemui wartawan di Gedung A2 Asrama Haji Surabaya (AHES), Senin (15/10/2012).

Jamaah yang tergabung dalam kloter 69 asal Desa Cangkring Baru, Kecamatan Jenggawah, Jember ini juga mengaku sudah siapkan mental selama menjalankan ibadah haji. Pasalnya, saat pengajuan paspor dirinya menggunakan jilbab, tapi setelah diperiksa dan diverifikasi petugas imigrasi dinyatakan sebagai laki-laki.

Ditanya lebih lanjut, setelah dinyatakan sebagai laki-laki, Sutika yang tiap hari berjualan paracangan di pasar ini mengaku pasrah. "Justru itu siapa tahu di sana saya mendapat berkah dan hidayah. Kalaupun sepulang nanti hati saya tetap merasa wanita, akan tetap saya jalani," ungkapnya.

Sutika juga mengaku pasrah jika selama menjalankan ibadah haji di Tanah Suci dikelompokkan bersama jamaah laki-laki. "Meski nantinya disana akan dikelompokkan bersama laki-laki, saya justru bersyukur karena bisa melatih emosi," ujarnya.

Ia juga bercerita awal dirinya ingin menjalankan Rukun Islam kelima saat dirinya merantau ke Bali untuk bekerja. Saat itu, ia pun mulai menabung dan bertekad naik haji dan daftar haji pada 2008.

"Disana, saya juga akan berdoa agar para waria yang Muslim untuk tetap menjalankan ibadah secara maksimal, termasuk beribadah haji," pungkas Sutika.