mahasiswa arsitektur UI 2011, yang berjuang melawan kanker tulangnya selama lebih dari 4 tahun, dan sekarang sedang dalam kondisi yang cukup berat namun kami keluarga, dan teman-temannya turut membantunya untuk mampu melewati semua ini. Sekedar share, yang ngebuat gw kagum dengan dirinya adalah semangatnya untuk terus berjuang membangun hidupnya dan menggapai cita-citanya kembali.
semoga insipratif bagi kita semua, dan bagi agan2 yang ingin mensharingkan cerita ini juga diperkenankan ya, dan
supaya cerita ini juga dapat menjadi insiprasi bagi orang lain.
Mari bersama kami berikan sedikit bantuan bagi Saugie untuk membantu meringankan biaya pemeriksaan, pengobatan, pembelian obat-obatan yang diperlukan serta alat-alat pendukung lainya..
HIS CANCER, OUR FIGHT
Ini adalah sebuah cerita tentang perjuangan seorang sahabat kami yang berusaha menanggalkan rasa sakit, ketakutan, dan keputus-asaan dalam melawan kanker..
Bulan Maret tahun 2008, kurang lebih empat tahun yang silam, sahabat kami Saugie Yokka Khalianda di diagnosa mengidap kanker tulang yang disebut juga dengan Osteosarchoma . Saat itu usianya baru tujuh belas tahun.
Osteosarcoma
Adalah tumor (ganas) yang ditemukan pada tulang. Ini adalah kasus yang paling umum dari jenis kanker tulang. Osteosarcoma paling sering terjadi pada remaja dan dewasa muda. Kanker ini sebagian besar menyerang remaja pria yang sering mengkonsumsi obat penambah tinggi badan. anak laki-laki yang memiliki tinggi diatas rata-rata memiliki potensi yang lebih besar untuk itu. Pada anak-anak dan remaja, tumor paling sering muncul di sekitar tulang lutut. Gejala-gejala dan kesempatan untuk pemulihan pada anak-anak dan remaja yang muncul akan tampak sama.
(Price-Wilson, S, L. 2002)
Quote:
Awalnya kejedot pinggiran tempat tidur kii waktu aku lagi tidur tapi aku gak sadar, bangun-bangun udah bengkak dan memar
Awal mulanya Ogie sapaan akrab kami ,terbentur kayu pinggiran tempat tidurnya setelah kejadian itu di bagian bawah lutut kaki kirinya membekak dan memar. Lama kelamaan memarnya hilang namun bengkak di bawah lutut kirinya tidak kunjung mengecil. Akhirnya Ogie memutuskan untuk memberitahu orang tuanya tentang masalah bengkak dikakinya tersebut. Setelahnya, mereka memutuskan untuk memeriksakan hal tersebut kepada ahlinya yakni dokter tulang. Pada saat itu Ogie dibawa ke RS. Siaga. Dokter meminta Ogie melakukan berbagai pemeriksaan dan akhirnya sampai dikeputusan kaki kiri Ogie harus di amputasi. Namun, pada saat itu Ogie masih ingin mempertahankan kakinya. tentu saja,seorang pemuda yang berusia tujuh belas tahun ini masih memiliki segudang cita-cita yang ingin ia raih, mungkin dalam fikiranya dengan kondisi fisik yang tidak sempurna bagaimana bisa ia mengejar cita-citanya, dan beraktifitas lakyaknya pemuda normal?
Akhirnya Ogie dibawa berobat ke Singapura. Di Singapura Ogie berobat di Singapore General Hospital. Setelah melakukan berbagai pemeriksaan akhirnya diputuskan Ogie harus melakukan chemotherapy dan osteotomy. Chemotherapy dilakukan tiga kali sebelum osteotomy dan 2 kali sesudah osteotomy. Setelah pembedahan dan kemoterapi dengan berjalanya waktu kondisi ogie mulai membaik.
Setalah genap satu tahun paska operasi yang dilakukan, Ogie beraktifitas kembali. Walaupun saat itu Ogie masih harus kontrol kurang-lebih satu minggu sekali ke singapura. Namun tidak ada hal yang dapat meredam semangatnya untuk bersekolah lagi. Ogie kembali mengiukuti aktifitas belajar disekolahnya, yang pada saat itu ia duduk dikelas tiga di SMAI Al-azhar 01 - kebayoran baru. Ogie memang terkenal siswa aktif di sekolahnya, ia menjabat sebagai ketua ekskul fotografi, ketua ekskul KPI, dan staff MPK. Pada saat Ogie kembali bersekolah, saat itu kami sedang persiapan menjelang ujian nasional. Ogie yang satu tahun tidak mengikuti proses belajar, tentunya berat untuk mengejar ketinggalanya apalagi harus berpacu dengan waktu pelaksanaan ujian nasional. tapi tidak ada tembok penghalang bagi Saugie Yokka Khalianda, ia tetap semangat menjalaninya.
Hari demi hari ia lewati, hidupnya memang sedikit berubah, sekarang ini ia harus menggunakan kursi roda . Namun, yang membuat kami kagum adalah semangatnya yang tidak pernah padam. Sejenak kami berfikir kondisinya mulai membaik, yang pada awalnya Ogie menggunkan kursi roda, akhirnya dapat menggunakan tongkat , Ogie juga melakukn fisio terapi untuk berlatih menumpu pada kaki kirinya. namun ternyata penyakit lain menghampirinya. Ditahun 2009 Ogie mengalami infeksi di kaki kirinya yang dilakukan osteotomy, hal ini mungkin terjadi karena adanya penolakan dari tubuh Ogie terhadap benda asing ditubuhnya, yakni pen engsel yang di tanam ditulang kaki kirinya. Selanjutnya Ogie melakukan pengobatan dengan cara pemberian antibiotik selama satu bulan penuh. Walaupun kakinya infeksi, hal tersebut tidak mengganggu aktifitas yang ia lakukan . Ia tetap semangat menjalani aktifitasnya, terutama mengejar ketinggalanya di sekolah agar bisa mengikuti ujian nasional.
Hari berganti hari Ogie terus berjuang menanggalkan rasa sakit dan rasa takutnya. Semangatnya yang besar dan tekadnya yang bulat untuk sembuh menanggalkan segalanya yang ia takuti. Namun cobaan untuknya belum kunjung berakhir di tahun 2010 infeksi yang dialami Ogie tidak kunjung membaik akhirnya Ogie dirawat di Rumah Sakit Pondok Indah Group untuk diinfus antibiotik. Namun di dalam penderitaanya ada sebutir kebahagiaan yakni perjuangan yang ia lakukan untuk menyelesaikan pendidikan SMAnya tercapai, di bulan Mei 2010 Ogie di wisuda, ia lulus SMA dan bahkan diterima di Universitas Indonesia, pada jurusan Arsitektur Program International. Pada saat wisuda Ogie mendapat penghargaan sebagai the inspiring student, kata-kata ini terus ada di hati kami. Selama Ogie berjuang melawan penyakitnya selama itu juga ia memberi pelanjaran bagi orang-orang disekitarnya dan dari sosoknya yang rendah hati,tabah dan semangatnya yang tinggi membuat kami terispirasi.