nemu catatan penting waktu SMA jadi pengin ditulis disin,sekedar buat iseng saja



Memang sejak kecil aku memang dikenal ekspresif dan tempramental, masih ingat dalam benakku di hari minggu (23/07/2006), ku memukuli sekitar 10 senior yang sedang mengospeku waktu awal masuk SMA. Tidak terlalu sadar waktu itu, nampaknya dari senior2 itu ada 1 perempuan yang kena pukulanku sampai menangis. mungkin seharusnya aku dikeluarkan dari SMANJA waktu itu karena ada aturan kredit poin yang menyebutkan jika terlibat perkelahian dikenai poin 100 alias keluar, beruntung sekali. aku tak dikeluarkan.




hari jumat ( 25/05/2006) aku denagn kembaranku bertukar kelas agar remidi Kimia ku tuntas dan memang hasilnya tuntas. tapi, hari esoknya aku dipanggil guru kimia itu dan menyuruhku mengerjakan remidi itu, beliau sudah tahu kalau itu bukan pekerjaanku setelah diberitahu guru lain yang melihatku keluar dari kelas kembaranku. dan akhirnya aku harus membuat surat pernyataan dengan ditandatangani ortu agar tidak melakukannya lagi, Untungnya waktu itu di aturan kredit poin belum ada aturan untuk kasus itu yang akhirnya dibuat pada tahun berikutnya.



Kelas XI,ada banyak kata2 sindiran dari guru tentang kasus itu sangat menyakitkan dan tidak pernah kulupakan. Tak ada kasus separah di kelas X, yang terberat ketika aku terlibat cekcok dengan anak kelas XII dan sampai ke ruang BP. lainnya hanya sering dikeluarkan dari kelas, mogok menulis (gara-gara tulisanku dibilang jelek sekali oleh banyak guru) dan sering tidak membawa buku tulis ke kelas gara2 ocehan guru2 itu juga, selain itu juga pernah ditegur TIDAK AKAN NAIK KELAS jika tidak bisa menghentikan keberisikanku di kelas. Tapi memang kelas XI adalah masa paling sering bersenang-senang saja, hampir tidak pernah belajar sampai2 waktu itu aku buta mapel akuntansi, blank samasekali, hanya peringkat belasan yang kudapat di masa ini.

kleas XII semester 1, hari-hari yang datar. Sekolah, pulang, tidur dan shalat pun masih bolong2. Tidak banyak masalah disekolah seperti kelas XI,hanya saja masih jarang membawa buku tulis ke sekolah dan pernah dihukum keluar kelas gara2 tak mempunyai buku. dan hanya mendapat peringkat 22 di kelas. ppadahal kakaku bisa diterima di sastra inggris U dan sejak dia masuk aku disuruh mengikuti jejaknya oleh ortu. Aku benar2 merasa seperti orang paling bodoh di SMANJA. setelah menerima rapot itu, aku dinasihati untuk berusaha masuk FIB UI dan aku pun berusaha mengiyakan kata-kata dari ortu untuk berusaha masuk FIB UI. Mereka tidak marah dg prestasi buruk itu, tapi pikirku “apakah mungkin” ketika pertama kalinya aku mendengar kata2 ortuku itu, anak sehancur aku bisa diterima. Bapaku memperlihatkan uang pinjaman lumayan banyak untuk persiapan siapa tahu masuk UI. Entah kenapa tiba2 saja ketika itu aku ingat kerja keras ortuku untuk aku selama ini.mereka banting tulang dari pagi hingga menjelang pagi untuk aku. Seketika itu aku sangat yakin tanggal 4 april diterima di FIB UI. Baru kali pertama kalinya aku belajar sungguh2 demi orang-orang terdekatku itu. Antara 5-11 jam sehari diluar jam sekolah aku belajar. Di imbangi beribadah walaupun shalatnya hanya yang wajib dan berdoa agar bisa diterima. Di pikiranku hanya ingin lolos simak ui. Ya, doaku terkabul, tgl 4 April 2009 aku diterima di ilmu perpustakaan,FIB UI.

setelah itu, sifat asliku muncul lagi, mungkin terlalu percaya diri menghadapi UAN, aku tidak belajar selama dua minggu sebelum UAN. Doaku tak sekusyu waktu minta lolos simak ui, hanya ingin lulus dengan kemampuanku sendiri. memang benar, jika ada lagak sombong pasti ada yang tidak beres pelaksanaanya. waktu UAN begitu susahnya konsentrasi selama mengerjakan dan nile yang keluar dibawah target, meskipun begitu aku bersyukur bisa lulus.

Dari situlah aku belajar lebih baik untuk seterusnya, ternyata Allah terlalu menyayangi kita,maka disebutlah Allah Maha Penyayang, aku bukanlah seorang yang religius. Tapi, saat kita tulus ikhlas beribadah dan benar-benar yakin terwujud , pasti dikabulakn doanya walaupun butuh waktu lama.Ibadah, doa dan motivasi dari diri sendiri dan orang-orang yang kita sayangi itulah yang akan memicu kemampuan yang melebihi logika atas kebesaran dan kekuatan-NYA untuk kita. Ada sesuatu yang sangat religius dari situ. Mungkin akan selamanya aku tak memahami, tapi yang jelas aku meraskan kekuatan-Nya. Berjuang tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang2 sekitar kita akan lebih membesarkan tanggung jawab kita untuk berhasil dengan niat baik kita itu.