MahesaWRAvatar border
TS
MahesaWR
Kesalahan Fatal Lagu "Indonesia Raya"
Nasib Negara Tergantung Lagu Kebangsaan???

Percaya atau tidak, inilah fakta yg sesungguhnya terjadi.
Walau kl dipikir kurang ada hubungan antar keduanya, tapi bbrp contoh dibawah akan membuat anda berpikir lain.
Dan fakta inilah di lagu kebangsaan kita "Indonesia Raya" membuat bangsa ini bernasib seperti saat.
Tidak maju, tidak mundur... sekedar hidup & ada emoticon-Frown
Untuk memperingati hari Sumpah Pemuda 28-Oktober ini ini ada baiknya kita telaah.

Nasib sebuah negara memang tergantung lagu kebangsaannya, terutama tema & endingnya. Perhatikan bbrp fakta ini

1.USA – ending : … land of the free & the home of the brave.
Free, Mereka memang cukup bebas berbuat apa saja di negara sendiri (kadang2 bebas berbuat jg thd negara lain).
Brave, Dan mereka memang termasuk bangsa pemberani, mereka berani lakukan apapun tuk mencapai tujuan mereka. Walau maksud bagus tapi belum tentu bagi bangsa lain.
Mengirim pasukan ke negara orang lain dgn alasan demokrasi, HAM, dll adalah hal kecil bagi mereka.
Ada negara lain yg berani & dominan spt mereka?

2. German : Ending : (stlh diterjemah) Germany, Germany above everything, Above everything in the world!
Apa bisa dikata kl sebuah negara ingin berada diatas dunia.
Padahal secara histories mereka hampir mencapainya saat Hitler (Nazi) memimpin. Sayang terganjal saat itu.
Walau sekarang bukan paling atas namun pencapaian mereka sudah mendekati terutama di bidang iptek, budaya, olahraga dlsb.
Bayangkan Ferrari tanpa Michael Schumacher, Dallas Mavericks tanpa Dirk Novitzki atau sepak bola tanpa Jurgen Klinsmann, Oliver Kahn, Lothar Mattaus dll.
Adakah mobil Jerman dibuat asal jadi atau murahan seperti Toyota Avansa?
Mercedez Benz, Porche, BMW adalah merek kelas menengah keatas. Qualitas diatas segalanya.
Pengecualian terjadi untuk VW kodok yg terkesan sederhana, tapi dengan kesederhanaan VW kodok justru menjadi mobil terlaris sepanjang masa. Bayangan sebuah mobil dgn bentuk jelek ini diproduksi lebih dari 21,5juta unit selama 65 tahun dari 1938–2003.

3. Australia - ending : ….advanced Australia fair.
Cukup jelas kan. Majulah Australia dan dgn keadilan. Cukup untuk menggambarkan negara ini.
Walau keturunan maling, copet, pembunuh, pemerkosa & penjahat dari Inggris yg terbuang, mereka cukup maju walau kurang handal di bidang iptek. Mereka mengandalkan peternakan serta perkebunan. Dan jika melihat sejarah negara muda ini hampir gak ada kabar miring soal HAM atau semacamnya dari negara ini krn mereka cukup junjung tinggi keadilan. Negara maju yg menjunjung keadilan, pas kan dgn ending-nya kan?

4. Singapore - ending : … majulah Singapura.
Ada yg menyangkal Singapura bukan negara maju?
Walau cuman sebesar titik di peta dunia mereka dikenal di dunia. Tanpa punya sumber daya alam mereka bisa memimpin di ekonomi, teknologi, budaya. Jangankan sumber daya alam, air minum saja mereka impor dari Malaysia. Untuk membangun negaranya mereka mengeruk pasir dari Indonesia.
Padahal negara ini berada di kawasan miskin dunia ketiga yg bernama asia tenggara, sama seperti kita.
Malah kemakmuran mereka tidak kalah dgn negara2 eropa dgn pendapatan perkapita yg setara.

5. Thailand : Tema lagu tentang keberanian orang Thai yg siap korbankan tiap tetes darahnya untuk negara.
Boleh agak miskin & sedikit bejat moralnya dgn satu2nya “red zone” atau kawasan hiburan dewasa di ASEAN serta jumlah pergantian jenis kelamin tertinggi di dunia mereka tetap pemberani.
Tetap itulah kenyataanya, mereka satu2nya negara di dunia yg belum pernah dijajah oleh siapapun.
Karena meraka akan korbankan apapun demi keselamatan, kebebasan & kemajuan negara.
Walau penuh waria semangat tarung sangat tinggi, olah raga nasional aja Thai Boxing…

6. Japan, Malaysia, Brunei, Inggris bertema seputar penguasanya (Raja, Ratu, Sultan, Kaisar dlsb)
Semua rata2 betema menjunjung tinggi penguasa negaranya, mendoakan umur panjang agar selalu bisa terus bertahta & meminta Tuhan melindungi penguasanya.
Anehnya negara2 dgn lagu kebangsaan yg seperti ini menjadi negara yg cukup maju & makmur.
Mungkin krn sikap dasar mengabdi seperti ini sehingga negaranya mudah dibentuk & diatur.

7. Indonesia – ending : ….merdeka, merdeka, hiduplah Indonesia Raya
(kata “merdeka” adalah kata yg paling sering & keras dinyanyikan)
Merdeka, begitu berharga kah! Atau sekedar ungkapan kelegaan krn penjajah akhirnya pergi dari negeri ini.
Memang ada perjuangan tapi lebih banyak krn factor nasib jika kita melihat histori bangsa ini.
Jika Jepang tak datang mungkin Belanda akan bertahan lebih dari 350thn. Dan jika Amerika tidak menjatuhkan bom atom bisa jadi ras/suku di Indonesia sudah punah krn di siksa atau dipekerjakan sampai mati oleh Jepang
Terakhir, jika Jepang tidak melatih teknik militer kepada tentara kita, apa mampu bertahan dari agresi militer Belanda… Nasib bangsa kita agak bagus pada periode tersebut. Jadi wajar kl lega dgn merdeka.

“hiduplah Indonesia Raya” ini yang paling mengenaskan, dan akhirnya inilah yg jadi kenyataan.
Negara cuman hidup aja, sekedar ada di peta.
Maju enggak, sejahtera enggak, adil enggak, berke-Tuhan-an nggak tahu, yang jelas kl hidup iya… buktinya apa?
KTP Indonesia ada, Paspor Indonesia ada, Produk Indonesia ada beberapa yg bagus…
Tapi kebanggaan & kemulian yg kita rasakan dgn membawa dokumen kewargaan tadi apa ada?
Ini yg belum saya mengerti kenapa hanya “hidup” sebagai cerminan, tujuan & arah bangsa…
Seorang pramuria pun kalau dibuahi pelanggan jg menghasilkan manusia hidup… tanpa sengajapun kadang2 juga bisa bikin hidup
Kata hidup adalah nasib & takdir. Kalai Itu saja merupakan target bangsa… terlalu remeh & kecil menurut saya pribadi. Kl saya di bumi cuman bertujuan untuk hidup saja, mungkin sudah jadi pengemis dari dulu.
Kl anda kerja disebuah instansi atau kantor besar, pernahkah dengar bos anda berkata “OK tahun ini harus HIDUP...” aneh kan rasanya,
Seringnya “Tahun ini kita HARUS… “ entah harus untung, harus efisien, harus cost down, harus maju dlsb.
Bahkan para ulama aja mengajarkan lebih. “Hiduplah seakan ini hari terakhir di dunia...” maksudnya supaya jangan sekedar menjalani hidup apa adanya...

Inilah alasan utama (dari segi lirik lagu kebangsaan) yg menjerumuskan bangsa Indon saat ini.

Jika anda membaca sedikit sejarah, lagu “Indonesia Raya” yg kita nyanyikan sekarang adalah versi ketiga. Sebelumnya tahun 1958 kata “moelia” (mulia) diganti dgn “merdeka” ini adalah perubahan yg paling besar & berarti untuk memperingati kemerdekaan. Selanjutnya hanya ada perubahan ejaan saja. Melihat negara yg makin hancur dari segi moral terutama, maka menurut saya saatnya :
1. Kita tanam balik nilai kemuliaan ke dalam diri manusia Indon dimulai dgn di lagu kebangsaan. Persetan dgn kata “merdeka” yg sudah usang & kurang berarti. Kembalikan lagi kata “mulia” disitu.
2. Ganti kata “hiduplah Indonesia Raya” yg telalu remeh dgn “majulah Indonesia Raya” sehingga arah, focus & target negara lurus kedepan. Walau sedikit mirip Singapura biarlah orang berkata apa, yg penting nggak menyontek dari Malaysia…

“…mulia, mulia… majulah Indonesia Raya…”
10, 20, 30 tahun kemudian kita apa benar-benar terbukti…


Mahesa W.R. Supratman
Happy Sumpah Pemuda 2012
Diubah oleh MahesaWR 28-10-2012 03:24
0
5.2K
44
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.8KThread82.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.