- Beranda
- Berita dan Politik
Belajar dari Sejarah Pemuda Bangsa
...
TS
Marshwhite
Belajar dari Sejarah Pemuda Bangsa
Spoiler for berita:
BUNG Karno pernah mengatakan “Berikan saya sepuluh pemuda, maka saya akan mengguncang dunia.” Begitu hebatnya kekuatan pemuda sehingga membuat seorang Soekarno sangat menghormati pemuda dan percaya bahwa negara yang luas ini akan dibangun oleh pemuda di masa yang akan datang. Bayangkan, jika sepuluh pemuda saja bisa mengguncang dunia, bagaimana jika Indonesia memiliki berjuta juta pemuda di negara ini? Mungkin Indonesia akan dihormati oleh negara-negara di dunia karena karya pemuda-pemudanya.
Tapi seiring berjalannya arus globalisasi di negara ini, semakin banyak juga makna negatif yang diterima pemuda dibandingkan makna positifnya. Pemuda yang seharusnya menjadi cikal bakal tiang untuk membangun Indonesia malah bertindak buruk dan memalukan negara. Mungkin kita sering mendengar dan melihat kasus-kasus negatif pemuda kita seperti tawuran, narkoba, seks bebas, pencurian, dan lain lain. Tapi jika kita bandingkan dengan pemuda pada zaman dulu, pemuda dulu sangat semangat untuk belajar dengan tujuan untuk menemukan titik kemerdekaan bangsa Indonesia. Kita ambilah contoh seperti Soekarno dan Hatta, selagi mereka muda banyak sekali buku buku yang mereka baca, seperti Plato, Aristoteles, Haggel, Karl max, Hitler, Thomas Aquinas, Ibnu Sina, dan lain-lain. Pemikiran-pemikiran ilmuwan mereka adopsi untuk diimplementasikan membangun bangsanya. Sampai perjuangan mereka pun terwujud yaitu Indonesia bisa merdeka.
Pemuda-pemuda dulu memilki daya juang belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemuda saat ini yang sudah teracuni makna negatif dari globalisasi. Jika kita lihat masa muda, orang-orang yang berpengaruh di negara ini pasti kita akan heran kenapa mereka bisa sukses. Dari beberapa pemuda terdahulu banyak sekali yang miskin, tapi walaupun dengan kondisi seadanya mereka mau belajar dan belajar untuk mendapat derajat tertinggi dan tentunya membangun bangsanya untuk sejahtera jikalau sukses nanti. Terbukti nama-nama seperti Soeharto dan Chairul Tanjung patut dijadikan contoh lagi untuk pemuda saat ini. Soeharto yang pada masa mudanya adalah orang miskin dan hanya menggantungkan hidup dengan bertani, tapi beliau mempunyai mimpi yang sangat luar biasa yaitu menjadi pemimpin negara. Beliau berjuang dengan belajar dan belajar sampai akhirnya mimpi beliau terwujud menjadi pemimpin negara ini. Selain Soeharto masih ada nama yang cukup terkenal ketika beliau sudah menjadi dewasa, beliau adalah Chairul Tanjung. Sapaannya sebagai “Anak Singkong” menandakan bahwa pada saat mudanya beliau hidup di bawah garis kemiskinan. Di balik itu semua lagi lagi beliau mempunyai semangat untuk perubahan. Pertanyaan dari kisah perjuangannya pun terwujud, beliau sekarang menjadi sosok yang terkenal dan berguna untuk bangsanya. Beliau menjadi pengusaha terkenal dan memberikan lapangan kerja untuk masyarakat dan membantu negara mengurangi pengangguran.
Sebenarnya masih banyak sekali selain nama yang bisa sukses dari kesederhanaan pada masa mudanya. Asalkan mau berubah dan belajar serta bisa menyaring mana yang baik dan buruk tentu pemuda bisa menemukan tugas asli pemuda untuk diri dan bangsanya. Jika kita lihat pola perilaku pemuda saat ini sangat sangat memperihatinkan. Sekira 68 persen pemuda saat ini melakukan perilaku menyimpang setiap harinya. Banyak perilaku menyimpang yang mereka lakukan seperti tawuran dan lain lain. Seharusnya pemuda semangat untuk bersaing dalam pembelajaran bukan bersaing dalam tawuran dan perilaku buruk yang tiada guna. Banyangkan saja dari dua tahun terakhir, Komisi Nasional Anak mencatat, telah terjadi 139 kasus tawuran dan menewaskan 36 pelajar pada 2011. Sedangkan dari awal 2012 sampai September, kasus tawuran antarpelajar mencapai 127 kasus dan menewaskan 26 pelajar. Mungkin data tawuran pejalar tersebut bisa kita jadikan contoh penyimpangan pemuda saat ini. Sebenarnya siapa yang salah, pemuda, orangtua, atau guru-guru yang mendidiknya di tempat pembelajaran. Dari kasus-kasus penyimpangan pemuda tersebut, mungkin kita bisa analisis dengan teori Differential Asociation (Pergaulan Berbeda).
Teori Differential Asociation ini dikemukakan oleh Edwin H. Sutherland. Menurut teori ini, penyimpangan bersumber dari pergaulan dengan sekelompok orang yang telah menyimpang. Penyimpangan diperoleh melalui proses alih budaya (cultural transmission). Jika berangkat dari makna teori tersebut lalu kita kaitakan dengan perilaku beberapa pemuda kita saat ini mungkin bisa kita katakan cocok. Pasalnya sebagian pemuda saat ini tidak bisa menyaring mana yang baik dan mana yang buruk terhadap proses alih budaya. Budaya budaya luar yang masuk dan mengandung makna negatif untuk diri mereka tetap mereka adopsi dengan alasan “Jika tidak mengikuti kita akan ketinggalan jaman”. Pergaulan yang bersumber pada kelompok yang menyimpang akan mudah sekali menular dan menjadi racun yang menggerogoti jiwa dan semangat mereka untuk membangun bangsanya.
Saran saya untuk menanggapi masalah pemuda saat ini adalah pemerintah harus serius dan tegas membina pemuda-pemuda bangsanya. Mereka harus membetulkan sistem yang salah dari pembelajaran untuk membangun pemuda-pemudanya agar menjauhkan hal yang negatif dan mengadopsi hal yang positif dari perkembangan zaman. Selain itu para pendidik di tempat sekolah atau tempat belajarnya juga harus intropeksi diri kenapa pemuda pemuda saat ini berperilaku menyimpang. Pengawasan orangtua pun sangat diperlukan untuk mengawasi perilaku anak-anaknya. Dan yang terakhir kembali ke diri masing masing pemuda, jika mereka ingin sukses dan membangun negaranya, mereka harus sadar tinggalkanlah yang buruk dan bangkitlah menjadi pemuda yang siap menjadi sosok yang akan membangun bangsanya kelak. Sepuluh sampai dua puluh tahun ke depan nasib negara ini ada di tangan pemuda. Mereka akan melanjutkan tongkat estafet pendahulu pendahulunya untuk membangun negara tercinta ini.
Tapi di balik perilaku menyimpang pemuda tersebut terselip beberapa pemuda bangsa yang mengharumkan bangsanya di dunia, baik lewat karyanya dan pemikiran pemikirannya, seperti pembuatan mobil Esemka, pesawat, atau bahkan pemikiran pemikiran dan prestasi belajar mereka yang diakui oleh dunia. Bangkitlah pemuda, bangunlah mimpi-mimpimu dan kejarlah sampai kamu mendapatkannya. Saya yakin jika pemuda Indonesia mau berubah dan sadar dari sebuah kesalahan, mereka akan membuat negara ini tersenyum. Dan Indonesia pun akan menemukan makna merdeka yang sebenarnya.
Pandu Wibowo
Mahasiswa Fisip Uin Syarif Hidayatullah Jakarta
Ketua Himpunan Diskusi Mahasiswa
Tapi seiring berjalannya arus globalisasi di negara ini, semakin banyak juga makna negatif yang diterima pemuda dibandingkan makna positifnya. Pemuda yang seharusnya menjadi cikal bakal tiang untuk membangun Indonesia malah bertindak buruk dan memalukan negara. Mungkin kita sering mendengar dan melihat kasus-kasus negatif pemuda kita seperti tawuran, narkoba, seks bebas, pencurian, dan lain lain. Tapi jika kita bandingkan dengan pemuda pada zaman dulu, pemuda dulu sangat semangat untuk belajar dengan tujuan untuk menemukan titik kemerdekaan bangsa Indonesia. Kita ambilah contoh seperti Soekarno dan Hatta, selagi mereka muda banyak sekali buku buku yang mereka baca, seperti Plato, Aristoteles, Haggel, Karl max, Hitler, Thomas Aquinas, Ibnu Sina, dan lain-lain. Pemikiran-pemikiran ilmuwan mereka adopsi untuk diimplementasikan membangun bangsanya. Sampai perjuangan mereka pun terwujud yaitu Indonesia bisa merdeka.
Pemuda-pemuda dulu memilki daya juang belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemuda saat ini yang sudah teracuni makna negatif dari globalisasi. Jika kita lihat masa muda, orang-orang yang berpengaruh di negara ini pasti kita akan heran kenapa mereka bisa sukses. Dari beberapa pemuda terdahulu banyak sekali yang miskin, tapi walaupun dengan kondisi seadanya mereka mau belajar dan belajar untuk mendapat derajat tertinggi dan tentunya membangun bangsanya untuk sejahtera jikalau sukses nanti. Terbukti nama-nama seperti Soeharto dan Chairul Tanjung patut dijadikan contoh lagi untuk pemuda saat ini. Soeharto yang pada masa mudanya adalah orang miskin dan hanya menggantungkan hidup dengan bertani, tapi beliau mempunyai mimpi yang sangat luar biasa yaitu menjadi pemimpin negara. Beliau berjuang dengan belajar dan belajar sampai akhirnya mimpi beliau terwujud menjadi pemimpin negara ini. Selain Soeharto masih ada nama yang cukup terkenal ketika beliau sudah menjadi dewasa, beliau adalah Chairul Tanjung. Sapaannya sebagai “Anak Singkong” menandakan bahwa pada saat mudanya beliau hidup di bawah garis kemiskinan. Di balik itu semua lagi lagi beliau mempunyai semangat untuk perubahan. Pertanyaan dari kisah perjuangannya pun terwujud, beliau sekarang menjadi sosok yang terkenal dan berguna untuk bangsanya. Beliau menjadi pengusaha terkenal dan memberikan lapangan kerja untuk masyarakat dan membantu negara mengurangi pengangguran.
Sebenarnya masih banyak sekali selain nama yang bisa sukses dari kesederhanaan pada masa mudanya. Asalkan mau berubah dan belajar serta bisa menyaring mana yang baik dan buruk tentu pemuda bisa menemukan tugas asli pemuda untuk diri dan bangsanya. Jika kita lihat pola perilaku pemuda saat ini sangat sangat memperihatinkan. Sekira 68 persen pemuda saat ini melakukan perilaku menyimpang setiap harinya. Banyak perilaku menyimpang yang mereka lakukan seperti tawuran dan lain lain. Seharusnya pemuda semangat untuk bersaing dalam pembelajaran bukan bersaing dalam tawuran dan perilaku buruk yang tiada guna. Banyangkan saja dari dua tahun terakhir, Komisi Nasional Anak mencatat, telah terjadi 139 kasus tawuran dan menewaskan 36 pelajar pada 2011. Sedangkan dari awal 2012 sampai September, kasus tawuran antarpelajar mencapai 127 kasus dan menewaskan 26 pelajar. Mungkin data tawuran pejalar tersebut bisa kita jadikan contoh penyimpangan pemuda saat ini. Sebenarnya siapa yang salah, pemuda, orangtua, atau guru-guru yang mendidiknya di tempat pembelajaran. Dari kasus-kasus penyimpangan pemuda tersebut, mungkin kita bisa analisis dengan teori Differential Asociation (Pergaulan Berbeda).
Teori Differential Asociation ini dikemukakan oleh Edwin H. Sutherland. Menurut teori ini, penyimpangan bersumber dari pergaulan dengan sekelompok orang yang telah menyimpang. Penyimpangan diperoleh melalui proses alih budaya (cultural transmission). Jika berangkat dari makna teori tersebut lalu kita kaitakan dengan perilaku beberapa pemuda kita saat ini mungkin bisa kita katakan cocok. Pasalnya sebagian pemuda saat ini tidak bisa menyaring mana yang baik dan mana yang buruk terhadap proses alih budaya. Budaya budaya luar yang masuk dan mengandung makna negatif untuk diri mereka tetap mereka adopsi dengan alasan “Jika tidak mengikuti kita akan ketinggalan jaman”. Pergaulan yang bersumber pada kelompok yang menyimpang akan mudah sekali menular dan menjadi racun yang menggerogoti jiwa dan semangat mereka untuk membangun bangsanya.
Saran saya untuk menanggapi masalah pemuda saat ini adalah pemerintah harus serius dan tegas membina pemuda-pemuda bangsanya. Mereka harus membetulkan sistem yang salah dari pembelajaran untuk membangun pemuda-pemudanya agar menjauhkan hal yang negatif dan mengadopsi hal yang positif dari perkembangan zaman. Selain itu para pendidik di tempat sekolah atau tempat belajarnya juga harus intropeksi diri kenapa pemuda pemuda saat ini berperilaku menyimpang. Pengawasan orangtua pun sangat diperlukan untuk mengawasi perilaku anak-anaknya. Dan yang terakhir kembali ke diri masing masing pemuda, jika mereka ingin sukses dan membangun negaranya, mereka harus sadar tinggalkanlah yang buruk dan bangkitlah menjadi pemuda yang siap menjadi sosok yang akan membangun bangsanya kelak. Sepuluh sampai dua puluh tahun ke depan nasib negara ini ada di tangan pemuda. Mereka akan melanjutkan tongkat estafet pendahulu pendahulunya untuk membangun negara tercinta ini.
Tapi di balik perilaku menyimpang pemuda tersebut terselip beberapa pemuda bangsa yang mengharumkan bangsanya di dunia, baik lewat karyanya dan pemikiran pemikirannya, seperti pembuatan mobil Esemka, pesawat, atau bahkan pemikiran pemikiran dan prestasi belajar mereka yang diakui oleh dunia. Bangkitlah pemuda, bangunlah mimpi-mimpimu dan kejarlah sampai kamu mendapatkannya. Saya yakin jika pemuda Indonesia mau berubah dan sadar dari sebuah kesalahan, mereka akan membuat negara ini tersenyum. Dan Indonesia pun akan menemukan makna merdeka yang sebenarnya.
Pandu Wibowo
Mahasiswa Fisip Uin Syarif Hidayatullah Jakarta
Ketua Himpunan Diskusi Mahasiswa
Spoiler for sumber:
Diubah oleh Marshwhite 28-10-2012 03:16
0
989
Kutip
8
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
671.8KThread•41.4KAnggota
Urutkan
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru