VIVAlife - Salah satu negara tujuan wisata di kawasan Asia yang adalah China. Kultur leluhurnya masih begitu kuat melekat. Apapun yang ada di China selalu bisa menarik perhatian. Entah itu kuil-kuil peribadatan dengan arsitektur yang khas, atau bangunan benteng, hingga pasar tradisional.
China juga memiliki hutan batu atau stone forest di China bagian selatan yang sudah diresmikan UNESCO sebagai situs warisan budaya dunia. Masyarakat menamakan hutan batu itu Shilin. Hutan ini sendiri terletak di Shilin Yi Otonomi County, Provinsi Yunnan, atau sekitar 120 kilometer dari provinsi Kunming.



Disebut hutan karena memang bebatuan yang ada di areal ini menyerupai pepohonan tinggi yang tumbuh subur di hutan. Entah berapa banyak batu-batu yang berdiri kokoh di sini, sehingga menciptakan ilusi hutan. Konon, hutan batu ini sudah ada sejak 270 tahun silam.
Masyarakan setempat percaya jika batu-batu ini diciptakan oleh para dewa dengan membelah gunung. Dahulu tempat ini pun digunakan sebagai tempat persinggahan pasangan. Karena itu, mereka percaya jika pasangan yang mengunjungi hutan ini akan memiliki umur panjang dalam hubungan mereka.
Legenda dalam versi lain menceritakan jika hutan batu ini merupakan kelahiran Ashima, gadis cantik yang berasal dari masyarakat Yi. Ashima kemudian dikutuk menjadi batu oleh ayahnya sendiri. Namanya pun kini terukir di salah satu batu tinggi di hutan eksotis ini.



Terlepas dari cerita legenda soal bebatuan yang tertanam di areal seluas 80 hektar ini, para peneliti mengatakan jika formasi bebatuan sebenarnya terbentuk dari erosi angin dan air yang terjadi sejak ratusan tahun lalu.
Menjelajah hutan ini rasanya tidak akan merasakan lelah. Jajaran batu-batu dengan tekstur unik ini akan terus menemani langkah Anda menyelinap di antara sela-sela bebatuan besar. Belum lagi terpaan sinar matahari yang memberi kilau mengagumkan pada bebatuan ini.









Salah satu bagian paling menarik adalah Bright Summit Park atau puncak cerah. Anda akan mendapatkan kilauan matahari terbaik dari puncak ini. Menyaksikan terbitnya matahari di antara bebatuan dan awan. Selain turis asing, hingga sekarang masih banyak sastrawan China yang rajin mengunjungi keindahan tempat ini untuk mencari inspirasi.