JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) mendesak Kepolisian segera membebaskan 10 mahasiswa Universitas Pamulang yang ditahan usai terlibat bentrok dengan polisi di kampus mereka, beberapa waktu lalu.

IPW juga meminta Polda Metro Jaya mengusut upaya pemerasan yang dilakukan oknum polisi kepada mahasiswa yang ditahan senilai Rp10 juta.

“Pemerasan itu adalah tindakan biadab, apalagi dilakukn terhadapp mahsiswa yang sebelumnya sudah dipukuli polisi. Tidak ada alasan bagi polisi menahan mahasiswa demonstran yang sudah mereka pukuli dan diperlakukan secara represif tersebut,” kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam keterangan persnya, Minggu (21/10/2012).

Neta juga menyebut penanganan demo di Unpam, polisi bekerja tidak sesuai SOP. Seharusnya, kata Neta, dalam mngendalikan aksi massa, polisi menggunakan water canon terlebih dahulu sebelum melepaskan tembakan gas air mata dan peluru karet.

“Tapi yang terjadi di Unpam, polisi main hajar,” sesalnya. “Mahasswa dipukuli dan ditembaki gas air mata dan peluru karet. Akibatnya, bentrokan tidak terkendali dan sejumlah orang terluka, termasuk polisi”.

Bila polisi masih menahan ke-10 mahasiswa tersebut, kata Neta, polisi terkesan sewenang-wenang dan hanya mengedepankan balas dendam. Sebab mahasswa memprotes kedatangan Wakapolri ke kampus mereka. Padahal aksi protes mahasiswa itu bagian dari penyampaian aspirasi yang seharusnya disikapi polisi dengan profesional, bukan dengan arogan dan represif.

“Karena itu IPW mendesak polisi segera mebebaskan ke-10 mahasswa Unpam. Sebab menahan mereka bukanlah tindakan produktif, malah akan mbuat Polri terus menerus dicerca dan akumulasi perlawanan mahsswa kepada Polri kian meningkat,” tutupnya.

sumber : http://jakarta.okezone.com/read/2012...npam-rp10-juta

budaya ini telah lama ada di kepolisian