Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

m4ndiriAvatar border
TS
m4ndiri
Beda dengan Foke, Jokowi-Ahok Tak Mau Gusur Stadion Lebak Bulus untuk MRT
Jakarta - Pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang baru yaitu Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahja Purnama (Ahok) tak mau stadion Lebak Bulus digusur untuk Mass Rapid Transit (MRT). Sikap ini berbeda dengan rencana gubernur sebelumnya Fauzi Bowo (Foke).

Ahok menyatakan, pihaknya sedang mengkaji pembangunan MRT tanpa 'mengorbankan' Stadion Lebak Bulus.

"Pak Gubernur sudah jelas meminta dikaji lagi berapa biaya yang sesungguhnya, kenapa mesti dimulai dari Lebak Bulus ke HI. Orang-orang di selatan yang Bintaro sudah lewat BSD naik kereta. Jadi penghuninya mana? Terus mesti bongkar Stadion Lebak Bulus," ujar Ahok sebelum menggelar rapat dengan PT Adhi Karya Tbk dan Dishub DKI Jakarta di Balai Agung, Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (19/10/2012).

Dikatakan Ahok, apabila pembangunan MRT dilakukan dengan membongkar Stadion Lebak Bulus, maka tim sepakbola asal Jakarta yaitu Persija menjadi tidak punya stadion. Menurutnya lebih baik stadion tersebut tetap berdiri.

"Kenapa tidak dihadirkan Stadion Persija termasuk kompleksnya. Lalu MRT mulai dari Kampung Bandan, kan relnya sempit itu. Itu pemikiran Pak Gubernur yang ingin dijawab, siapa tahu pemikiran kita salah. Kita kan nggak tahu teknisnya," tutur Ahok.

Sebelumnya Deputi Sarana dan Prasarana Bappenas Dedy Priatna menyatakan, Jokowi ingin memastikan nilai proyek pembangunan terowongan MRT sekitar Rp 4,5 triliun dari Blok M ke Bundaran HI ini tidak kemahalan. Total proyek MRT tahap I menelan Rp 15 triliun.

"Jadi pihak Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) pernah memberi masukkan, proyek MRT DKI Jakarta ini dua atau tiga kali lebih mahal ketimbang proyek MRT di Singapura. Namun ternyata, proyek MRT di Singapura itu dikerjakan tahun 1994 lalu" kata Dedy beberapa waktu lalu.

Karena menghitung eskalasi (kenaikan harga), ujar Dedy, nilai proyek ini jelas naik dibandingkan proyek MRT Singapura yang dibangun sekitar 18 tahun yang lalu.

Kepala Biro Humas PT MRT Jakarta Manpala Rega Chandra Gupta Sitorus mengatakan, Wakil Gubernur Ahok akan melakukan kajian ulang terhadap proyek MRT termasuk soal nilai proyek yang dianggap terlalu besar. Namun menurut Gupta, saat ini kenyataannya proses persiapan pembangunan MRT sudah masuk tahap pengumuman pemenang tender 3 paket terowongan yang diumumkan Oktober ini.

Sementara itu Pakar Transportasi Darmaningtyas dalam tulisannya di instran.org, mengatakan harga pembangunan perkilometer MRT di Jakarta jauh lebih mahal dibandingkan dengan pembangunan MRT sejenis di kota-kota lain di dunia.

Darmaningtyas menuturkan biaya pembangunan MRT di Singapura US$ 54,5 juta, Seoul US$ 65,8 juta, Kalkuta US$ 59,9 juta, Mexico Line B US$ 43,8 juta, tapi biaya pembangunan MRT di Jakarta mencapai US$ 98 juta/km.

Menurut Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) perlu adanya tenaga ahli internasional untuk melakukan review atau mengevaluasi proyek MRT di Jakarta secara obyektif.

"Pada saat ini, international expert tersebut hanya dari Jepang saja. Ini tidak obyektif, karena dana pinjaman dari Jepang, konsultan dari Jepang, kontraktor dari Jepang; sehingga ibaratnya jeruk makan jeruk bila international reviewer-nya juga dari Jepang," kata Darmaningtyas.


sumber


komen TS : pemikiran yang briliant gubernur & wakil gubernur kita ini emoticon-I Love Indonesia (S)
0
3.9K
41
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.9KThread41.6KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.