Sedikit Catatan Gaya Berpolitik PKS dan HNW dalam Pilkada DKI, dari Beberapa Media

Gaya Berpolitik PKS dan HNW

1. Hiadayat Nurwahid dan PKS Mendukung Foke - Nara dikarenakan foke-nara satu Visi dengan PKS, dan HNW merasa Kecewa dengan Jokowi karena tidak meyelesaikan sampai akhir jabatan. Padaha; HNW juga ketika mencalonkan Guberneur DKI masih tercatat sebagai Anggota DPR-RI Komisi I[1]

2. Hidayat bilang Foke-Nara nara satu visi sama dia, Visi yang mana? Padahal sebelum kekalahan HNW di putaran ke – 2 HNW adalah orang yang paling keras mengkritik Foke-Nara[2]

3. HNW pernah merasa kecewa karena dilarang menjadi Khatib di kepulauan seribu, dilarang oleh Bupati kepulauan seribu, tentu saja bupati Kep. Seribu bawahan Guberneur DKI, dan HNW merasa sangat kecewa waktu itu, sudah jelas pelarang menjadi Khatib itu sudah sangat melanggar toleransi internal umat Islam[3]. Satu visi dari mana pa Ustadz?

4. Hidayat dan Jokwi Pernah Kecewa dengan DPT dan sempat akan di ajukan ke Mahkamah Agung, kenyataanya?[4]

5. Pak Hidayat memang pemaaf, dia mungkin melupakan penyerangan satpol PP terhadap markas pemenangan Hidayat-Didik[5], pak hidayat memang hebat bisa mengakui satu visi dengan orang yang pernah menyerang dia secara fisik.

6. Dulu HNW merasa gusar merasa di adu domba dengan jokowi, sekarang di adu beneran… sepertinya siapa yang terjebak dan siapa yang menjebak, ini demi pragmatisme atau memang pak HNW kurang cerdas dalam berpolitik atau terlampau cerdas[6]

7. Pak Hidayat harus ingat bahwa salah satu aspirasi pendukung pak hidayat adalah para PKL meminta pak HNW menertibkan supermarket, apakah pak HNW nggak tau siapa ahlinya yang bisa menertibkan supermarket, kalau memang visinya sama seharunya pak HNW dukung JB[7]

8. Para Pengamat politik mempunyai harapan besar apabila HNW bisa mendukung JB, tetapi ada sihingga HNW mendukung Foke[8]

9. Saya menjadi bingung apa sebenarnya motiv pak HNW dan PKS mendukung Foke-Nara padahal 2007 PKS pernah di kepung oleh Foke-Prijanto. Ada beberapa tebakan saya, pertama memang ada juala beli suaraà tetapi itu ga mungkin saya percaya pak HNW orang bersih, kedua seperti terjebak oleh sebuah ketakutan akan masa depan jakarta jika di pimpin oleh minoritas yakni ahok seperti kebanyakan ormas Islam saat ini yang ketakutan jika Ahok menang maka umat islam akan jadi korban.

Tetapi Masalah Pluralisme pernah menjadi senjata pak HNW, ini statmen pak HNW tentang Plularisme

“Pluralisme bagi PKS sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Anda tahu bahwa saya pernah menjadi kordinator Indonesia Damai, ada Pendeta Nababan, Romo Mudji, Franz Magnis-Suseno, dan mereka nyaman,” ujarnya kepada wartawan di Gedung DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Senin (19/3/2012).

Ketika pemilu legislatif 2004, Hidayat mengungkapkan bahwa dirinya mendapatkan suara tertinggi di Indonesia, yaitu dari Jakarta. Begitu juga saat dirinya menjadi Presiden PKS saat Pilkada 2007 sehingga partai berlambang bulan sabit dan padi tersebut memiliki jumlah kursi terbanyak kedua di DPRD DKI Jakarta setelah Partai Demokrat.

“Itu adalah fakta sejarah dan bagian yang bisa diulangi, saya mendapatkan begitu banyak dukungan, dari begitu banyak kelompok warga; ada kelompok suku, kelompok lintas agama, pemuda, pelajar, bahkan rekan-rekan kami dari non-Muslim pun memberikan dukungan,” ungkap Ketua MPR periode 2004-2009 itu.[9]

http://politik.kompasiana.com/2012/0...eberapa-media/