Jakarta - Saat traveling, taksi seringkali menjadi salah satu kendaraan pilihan turis untuk mencapai tempat wisata. Tapi berhati-hatilah jika Anda naik taksi di 10 kota ini, karena supirnya dikenal buruk.

Taksi, bagi sebagian turis, dianggap sebagai kendaraan yang fleksibel dan mudah untuk mencapai destinasi. Bagaikan kendaraan pribadi, Anda bebas meminta supir taksi untuk mengantar ke tempat tujuan. Tapi siapa sangka kalau beberapa kota wisata memiliki supir taksi yang dianggap buruk.

Dari situs Tripadvisor yang dilansir Asiaone saat dilongok detikTravel, Jumat (12/10/2012) beberapa kota yang memiliki supir taksi nakal. Salah satunya adalah supir taksi yang ada di Kuala Lumpur, Malaysia.

Supir taksi di Ibukota Malaysia ini dianggap nakal karena seringkali menolak menggunakan jarak untuk menentukan harga. Wisatawan pun akan ditodong langsung dengan harga yang ditentukan oleh sang supir. Bahkan, Tripadvisor memberikan istilah 'perampokan' untuk penentuan harga taksi ini.

Situs traveling yang populer ini juga menambahkan saat penentuan harga taksi dimulai, akan terjadi tawar-menawar antara supir taksi dan wisatawan. Lalu bagaimana kalau harga yang ditawar wisatawan tidak sesuai? Bahasa atau gerakan kasar dari supir taksi akan diterima sang turis.

Ternyata, selain Kuala Lumpur, masih ada 9 kota lain di dunia yang dianggap memiliki supir taksi buruk, dan harus traveler waspadai. Dihitung mundur dari urutan ke-10, inilah 10 kota yang dengan supir taksi terburuk, versi Asiaone:

10. Moscow, Rusia

Moskow adalah salah satu kota yang banyak diminati turis. Bertebarannya bangunan megah dan tata kota yang apik menjadikan kota ini menarik bagi turis. Sayangnya, cukup sulit menemukan taksi di jalanan Moskow. Alhasil, mobil pribadi yang menjadi taksi ilegal pun bertebaran di sini.

9. Shanghai, China

Nampaknya traveler harus waspada saat traveling ke kota di Negeri Tirai Bambu ini. Pastikan Anda sudah tahu dengan sangat jelas lokasi yang akan dituju sebelum naik taksi. Jangan lupa pula tunjukkan kepada supir, atau Anda akan diajak berputar dan tidak akan menemukan lokasi tujuan.

8. Kairo, Mesir

Posisi ke-8 diduduki oleh Kota Kairo di Mesir. Supir taksi di sini hobi sekali menguping atau pun mencari tahu urusan penumpangnya alias stalking. Ia akan mencari tahu destinasi selanjutnya sang penumpang, agar bisa mengantar lagi dan mendapat keuntungan darinya.

7. Zurich, Swiss

Can you speak english? Jangan terlalu banyak berharap Anda mendapat jawaban pertanyaan tersebut saat berada di Zurich, Swiss. Orang di kota ini tidak banyak yang bisa menggunakan bahasa Inggris. Ini akan menjadi kendala saat Anda berbicara dengan supir taksi. Yang membuat taksi di Zurich kurang bersahabat adalah tarif taksi di sana cukup mahal.

6. Mumbai, India

Siap-siaplah melihat banyak supir taksi yang akan mengerubungi Anda saat traveling ke Mumbai di India. Memang inilah kebiasaan supir taksi di sana. Mereka akan berdesak-desakan mengerubungi Anda. Selain itu, yang membuat tidak nyaman adalah kebanyakan taksi di Mumbai menggunakan mobil tua dan tidak dilengkapi sabuk pengaman.

5. New York, AS

Sebenarnya supir taksi di New York, AS cukup ramah dan menyenangkan bagi turis, apalagi tarif taksinya juga sesuai dengan jarak. Hanya saja, kebanyakan supir taksi di New York tidak tahu jalan. Jadi sebaiknya Anda mencari tahu terlebih dahulu sebelum naik taksi di New York.


4. Paris, Prancis

Pengemudi taksi di Paris, Prancis sudah banyak dikenal turis sebagai pengemudi yang kasar, dan tidak tertib. Jadi persiapkan diri untuk kebut-kebutan di sana, ya!


3. Bangkok, Thailand

Di Bangkok, Thailand, banyak pengemudi taksi yang mengaku tidak tahu jalan, padahal sebenarnya mereka tahu. Alasannya? Tentu saja supaya turis bisa diajak keliling kota dan akhirnya membayar tarif taksi yang mahal.


2. Roma, Italia

Traveling ke kota ini, mungkin Anda akan kesulitan menemukan taksi, karena memang sedikit jumlahnya. Nah, kalau beruntung bertemu taksi, bersiaplah karena supir taksi di sini terkenal kasar.

1. Kuala Lumpur

Ya, ini dia kota pertama yang terkenal dengan supir taksinya yang kasar. Seperti yang telah dipaparkan di atas, kebanyakan pengemudi taksi di Kuala Lumpur menolak mengukur tarif taksi berdasarkan jarak tempuh.