Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

b4djulAvatar border
TS
b4djul
Export RI Mulai Ancur2an, Batubara & Sawit Jeblog, Sense of Crisis kok Tak Ada?
Export RI Mulai Ancur2an, Batubara & Sawit Jeblog, 'Sense of Crisis' kok Tak Ada?
Export RI Mulai Ancur2an, Batubara & Sawit Jeblog, 'Sense of Crisis' kok Tak Ada?

BPS Catat Impor Turun di Luar Kebiasaan
Senin, 01 Oktober 2012 | 22:01:03

Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, biasanya terjadi impor yang terus merangkak naik hingga bulan Agustus ini, tetapi tahun ini impor turun. Ini di luar kebiasayaan yang ada. “Kalau sekarang penurunan impor karena lebaran, stok cukup dan pekerja sedang libur. Nah sekarang pekerja kan sudah mulai masuk," kata Direktur Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Satwiko Darmesto di Jakarta, Senin (1/10), di Jakarta. Dia menuturkan, libur nasional membuat proses produksi industri pengolah impor bahan baku dan penolong terhenti untuk sementara waktu.

Seyogianya, lanjut Satwiko, impor ini diperlukan sebagai pendorong kinerja ekspor. Namun, keadaan dunia yang belum sepenuhnya pulih dari ancaman krisis, membuat harapan ekspor mengecil. "Impor bahan baku memang diperlukan untuk kemudian diolah dan diproses disini kemudian diekspor," tuturnya. Satwiko mengungkapkan, kinerja ekspor Indonesia selama ini hanya bergantung pada dua komoditi pokok batubara dan minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO). Begitu permintaan keduanya menurun, sambungnya, maka dua komoditi tersebut ikut merosot dan kinerja ekspor pun terpukul signifikan."Ekspor kita cuma gitu-gitu saja. Cuma ya batubara dan CPO, itu turun. Jadi ya masih krisis (neraca perdagangan) sebetulnya," kata Satwiko.

Satwiko juga mengatakan, Indonesia masih belum mampu memanfaatkan hasil migas Tanah Air dan tetap bergantung pada impor. Hal ini salah satu penyebab impor terus-menerus membesar. Meski bulan lalu impor non migas menurun, kata Satwiko, tapi impor sektor migas tetap tinggi. Jika ini berlanjut, sambungnya, akan membahayakan neraca perdagangan ketika kinerja ekspor terus menurun akibat krisis dunia. "Impor BBM termasuk oli, Pertamina ya pakainya oli impor. Jadi bahan hasil minyak kita belum banyak memproduksi," ujarnya.

Menurut Satwiko, neraca perdagangan Indonesia terus terancam. Rendahnya kinerja ekspor juga membuat target US$ 200 miliar hingga akhir tahun sulit tercapai. Satwiko menjelaskan, harapannya hanya pada perbaikan harga komoditas andalan Indonesia ditengah menurunnya permintaan dunia dan juga pengolahan barang mentah sehingga meningkatkan nilai tambah. Ekspor Indonesia hanya tergantung pada dua jenis bahan itu yakni batubara dan CPO. "Sekarang kan baru US$ 127 miliar, kalau dalam empat bulan kedepan, berarti kalau ditambah US$ 15 miliar per bulan kali empat bulan hanya tambah US$ 60 miliar. Jadi sampai akhir tahun hanya sekitar US$ 187 miliar, tidak sampai US$ 200 miliar," terangnya.
http://www.stabilitas.co.id/view_art...le_category=17

Export RI Mulai Ancur2an, Batubara & Sawit Jeblog, 'Sense of Crisis' kok Tak Ada?

Export RI Mulai Ancur2an, Batubara & Sawit Jeblog, 'Sense of Crisis' kok Tak Ada?
source: http://www.coalspot.com/news/2431/in...in-in-october/


Oktober, Pengusaha Kumpul Bahas Antisipasi Krisis
Kamis, 27 September 2012 | 14:33 WIB

TEMPO.CO, Balikpapan - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kalimantan Timur menyelenggarakan forum chief executive officer (CEO) pengusaha nasional di Balikpapan pada 2 Oktober 2012 mendatang.

Forum CEO ini nantinya akan mengulas soal krisis global yang melanda Eropa dan Amerika Serikat serta cara mengantisipasinya. “Ketua Apindo Sofyan Wanandi sudah menyatakan kehadirannya,” kata Ketua Apindo Kalimantan Timur, Slamet Brotosiswoyo, ketika dihubungi Tempo, Kamis, 27 September 2012. Sekretaris Apindo Kalimantan Timur, Herry Yohanes menambahkan diskusi Forum CEO ini nantinya menjadi masukan pada pemerintah daerah, pengusaha, dan perbankan dalam menyikapi krisis berkepanjangan dunia.

Secara tidak langsung, menurut dia, krisis yang melanda dunia sudah mulai dirasakan dunia usaha Kalimantan Timur yang mengandalkan sektor minyak dan gas bumi, pertambangan batu bara, dan kelapa sawit. “Sudah mulai dirasakan. Pengusaha mengevaluasi produksi. Alat berat banyak yang menganggur dan pendapatan menurun drastis,” katanya.

Herry mencontohkan harga batu bara yang sekarang ini turun hingga 50 persen dari harga normal di pasar dunia. Demikian juga minyak sawit mentah yang turun menjadi 2.600 ringgit per ton dari 3.000 ringgit per ton.“Permintaan turun sehingga otomatis pasaran harganya juga turun,” ujarnya.

Pada 2011, Kalimantan Timur memproduksi batu bara sebanyak 210 juta metrik ton. Produksi batu bara menyumbang 56,8 persen produksi nasional yang diperkirakan mencapai 370 juta metrik ton. Penyumbang terbesar perekonomian Kalimantan Timur didominasi sektor pertambangan sebesar 49,6 persen, kemudian pengolahan minyak dan gas 18,9 persen, perdagangan dan hotel 8 persen dan pertanian 6 persen. Akibat krisis, beberapa negara tujuan ekspor sumber daya dari Kalimantan Timur seperti India, Cina, Amerika Serikat dan lainya mulai mengurangi konsumsi batu bara dan minyak sawit mentah. Akibatnya ekspor Kalimantan Timur pun terancam turun.

Karena itu, lanjut Herry, forum CEO akan merumuskan langkah antisipasi atas dampak negatif krisis ekonomi yang terjadi di Uni Eropa dan Amerika Serikat.Wakil Ketua Apindo Kalimantan Timur, Dody Achadiyat, menambahkan bahwa forum CEO tersebut nantinya akan menghadirkan Ketua Apindo, Sofyan Wanandi, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik, Duta Besar Uni Eropa Julian Wilson, Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak, dan lainnya
http://www.tempo.co/read/news/2012/0...isipasi-Krisis

------------------

Ingatlah krismon 1997 sodara-sodaraku, se bangsa dan se tanah air ... waktu itu kita terlalu ternina-bobokkan akibat dibuai dengan puji-pujian IMF, World Bank dan negara maju tentang keperkasaan ekonomi nasional...sementara pejabat Pemerintah begitu yakinnya bahwa perekonomian Indonesia sangat kuat secara makroekonomi. Nyatanya? Kini kita juga mulai mengalami hal sama, kenyang puji-pujian darimana-mana, bahkan SBY merasa 'ge er' karena terus dipuji asing atas kehebatan ekonomi kita yang kebal pengaruh krisis ekonomi dari AS dan Eropa. Nyatanyai? Coba lihat data-data diatas,, dan pada halaman-halaman berikutnya dari thread in
0
7.5K
59
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.9KThread41.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.