agan agan Mau barang bagus bermerk luar negeri, gak usah bingung datang saja ke Pasar Ular ( paul ). Semua barang mewah digelar disana. Konon katanya, saat kapal sedang lego jangkar, ABK kapal mencari hiburan sambil bawa barang untuk di jual. Biarpun barang luar negeri harus ekstra hati-hati jika membeli, karena barang tersebut sisa eksport. Tidak menutup kemungkinan ada cacat sedikit, tapi gpp gan nyaris tak terlihat kok.

Tepatnya, daerah tersebut di Kawasan Plumpang dan Permai Jakarta Utara. Pasar Ular berdiri sejak tahun 1960 an. Aneka barang di jual mulai dari baju, celana, sepatu, tas, ikat pingang, jaket dan barang pecah belah, harganya miring (harga Kaki 5).

Pasar Ular sendiri di bagi dua bagian karena barang yang di perdagangkan berbeda jenisnya. Di Jl. Yos Sudarso Permai. Tanjung Priuk Jakarta Utara, di lokasi ini lebih dikenal barang dagangannya barang pecah belah atau keramik.

Sedangkan Pasar Ular di Plumpang banyak menjual barang fesyen seperti pakaian, sepatu, tas dll.

Kalau membeli barang harus pandai-pandai menawar, biar dapat harga miring. Jangan sungkan-sungkan nawarnya, kalau harga cocok pasti di kasih.

Tips Buat agan yang mau belanja :
Untuk anda yang pertama kali datang pasar Ular, jangan pernah berpakaian mencolok

dan keren karena anda pasti langsung di tembak harga mahal.

Berbusana santai, pakai Celana pendenk, kaos Oblong dan sendal jepit. Membuat anda

terlihat sebagai warga sekitar Utara…..

Berimbas pada, Penjual tidak akan membuka harga yang terlalu tinggi untuk anda.

Jeli memilih barang… Bukan hanya asal merk terkenal saja. Detail memilih

barang…membuat anda tidak akan kecele.

Pasar Ular, Pelumpang, Tanjung Priuk, Jakarta Utara
Jam Buka : Setiap hari jam 08.00-17.30 Wib

Selamat berbelanja…

Berikut informasi-informasi yang ane dapat dari berbagai sumber mengenai asal muasal mengapa pasar ini bernama Pasar Ular:

Disebut pasar Ular konon karena barang-barang yang ada di sana hilangnya secepat larinya ular. Sebab barang-barang di Pasar Ular dulunya memang berasal dari selundupan para pelaut-pelaut yang bersandar di pelabuhan Tanjung Priok. Antar-kios berdempetan menyusuri lorong panjang yang meliuk-liuk seperti ular. Lorong panjang ini memiliki lebar kurang lebih dua meter.

Barang yang diperjual belikan itu bisa berputar di mana-mana. Dari si A dijual kepada si B, lalu dijual lagi kepada C, dan seterusnya bahkan kembali lagi kepada penjual pertama. Seperti itulah sejarahnya dikarenakan sistem penjualannya berputar-putar seperti ular makanya dinamakan Pasar Ular.

Pasar Ular kini sudah tidak seseram dulu. Dulu ada stigma bila kita membeli sesuatu di pasar tersebut, keluarnya akan dihadang preman; barang belanjaan kita dirampas dan di jual kembali ke dalam pasar. Kini Pasar Ular lebih bersahabat. Itu terbukti ketika ane berkunjung ke sana banyak keluarga yang berbelanja disana, dan para penjualnya pun ramah kepada para pengunjung yang hanya sekedar ingin melihat-lihat. Datang dan buktikan sendiri, berbelanja dengan sedikit peluh kadang menjadi pengalaman yang menyenangkan.