Rangkaian kereta khusus wanita mulai dioperasikan hari ini, Senin (1/10/2012), untuk relasi Bogor-Jakarta Kota dan Bogor-Jatinegara. Sebanyak delapan gerbong kereta ini hanya boleh dinaiki penumpang wanita dan anak-anak.

Pantauan Kompas.com, kereta khusus wanita yang pertama kali dioperasikan adalah kereta dengan nomor KLB 5381 rute Bogor-Jakarta yang berangkat pukul 06.30 dari Bogor dan dijadwalkan tiba pukul 07.55. Pengamatan di Stasiun Universitas Indonesia (UI), kereta dengan gerbong paling depan bertuliskan "Khusus Wanita" ini tiba terlambat lima menit dari jadwal tiba di stasiun ini pukul 07.03 WIB.

Dibandingkan dengan kereta ekonomi atau kereta commuter line yang ada sebelumnya, kereta ini terbilang lengang meski ramai peminatnya. Penumpang wanita tidak lagi harus berdesak-desakan seperti saat menaiki kereta umum biasanya di pagi hari yang superpadat. Pemandangan ini kontras dengan apa yang terjadi di kereta ekonomi dan commuter line yang berangkat tepat di depannya. Kedua kereta itu sudah penuh sesak akan penumpang. Pintu-pintu tidak lagi bisa menutup lantaran penumpang yang sudah terdesak sampai ke pinggir pintu.

Pada kereta ekonomi, bahkan "atapers" masih santai duduk di dekat kabel listrik tegangan tinggi. Para penumpang wanita yang menaiki kereta khusus wanita ini pun mengaku lega.

"Enak ya, kosong banget. Jadi berdirinya enggak sesak," ujar Ati, pegawai Kementerian Kehutanan.

Ati mengaku, sehari-hari biasanya dia menumpang commuter line dan selalu masuk di gerbong campuran. Menurutnya, ketersediaan gerbong wanita yang hanya ada di Gerbong 1 dan delapan rangkaian kereta tidak cukup menampung banyaknya penumpang wanita yang memakai moda transportasi ini.

"Jadi, dengan adanya kereta khusus perempuan ini, lebih banyak ruang buat perempuan karena semua gerbongnya khusus perempuan," ujar Ati.




Biasanya, tak ada senyum di wajah para penumpang KRL saat naik atau turun kereta, termasuk penumpang gerbong khusus wanita. Namun, ada yang berbeda di hari Senin (1/10/2012) ini.

Wajah tiga penumpang perempuan Devy, Gita dan Nini terlihat segar dihiasi senyum saat turun di Stasiun Kalibata, Jakarta Selatan. Ketiganya baru saja menikmati KRL Commuter Line khusus perempuan yang tiba di Stasiun Kalibata pada pukul 7.30 WIB.

"Senang, nggak desak-desakan lagi," ujar Devy, mahasiswi Sekolah Tinggi Ekonomi Keuangan Perbankan Indonesia (STEKPI) saat ditemui Kompas.com di pelataran Stasiun Kalibata.

Devy menambahkan suasana berdesakan dan saling berebut antar penumpang yang biasanya menghiasi jam-jam sibuk, tak terlihat di rangkaian khusus perempuan yang mulai dioperasikan PT KAI Commuter Jabodetabek (KJC) hari ini.

"Apalagi pas jam sibuk seperti ini, biasanya mau naik turun saja sulitnya minta ampun," imbuh Gita, teman satu kampus Devy.

Apa yang dipaparkan Gita dan Devy memang sesuai dengan hasil pantauan Kompas.com. Suasana naik turun dari kereta khusus perempuan ini jauh dari situasi kacau, berdesakan dan berebutan.

Calon penumpang dengan tertib menunggu seluruh penumpang yang akan turun keluar dari gerbong sebelum mulai memasuki kereta. Kenyamanan bagi penumpang yang turun juga sangat terasa karena pelataran stasiun yang cukup lapang.

"Di dalam juga biasanya sama aja (berdesakan). Sekarang nyaman banget. Semua penumpang dapat tempat duduk," kata Nini, seorang pegawai swasta di Kalibata.

Nini berharap PT KCJ menambah rangkaian kereta khusus perempuan ini. Sebab, lanjut dia, selain lebih nyaman, suasana di dalam kereta juga lebih aman.

"Kalau bisa ditambah beberapa lagi ya. Biar perempuan seperti kami yang sehari-hari menggunakan kereta merasa lebih aman," tambah Nini.

Mulai hari ini, PT KCJ mengoperasikan satu rangkaian KRL Commuter khusus kaum hawa. Kebijakan ini merupakan bagian dari upaya peningkatan layanan PT KCJ.

"Rangkaian khusus perempuan ini merupakan lanjutan dari Kereta Khusus Wanita (KKW) yang diresmikan pada 19 Agustus 2010," ujar Manajer Komunikasi Perusahaan PT KCJ, Eva Chairunisa.


Berikut jadwal kereta khusus wanita yang mulai diberlakukan hari ini, kecuali hari libur dan hari libur nasional:




original source :