Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kumahasianyetAvatar border
TS
kumahasianyet
[Pencitraan] Massa dan Simpatisan PDIP Geruduk Adira Finance Kota Tasikmalaya
Rabu, 05/09/2012 - 18:34

TASIKMALAYA,(PRLM).- Gara-gara ulah oknum debt collector (DC) atau penagih utang menganiaya serta merampas uang milik seorang nasabah, tidak kurang dua ratus massa dan simpatisan PDIP menggeruduk Kantor Adira Finance Kota Tasikmalaya. Dalam aksinya mereka tidak hanya membakar ban bekas, mereka juga minta agar pihak perusahaan pembiayaan atau leasing tersebut memberi ganti rugi kepada korban, Opik Ahmad (25).

Sebelum menggeruduk Kantor Adira yang terletak di Jl. H. Djuanda Linggajaya, Kecamatan Mangkubumi massa melakukan konsolidasi di Kantor PDIP yang tidak jauh dari termpat tersebut. Setelah berkumpul, mereka berjalan kaki menuju Adira Finance (AF).

Sesampainya di halaman kantor Adira, mereka menggelar mimbar bebas, selain itu sebagian massa lainnya membakar ban serta kertas bekas. Akibat aksi bakar itu, halaman kantor pembiayaan tersebut nyaris tertutup asap tebal disertai bau karet terbakar yang sangat menyengat. .

Sebelum melakukan aksi membakar ban, seorang pengunjukrasa menyeret ban bekas dengan sepedamotor. Setelah dilepas dari ikatannya, beberapa pengunjuk rasa langsung membakar ban bekas tersebut. Sementara itu puluhan anggota polisi dari Polresta Tasikmalaya melakukan penjagaan ketat terhadap kantor Adira.

Dalam orasinya koordinator aksi, Andi Abuy mengungkapkan kronologis peristiwa pengaiayaan yang dialami oleh kadernya. Bermula ketika korban Opik Ahmad sedang bekerja di tempat cucian motor didatangi JM, yang selama ini dikenal sebagai tukang tagih, bersama dua orang tidak dikenal. Korban dipaksa mengikuti kemauan JM.

"JM yang menculik korban dengan alasan menyelesaikan masalah di rumah. Pelaku memboncengkan korban menuju Kantor Adira. Di ruang penjagaann, Opik dipukuli selain itu dompet berikut isi serta sepedamotornya dirampas," tuturnya.

Tidak hanya itu selama dalam perjalanan, korban yang sudah menjalani visum di RSUD Kota Tasikmalaya, beberapa kali perutnya disikut oleh pria berperawakan kekar tersebut. Akibat penganiayaan korban Opik menderita sakit beberapa bagian tubuhnya. "Kami menuntut keadilan, JM harus diadili. Kami juga minta pertanggungjawaban Adira atas tindakan JM, kembalikan motor yang dirampas," tambahnya.

Sementara itu saat kobaran api terus membesar, akhirnya polisi memadamkan kobaran api dengan alat pemadam kebakaran. Selain itu beberapa anggota juga mengguyur sisa ban terbakar dengan air. Polisi mengambil tindakan tegas itu karena khawatir panas yang ditimbulkan oleh pembakaran ban bekas dapat memutus kabel listrik.

Terpisah Perwakilan Adira Finance Area Jawa Barat, Asep Sujana yang didampingi penasehat hukum Jeni Tugistan, menegaskan bawha JM sudah sejak lama tidak lagi menjadi bagian dari Adira Finance Tasikmalaya. Bahkan ia juga mengungkapkan dugaan kecurigaan ada pemalsuan dokumen penarikan kendaraan.

"Sebelumnya yang bersangkutan memang pernah di Adira, akan tetapi sejak tahun 2009 sudah tidak lagi dikontrak, jadi hanya bertindak secara perseorangan. Kami juga minta polisi untuk mengusut tuntas kasus tersebut," tuturnya.

Tindakan JM, tambah Asep, tidak sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku di Adira Finance. Sampai sekarang, ia menambahkan tidak pernah mengeluarkan surat perintah kepada JM. Sedangkan berkenaan dengan tuntutan pihak keluarga korban, persoalan tersebut dapat dibicarakan bersama.

"Yang menjadi pertanyaan dari mana JM mendapatkan data pencarian unit. Kami perkirakan ada pemalsuan. JM adalah oknum eksternal yang memanfaatkan keadaan, kami serahkan sepenuhnya persoalan tersebut kepada pihak kepolisian," katanya.

Berkenaan dengan tindakan penganiayaan dan perampasan dompet, penasehat hukum Adira Tasikmalaya, Jeni menyatakan bahwa tindakan tersebut diluar kemampuan Adira. Sebab JM sudah tidak lagi menbjadi bagian internal Adira Finance.

"Kami juga sangat menyesalkan kejadian tersebut. Yang pasti, persoalan itu sepenuhnya sudah kami serahkan kepada aparat kepolisian untuk menindaklanjuti proses hukumnya," tutur Jeni.(A-101/A-89)case closed

sumber

MIRIS..... lagi-lagi pencitraan, gaya preman dibalas preman. wew emoticon-Takut (S)
bebas utang, bebas rentenir,.. coblos partainya si mbok
0
3.9K
36
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.6KThread41.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.