Pagi gan, ane cuma mau sharing pemikiran ane saja siapa tahu ada agan2 yang masih pelajar bisa mencernanya.
Akhir2 ini pelajar mendapat ekstra kulikuler baru yang tak tertulis tapi terkesan "wajib" yaitu tawuran. Miris memang, mereka banyak yang tidak sadar kalau untuk mereka masuk sekolah itu Orang tua mereka banting tulang buat biaya sekolahnya. Tapi mereka menganggap itu hanya sebagai "bantuan kecil". sungguh miris. Pihak sekolah sepertinya juga "menutup mata, tutup kuping" atas apa yang tengah terjadi di sekolah mereka. Apa kata oknum pelajar yang telah membacok pelajar lain ketika ditanya apa puas dengan yang dia lakukan? jawabannya saya sangat puas, dan yang bertanya itu seorang Menteri Pendidikan RI. Apa di sekolahnya tidak diberikan pelajaran agama? PPKN? apa di rumahnya juga tidak diberikan pembekalan agama? Ini bukti bahwa pihak sekolah dan yang paling utama orangtua harus bisa "mendidik" anaknya dengan bijak, dan tegas bukan dengan keras atau kekerasan. Pelajar sekarang tidak mengerti apa arti kuat dan menang yang sebenarnya. Buat mereka arti kuat yang sebenarnya seharusnya kuat dalam melaksanakan pembekalan ilmu di sekolah baik teori maupun praktek. bukan kuat dengan cara berkelahi itu pun keroyokan dan teriak paling kencang, b egitu musuh datang kabur itu malah pengecut. Menang arti sebenarnya adalah mendapatkan nilai yang baik dalam setiap ujian, menang dalam menahan diri untuk tidak ikut tawuran, bukan menang dengan cara konyol (tawuran) yang akhirnya siapa tau mereka juga yang mati konyol.
Pesan saya, berkaca lah pada cermin dan tanya pada diri kalian, apa kalian pantas untuk jadi pengecut? mengeroyok orang lain atau mungkin mati konyol karena alasan yang dungu? hanya kalian yang tahu.

Makasih buat agan2 yang mau baca, sorry kalo kepanjangan maklum ane merasa perlu untuk menulis trit ini.

Bantu share sama ya gan