Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mangus29Avatar border
TS
mangus29
Catatan Santri Bodoh
PESANTREN

Banyak orang bilang sekolah adalah masa yang paling indah. Banyak cerita tentang indahnya masa-masa sekolah. Bahkan sampai ada yang di buatkan lagu. Tapi masa-masa itu gak bakal terulang kembali. Meskipun bisa apakah iya dengan temen yang sama? Suasana yang sama? Guru yang sama? Pacar yang sama? (mudah-mudahan yang ini lebih cantik, emoticon-Genit) Atau kelamin kita tak sama lagi? *lah emoticon-Bingung

Tapi bagaimana ceritanya kalo masa-masa sekolah itu dihabiskan di dalam pesantren emoticon-Mewek. Di dalam pesantren yang gak bisa dengan bebasnya keluar masuk. Di pesantren yang selalu dikekang oleh semua peraturan. Di pesantren yang gak mungkin kita bisa bersentuhan dengan cewek cantik emoticon-Mewek(ya iyalah).

Apakah semuanya tetap indah? Apakah semua itu bisa dikenang?
Sebelumnya menurut kalian sendiri apa itu Pesantren?
Pesantren berasal dari kata “Pesan” yang artinya sms dan kata “Tren” yang lagi ngetren jadi bisa disimpulkan artinya adalah sms yang lagi ngetren (halaaaah...).

Banyak orang berpikir bahwa pesantren itu adalah tempat anak-anak buangan. Tempat dimana anak-anak yang nakal dibuang dari orang tua mereka. Karena ketidakbecusan para orang tua mereka yang untuk mendidik anaknya dan lebih menggantungkan kepada pesantren untuk mendidik anak-anaknya supaya tidak nakal. Mungkin semua itu ada benarnya. Tapi buat gue semua itu salah.

Pesantren atau biasa disebut Pondok Pesantren yang bisa di singkat PonPes adalah sekolah islam berasrama. Pendidikan di dalamnya bertujuan untuk memperdalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul serta mempelajari bahasa Arab serta tata bahasanya.

Untuk sejarah umumnya sih simple. Yakni ada beberapa orang yang ingin belajar kepada seorang Kyai. Karena semakin lama semakin banyak yang datang untuk belajar kepada sang Kyai maka beliau berinisiatif untuk mendirikan sebuah pemondokan atau asrama. Para murid yang belajar di dalam pesantren pun biasa disebut dengan sebutan santri.

Di Indonesia sendiri saat ini sudah banyak berdiri pondok-pondok pesantren. Klo pengen belajar ngitung coba aja lu itung-itung sendiri, gue si ogah. Berbeda dengan jaman kuno masa pra sejarah dulu yang menyuguhkan pesantren dengan cara salafiyah. Saat ini pondok-pondok pesantren di Indonesia sendiri sudah memiliki banyak jurusan, dan biasa disebut Pesantren Modern.

Pesantren Salafiyah atau Salafi biasanya masih menganut sistem tradisional. Di mana seorang santri yang belajar di dalamnya hanya disuguhi oleh pelajaran-pelajaran islam. Intinya mereka hanya memperdalam pelajaran agama islam. Dan di sana biasanya seorang santri dapat belajar langsung dengan sang Kyai. Sedangkan untuk Pesantren Modern para santri tidak hanya disuguhi pelajaran agama islam namun di sini mereka juga disuguhi dengan pelajaran-pelajaran umum lainnya. Meskipun tetap saja untuk persentasenya lebih banyak pelajaran agama islamnya. Berbeda dengan pesantren salafi dipesantren modern para santrinya lebih banyak diajar oleh para guru yang telah disediakan dan jarang sekali diajar langsung oleh sang Kyai. emoticon-thumbsup

Untuk Pesantren Modern sendiri jujur gue gak tau siapa pencetusnya. Karena males harus searching di mbah Google dan masuk sini situ. Tapi mungkin sepertinya para Kyai di jaman dahulu mulai menyadari bahwa untuk hidup ini para santri bukan hanya membutuhkan ilmu agama saja namun mereka juga perlu di bekali oleh ilmu-ilmu umum lainnya. Dari yang awalnya hanya ada Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah saat ini pesantren mulai menambahkan jurusan SMP, SMA, dan SMK. Bahkan yang terbaru diabad 21 diera globalisasi saat ini ada yang namanya Pesantren Virtual. Mungkin orang-orang saat ini mulai berpikir bahwa yang namanya pesantren tak harus tinggal didalam pesantren atau asrama. Jadi cukup duduk manis dirumah, buka website, kemudian pelajari semuanya melalui website tersebut.
Awalnya gue penasaran juga kok ada ya Pesantren Virtual? Apakah cukup kalo belajar agama cuma lewat website? emoticon-Bingung

Karena penasaran akhirnya gue coba buka Google dan searching. Dan ternyata benar Pesantren Virtual itu ada. Gak perlu gue tulis apa nama websitenya lu cari aja sendiri, coz ini bukan iklan ya. Disana banyak dituliskan artikel-artikel maupun pengertian-pengertian untuk pembelajaran agama islam. Tentang fiqih, akhlak, dan lainnya. Bahkan bisa berkonsultasi online dan menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang tidak dimengerti kepada sang ustadz. Sempat terbesit dalam pikiran gue “wow keren juga ya orang-orang jaman sekarang, ada aja inovasi-inovasi yang baru”. Namun kayaknya menurut gw semua itu kurang efektif deh. Kenapa? Kasarannya begini “Ada gurunya aja dijelasin masih bingung, apalagi kalo gak ada gurunya”. Contoh, banyak banget dijaman sekarang artikel-artikel atau tulisan-tulisan yang mengajarkan cara cepat untuk membaca Al-Qur’an. Emang bisa gitu dengan cara kita membaca artikel-artikel itu kita bisa dengan lancar atau benar dalam membaca Al-Qur’an? Yakin bisa? Oh men Al-Qur’an itu bukan koran yang asal baca, dipahami dan kelar. Al-Qur’an itu kitab suci. Ada yang namanya Ilmu Tajwid, kemudian panjang pendeknya huruf yang biasa disebut harakat, ada juga qolqolah yakni cara melafadzkan huruf Al-Qur’an secara baik dan benar. Semua itu harus dipelajari dengan benar karena kalau salah sedikit saja membacanya maka artinya pun berbeda. Jadi masih yakin cuma mau belajar membaca Al-Qur’an cuma lewat artikel dan tutorial? emoticon-Cool

Baling maning nang judule..

Pesantren sendiri saat ini memiliki peranan yang sangat penting dalam hal penyebaran agama islam. Banyak orang tua yang mulai mempercayakan pendidikan anaknya dengan cara memasukkan anaknya kedalam pesantren. Tanpa terkecuali gue. Yoi gue, gak percayakan lu kalo gue lulusan pesantren. Pasti lu semua gak percaya, muka copet begini bisa-bisanya diterima dipesantren. Bokap gue atau lebih tepatnya semua keluarga dari bokap gue adalah lulusan pesantren. Jadi mau gak mau gue pun dimasukkan kepesantren. emoticon-Mewek

Awalnya sebelum gue masuk pesantren gue berpikir bahwa pesantren itu adalah tempat yang menyeramkan. Sebuah tempat pengasingan dimana hanya orang-orang cerdas, ganteng, dan berwajah unyu yang bisa mendaftar kedalam pesantren. Secara muka gue kan gak beda-beda jauh lah sama artis-artis boyband Korea masa kini, yang sipit-sipit gimana gitu. Hehe..
Setengah atau mungkin lebih dari sisa masa remaja gue dihabiskan didalam pesantren. Gue disiksa, disakiti, dipukuli, bahkan disodomi didalam pesantren emoticon-No Hope(goblook... ya gak lah bego emoticon-Ngakak).

Dari mulai tinggi badan gue yang hanya setinggi 45,5 cm sampai setinggi setengah dari ring basket gue hidup didalam pesantren (ini pohon apa orang? emoticon-No Hope).

Hidup jauh dari orang tua sebenernya bukan hal yang baru buat gue. Karena apa? Ya karena dari pas gue lahir orang tua gue langsung membuang ke tong sampah didepan rumah kemudian diambil sama pemulung (ya gak lah gilaa…!!! emoticon-Ngakak). Ehm…. Jadi begini ceritanya…. Waktu gw kecil dan sudah mulai beranjak dewasa meskipun belum disunat gue udah ngerti cewek *eh bukan salah. Jadi saat gue akan dimasukan kesekolah dasar atau yang lebih dikenal dengan nama Sekolah Luar Binasa gue dititipkan oleh orang tua gue ke kakek dan nenek gue. Selama dititipin dirumah nenek, disana gue diperlakukan semena – mena. Yah intinya waktu gue kecil hidup gue itu gak ada beda nya sama pilem Ratapan Anak Gorilla yang selalu saja disiksa oleh ibu tirinya. Hiks…hiks…. emoticon-Mewek


Lanjutannya dibawah gan
http://www.kaskus.co.id/showthread.p...#post753845896
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
4.5K
22
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.