Tewasnya Alawi Yusianto Putra (15) siswa SMA 6 Kebayoranbaru, Jakarta Selatan, yang diduga dilakukan oknum siswa SMA 70 semakin menambah panjang deretan korban peristiwa tawuran pelajar di Jakarta. Hingga saat ini, DPRD DKI masih menunggu hasil pemeriksaan dari kepolisian. Jika terdapat unsur kelalaian dari pihak sekolah, bukan tidak mungkin DPRD mengeluarkan rekomendasi pencopotan kepala sekolah yang bersangkutan.

Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, Ditian Corrisa mengatakan, pihaknya masih akan menunggu hasil pemeriksaan dari kepolisian. Namun tetap akan mencari tahu juga penyebab seringnya terjadi tawuran antar kedua sekolah. Jika dalam penyelidikan terbukti ada kelalaian pihak sekolah maka kepala sekolah bisa diberikan sanksi.

"Kalau memang terbukti pihak sekolah yang bertanggung jawab dan atas kelalaian sekolah itu (pencopotan) tidak jadi masalah. Tapi peringatan atau keputusan tertinggi dari Dinas Pendidikan (Disdik) kami hanya merekomendasi," kata Ditian, Rabu (26/9/2012).

Namun demikian, untuk memberikan sanksi kepada kepala sekolah perlu dilihat juga prestasi dan lama menjabat yang bersangkutan. "Kita mengedepankan dari kepolisian. Kalau terbukti salah, bisa diberikan sanksi," ujarnya.

Komisi E DPRD DKI Jakarta pun akan memanggil dua kepala sekolah dan Dinas Pendidikan untuk mengetahui persoalan antar kedua sekolah pekan depan. Sebelum memanggil kedua kepala sekolah dan Disdik DKI Jakarta, pihaknya akan berkunjung ke sekolah untuk bertemu dengan siswa dan para guru. "Kami berencana datang ke sekolah, mencari tahu siswa dapat senjata dari mana. Karena kejadian di luar jam sekolah, tidak di sekolah," katanya.


sumber