- Beranda
- The Lounge
Jika Aku Telah Tiada II
...
TS
fazarate
Jika Aku Telah Tiada II
Panjangnya perjalanan hidup, selalu mengisahkan banyak cerita. Semakin panjang jalan hidup kita, semakin banyak cerita yang terkisahkan dan semakin besar pula tanggung jawab yang kita genggam. Sepanjang hidup ini entah berapa kesalahan yang telah diperbuat dan entah berapa kali kebohongan yang telah diperbuat. Kepingan kesalahan yang diperoleh kini bagai lukisan mozaik dalam hidup ini. Dan kebohongan-kebohongan kecil yang diperbuat, kini bagaikan puzzle dalam hidup ini. Tak banyak terceritakan tentang kebohongan itu miliki siapa dan untuk siapa.
Terkadang kebohongan-kebohongan yang dilakukan hanyalah bentuk self-defence dalam kesalahan. Andai kejujuran mampu berbicara, tentu mereka mampu melawan kebohongan. Terlepas dari itu semua, kebohongan hanyalah akan menjadi kegelisahan seumur hidup sampai kita mau dan mampu menyelesaikannya. Untuk mereka yang pernah termakan kebohongan, maafkanlah diri ini dan jiwa masing-masing. Membalas kebohongan dengan kebohongan hanya akan menghasilkan kebodohan. Kita boleh berbuat sesuka hati selama hal yang dilakukan halal dan legal. Namun jangan sampai mengahalalkan segala cara demi menciptakan kebohongan besar dalam hidup ini.
Entah harus dengan cara apa lagi kita membangun integritas saat kebohongan telah menutupi separuh hidup ini. Kebohongan selalu menghasilkan kekecewaan. Seolah kepercayaan yang kita bina akan terus terkikis oleh kebohongan. Mungkin tidak sedikit dari mereka yang merasakaan kekecewaan karena kebohongan diri ini. Tak perlu berjuta kata untuk berucap. Tak perlu membuang waktu untuk berpikir. Dan tak perlu menunggu lama untuk meminta maaf. Selama mampu berucap maka ucapkanlah kata maaf. Dan selama kita mampu berdiri, maka hampirilah mereka.
Jangan jadikan kata maaf sebagai alasan berbuat khilaf. Sebab jika maaf telah terobral, bukan tidak mungkin orang lain tidak mau mengenal. Jadikanlah maaf itu sebagai bentuk penyesalan. Meminta maaf memang baik. Tetapi memaafkan jauh lebih baik dan mulia.
Sumber
Terkadang kebohongan-kebohongan yang dilakukan hanyalah bentuk self-defence dalam kesalahan. Andai kejujuran mampu berbicara, tentu mereka mampu melawan kebohongan. Terlepas dari itu semua, kebohongan hanyalah akan menjadi kegelisahan seumur hidup sampai kita mau dan mampu menyelesaikannya. Untuk mereka yang pernah termakan kebohongan, maafkanlah diri ini dan jiwa masing-masing. Membalas kebohongan dengan kebohongan hanya akan menghasilkan kebodohan. Kita boleh berbuat sesuka hati selama hal yang dilakukan halal dan legal. Namun jangan sampai mengahalalkan segala cara demi menciptakan kebohongan besar dalam hidup ini.
Entah harus dengan cara apa lagi kita membangun integritas saat kebohongan telah menutupi separuh hidup ini. Kebohongan selalu menghasilkan kekecewaan. Seolah kepercayaan yang kita bina akan terus terkikis oleh kebohongan. Mungkin tidak sedikit dari mereka yang merasakaan kekecewaan karena kebohongan diri ini. Tak perlu berjuta kata untuk berucap. Tak perlu membuang waktu untuk berpikir. Dan tak perlu menunggu lama untuk meminta maaf. Selama mampu berucap maka ucapkanlah kata maaf. Dan selama kita mampu berdiri, maka hampirilah mereka.
Jangan jadikan kata maaf sebagai alasan berbuat khilaf. Sebab jika maaf telah terobral, bukan tidak mungkin orang lain tidak mau mengenal. Jadikanlah maaf itu sebagai bentuk penyesalan. Meminta maaf memang baik. Tetapi memaafkan jauh lebih baik dan mulia.
Sumber
0
622
3
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923.3KThread•84.2KAnggota
Urutkan
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru