Sepuluh Laga Terbaik AntarKlub Inggris & Italia Di Liga Champions
TS
komeko
Sepuluh Laga Terbaik AntarKlub Inggris & Italia Di Liga Champions
Assalamualaikum agan & aganwati sekalian...
pertama2 mudahan aja trit ini gak
Spoiler for bukti:
kedua,,dibantu ya gan
Ok,,langsung aja tanpa basi basi babibubebo gan,,monggo disimak:
Spoiler for buka aja gan:
Spoiler for ehm:
sapa sih yang gak tau Liga Champion ato biasa disebut UCL gan,,mungkin agan2 sekalian rata2 pada demen nonton y?
ato bahkan punya jagoan sendiri..
kali ini ane bahas pertanrungan antara Gladiator lapangan hijau klub itali lawan petarung2 sejati klub inggris yang udah pernah terjadi..
monggo langsung cekibrot gan.
Spoiler for 1:
1.FC Internazionale 3-0 Liverpool, 1965
Periode awal Liga Champions, atau yang semula bernama European Cup, diwarnai oleh dominasi satu klub. Setelah Real Madrid (lima gelar berturut-turut) serta Benfica (dua trofi), pada pertengahan 1960-an giliran FC Internazionale yang berjaya dengan dua titel.
Menyusul jejak saudara sekota, AC Milan, yang merebut juara edisi 1962/63, Inter sukses merajai Eropa pada 1963/64. Semusim berikutnya, harapan tim asuhan Helenio Herrera yang tenar dengan sebutan Grande Inter itu untuk mempertahankan titel mendapat ganjalan berat berupa kekalahan 3-1 di leg pertama semi-final di kandang Liverpool.
Namun Il Biscione tak putus asa. Pada pertemuan kedua di Giuseppe Meazza, mereka menghajar balik The Reds dengan skor telak 3-0. Dalam tempo sepuluh menit pertama, Mario Corso dan Joaquin Peiro sudah mengantar Inter unggul dua gol. Torehan Giacinto Facchetti di paruh kedua memastikan langkah La Beneamata ke final, di mana mereka mengandaskan Benfica untuk merebut gelar kedua.
Spoiler for video:
Spoiler for 2:
2.Juventus 3-1 Derby County, 1973
Brian Clough sukses mengarsiteki langkah Nottingham Forrest menjuarai European Cup dua kali berturut-turut pada 1978/79 dan 1979/80, tapi beberapa tahun sebelumnya ia mesti rela terhenti di semi-final oleh Juventus kala masih menukangi Derby County.
Pada duel pertama di Turin, Si Nyonya Tua sukses melibas The Rams 3-1 berkat dua gol Jose Altafini plus satu dari Franco Causio. Derby mendapatkan gol tandang lewat Kevin Hector, namun pada partai tersebut dua punggawa penting mereka, Roy McFarland dan Archie Gemmill, menerima kartu kuning yang berujung suspensi untuk leg II.
Di jumpa kedua di Inggris, Derby hanya menang 1-0 sehingga dipastikan masuk kotak. Namun terdapat kecurigaan terhadap performa wasit yang kerap membuat keputusan kontroversial di sepanjang laga. Apalagi pemain Juve, Helmut Haller, terlihat menemani sang pengadil memasuki ruang ganti saat half-time. Clough sendiri tak kuasa menahan luapan emosinya dalam komentar pascapertandingan dan menyebut Juve curang.
Spoiler for video:
Spoiler for 3:
3.Liverpool 1-1 AS Roma (Pen. 4-2), 1984
AS Roma punya peluang emas untuk menjadi klub ibu kota Italia pertama yang mengangkat trofi Si Kuping Besar pada 1983/84. Mereka berhasil melaju hingga final, yang diselenggarakan di kandang sendiri, Stadio Olimpico.
Apa daya, I Giallorossi mesti menyerah dari sang lawan di partai puncak, Liverpool. The Reds memimpin cepat di menit ke-13 via Phil Neal. Roberto Pruzzo membalas untuk Roma tiga menit jelang jeda.
Kedua klub gagal mendapatkan gol kemenangan hingga waktu normal plus perpanjangan waktu habis. Adu penalti pun harus digelar untuk menentukan sang jawara. Di babak tos-tosan ini, aksi kiper Pool, Bruce Grobbelaar, menggoyang-goyangkan kaki berhasil mengganggu konsentrasi Bruno Conti dan Francesco Graziani, eksekutor kedua dan keempat Roma.
Liverpool akhirnya memenangi penalti 4-2 untuk mencaplok titel keempat sepanjang sejarah klub.
Spoiler for video:
Spoiler for 4:
4.Juventus 2-3 Manchester United, 1999
Berhadapan dengan Juventus di semi-final edisi 1998/99, Manchester United harus puas dengan skor imbang 1-1 pada leg pertama di Old Trafford. Langkah The Red Devils terasa kian berat ketika pada second leg Bianconeri sudah memimpin 2-0 dalam tempo 11 menit awal lewat dua gol borongan Filippo Inzaghi.
Namun pasukan Sir Alex Ferguson menunjukkan determinasi luar biasa untuk membalikkan keadaan. Kapten Roy Keane membangkitkan asa United dengan golnya di menit ke-24 sebelum Dwight Yorke menyamakan angka sepuluh menit berselang.
Skor 2-2 sebenarnya cukup untuk meloloskan Setan Merah dengan keunggulan gol tandang. Tapi United belum puas. Enam menit sebelum bubar, Andy Cole mengunci kemenangan sang wakil Inggris 3-2 untuk membungkam publik Delle Alpi.
Pada babak final, United kembali menampilkan perjuangan dramatis untuk menundukkan Bayern Munich 2-1 lewat dua gol injury time Teddy Sheringham dan Ole Gunnar Solskjaer setelah sempat tertinggal lebih dulu. Trofi UCL kedua setelah 1967/68 ini pun melengkapi prestasi treble winners United di musim 1998/99.
Spoiler for video:
Spoiler for 5:
5.FC Internazionale 1-5 Arsenal, 2003
Arsenal mengawali petualangan di Liga Champions 2003/04 dengan hasil mengecewakan. Pada matchday pertama, menjamu FC Internazionale di Highbury, September 2003, anak-anak asuh Arsene Wenger kalah telak 3-0 dari sang tamu.
Tapi mereka sukses mendapatkan pembalasan manis hanya dua bulan berselang. Thierry Henry membuka skor sebelum Inter membalas via Christian Vieri untuk memastikan skor imbang 1-1 di babak pertama. Gunners kemudian tampil kesetanan selepas turun minum.
Mereka empat kali mengoyak jala Nerazzurri melalui gol kedua Henry, dan sisanya disumbangkan Freddie Ljungberg, Edu, serta Robert Pires. Setelah kekalahan memalukan di matchday 5 ini, Inter hanya bermain seri 1-1 melawan Dynamo Kyiv di laga pamungkas penyisihan dan dipastikan tersingkir. Arsenal sendiri menuntaskan grup di tempat teratas.