Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Luar Biasa Jasa Mereka, Karena Merekalah Masyarakat Fiji Mengenal Indonesia

rajwalikaAvatar border
TS
rajwalika
Luar Biasa Jasa Mereka, Karena Merekalah Masyarakat Fiji Mengenal Indonesia
Memang belum banyak masyarakat Fiji mengenal Indonesia. Setiap saya bertemu dengan orang Fiji, mereka selalu bertanya demikian,

” Where do you come from ? “

” Indonesia “

” Malaysia ?! … “

” No… no… Indonesia !!! “

Ya, orang Fiji lebih mengenal Malaysia dibanding Indonesia. Hal tersebut saya maklumi, selain Fiji dan Malaysia sama-sama negara anggota Commowealth dimana Malaysian High Commission (Kedubes Malaysia) telah lama dibentuk di Fiji. Kemudian produk-produk Malaysia banyak dipasarkan dan terpenting sekali banyak pengusaha Malaysia berinvestasi di Fiji.

Bagaimana dengan Indonesia ? Sudah 10 tahun keberadaan KBRI di Fiji, tetapi seiring perjalanan waktu dengan mengadakan kerjasama di segala bidang, lama kelamaan masyarakat Fiji mulai mengenal Indonesia. Beberapa tahun ini kerjasama dibidang ekonomi makin digalakkan dengan cara Indonesia mengirimkan banyak tenaga ahli dibidang kerajinan tangan terutama kerajinan tangan dari bahan tempurung kelapa dan bambu. Dan baru tahun ini diadakan pelatihan-pelatihan dibidang pengolahan hasil pertanian.

Berikut ini adalah beberapa kegiatan yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat Fiji terutama kaum perempuannya (komunitas perempuan) dalam meningkatkan perekonomian keluarga.

1. Kerajinan tempurung kelapa.

Dengan keahliannya, Drs. FX Supriyono, MPd telah banyak memberikan pelatihan tentang pemanfaatan bambu dan tempurung kelapa yang banyak terdapat di Fiji tetapi belum banyak dimanfaatkan secara optimal. Selama 6 tahun Drs. FX Supriyono MPd aktif memberikan pelatihan di berbagai wilayah negara Fiji dan banyak manfaat yang diperoleh oleh masyarakat Fiji sehingga tidak mengherankan nama beliau cukup terkenal di Fiji. Tanpa banyak kata, saya tampilkan foto-foto kegiatan beliau pada salah satu komunitas terkenal di Fiji.









2. Kerajinan tangan dari sampah plastik (recycling product)

Sosok satu ini sudah lama tinggal di Fiji. Selain jago masak, beliau juga mempunyai keahlian membuat kerajinan tangan dari bahan sampah plastik (recycling product). Nama beliau adalah Suster Anna Supraptiwi. Ya, benar beliau seorang biarawati tetapi bukan sembarang baiarawati. Kiprahnya di Fiji cukup banyak dan berulang kali media-media di Fiji baik cetak maupun elektronik mengulas dan mewawancarai beliau. Diawali dari gereja, beliau memberikan pelatihan tentang pemanfaatan limbah plastik menjadi kerajinan tangan/anyaman seperti dompet, tas dan sebagainya. Beliau sangat aktif memperkenalkan produk pengolahan limbah di Fiji dan sering diundang untuk memberikan pelatihan oleh beberapa kementerian, komunitas perempuan, sekolah dan lain-lain. Produk-produk pengolahan limbah yang dihasilkan oleh binaan beliau diminati oleh masyarakat Fiji. Ada satu resort terkenal di Fiji yang menyediakan satu tempat khusus untuk pemasaran produk-pengolahan limbah tersebut.






3. Pengolahan Hasil Pertanian

Makanan utama masyarakat Fiji adalah singkong, talas, sukun, ubi, dan yam. Tanaman umbi-umbian tersebut hanya dikonsumsi dalam bentuk rebusan. Karena imbas budaya Inggris yang melekat pada masyarakat Fiji maka roti menjadi pilihan kedua sebagai makanan utama. Sayangnya Fiji masih mengimpor tepung terigu dari Australia, Selandia Baru dan Cina. Dalam dua tahun ini pemerintah Fiji sedang berusaha untuk mengurangi ketergantungan impor bahan makanan. Untuk itu mereka antusias sekali apabila ada negara yang mau membantu untuk mengatasi persoalan ini. Nah ini yang dimanfaatkan oleh Indonesia, bukan dengan bantuan dana tetapi bantuan ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam memanfaatkan sumber daya pertanian yang dimiliki oleh Fiji.

Sosok satu ini datang pada saat yang tepat walaupun belum lama di Fiji tetapi memberikan kemaslahatan bagi masyarakat Fiji. Awalnya beliau ragu karena alasan umur dan kurang pengalaman tapi berulang kali saya menyakinkan kalau beliau pasti bisa dan punya kemampuan untuk transfer ilmu kepada masyarakat Fiji. Dimulai dari perkebunan coklat di Korovou dilanjutkan ke komunitas di Lautoka dan terakhir diberi kepercayaan untuk memberikan training di Secretariat of the Pacific Community (SPC). Yang terakhir ini menjadi ajang pembuktian kemampuan beliau dalam pengolahan hasil pertanian (olahan makanan). Perlu diketahui SPC merupakan institusi yang sangat terkenal di Fiji dan tempat berkumpulnya para ahli (sebagian besar bertitel PHD) mulai pertanian, ekonomi, kehutanan, iklim, lingkungan hidup dan sebagainya yang melakukan riset dan pengembangan sumber daya alam di wilayah Pasifik.

Dengan modal keberanian dan kepercayaan, beliau melakukan presentasi dihadapan para petinggi SPC bagaimana memanfaatkan sumber daya alam yang ada di Pasifik seperti umbi-umbian, buah-buahan dan kelapa. Presentasi beliau memberikan kesan yang mendalam sehingga para petinggi SPC menawarkan beliau (sekaligus ajang pembuktian) untuk mengembangkan produk olahan pangan. Dengan peralatan yang terbatas, beliau telah menunjukkan kemampuannya dengan membuat 50 produk olahan pangan dalam waktu 2 bulan diantaranya tepung sukun, tepung talas, tepung pisang, tepung ubi, coconut jam, sale pisang, wine nanas, wine pisang, mocaf, tepung singkong, kava healthy drink, kerupuk dari tepung sukun, permen, yoghurt dan masih banyak lagi. Akibatnya SPC menjadi sorotan media karena program training yang beliau berikan. Siapakah beliau? Anak muda bernama Nindya ini berusia 24 tahun dan lulusan S-1 teknologi pengolahan hasil pertanian UGM tahun 2010. Bisa dibayangkan bagaimana para petinggi SPC yang kebanyakan PHD dibuat tercengang oleh apa yang sudah dikerjakan oleh lulusan S-1 asal Indonesia ini.








Apa yang sudah dilakukan oleh ketiga orang Indonesia di atas memberikan dampak positif bagi masyarakat Fiji. Pengaruhnya adalah masyarakat Fiji mulai mengenal Indonesia dan menariknya masyarakat Fiji menilai orang Indonesia pintar-pintar alias SMART. Ketiga orang Indonesia tersebut pernah mengatakan bahwa yang dilakukan adalah demi bangsa dan negara. Mereka datang ke Fiji bukan untuk jalan-jalan tetapi menunjukkan sesuatu yang tidak ternilai harganya yaitu nama baik Indonesia di mata masyarakat Pasifik Selatan. Walaupun sebagian orang merasa pesimis dengan kondisi Indonesia sekarang tetapi mereka tetap mencintai INDONESIA. Ada satu kutipan yang menarik untuk direnungkan.

“Hidup adalah tantangan, jangan dengarkan omongan orang, yang penting kerja, kerja,dan kerja. Kerja akan menghasilkan sesuatu, sementara omongan hanya menghasilkan alasan.” (Jokowi)
0
6.4K
53
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.