- Beranda
- Catatan Perjalanan OANC
[STAPALA STAN] Catper Mt. Elbrus, Rusia
...
TS
mtsemeru
[STAPALA STAN] Catper Mt. Elbrus, Rusia
Salam, sebagai kelanjutan catper STAPALA STAN Jakarta terdahulu tentang Leuser (yang sayangnya sudah lenyap), saia post Catper Ekspedisi Elbrus STAPALA STAN (EESS). Semoga bisa memberikan manfaat, inspirasi dan motivasi untuk rekan-rekan yang bersiap untuk pendakian ke Elbrus atau gunung lainnya.
Catatan Perjalanan Ekspedisi Elbrus STAPALA STAN #1
POV Tim Pendaki - by Gokong 869
SATU
Jika orang mengatakan experience is the best teacher, maka pengalamanku September ini adalah mahagurunya. Berawal dari sebuah rencana ekspedisi pendakian ke luar negeri yaitu Mount. Elbrus di Russia oleh organisasi pecinta alam STAN, STAPALA. Mulai dari persiapan pencarian dana, seleksi calon atlet, perijinan dll, akhirnya berangkatlah empat orang pemuda yang telah ditempa selama berbulan-bulan. Saya , Prabu Kusuma a.k.a Kus-Kus, Frassetto Dahniel a.k.a Gaek, dan yang paling muda Hifzil Lahuda a.k.a Ijil.
Pada tanggal keberangkatan diadakan upacara pelepasan atlet sebelum menuju Bandara Soetta. Upacara yang sederhana namun cukup membuat saya merasa menjadi harapan banyak orang. Dihadiri oleh teman-teman STAPALA, salah satu orang tua atlet, beberapa senior dan tentu saja pelatih kami, Bang Rachmad. Setelah sambutan demi sambutan selesai, kami berangkat. Tiga mobil penuh dengan teman-teman ikut mengantar sampai bandara. Sekali lagi, detik-detik menjelang boarding, jabat tangan, pelukan erat teman-teman dan tepukan melayang ke pundak kami. Kalimat-kalimat motivasi terlontar dari mulut mereka sambil melambaikan tangan. Sampai ketemu 12 hari lagi.
Minggu, 04 September 2011 dini hari ,kami take off, terbang menggunakan pesawat Fly Emirates seat kelas ekonomi menuju Moscow. Inilah kali pertama saya naik pesawat, ternyata enak juga ya terbang hehe Setelah menempuh perjalanan selama delapan jam, kami transit di bandara Dubai. Bandara yang katanya mewah ini memang benar adanya. Bisa dibilang ini bukan bandara, tapi mal yang super duper besar. Barang-barang merk internasional ada disini, pun dengan kulinernya, mulai dari masakan orang item, orang mancung, orang geleng-geleng, hingga orang sipitpun ada. Oh iya, kami sempat lihat Timnas senior Indonesia sedang makan di salah satu restoran bandara. Mereka juga transit di Dubai usai laga tandang di Iran.
Setelah makan di restoran yang disediakan maskapai, kami menuju gate untuk penerbangan ke Moscow. Perjalanan ke Moscow tidak sepanjang perjalanan dari Jakarta-Dubai, hanya lima jam. Di pesawat kedua ini saya beruntung bisa duduk di pinggir dekat jendela. Dari atas melihat pemandangan bawah hanya hamparan padang pasir yang luas. Mungkin inilah yang di sebut gurun di jazirah Arab. Terkadang ada juga oase dengan danau-danau kecil yang pastinya tidak jauh dari tempat itu terdapat pemukiman kecil. Pemandangan kondisi alam mulai berubah satu jam menjelang landing. Kami hampir sampai di Дomoдэдoвo аэропорт (Bandara Domodedovo), satu dari empat Bandara yang ada di Moscow atau Moskwa.
Pukul 15.00 (selisih tiga jam dari WIB) waktu Russia kami tiba di bandara Domodedovo. Melihat sekeliling, bule semua. Tapi ceweknya cantik-cantik euy. Orang-orang Rusia itu bule tapi kulitnya bersih, nggak kayak bule Amrik atau Australia yang putih tapi ada flek kemerah-merahan atau kecoklat-coklatan. Katanya sih bangsa Rusia masih ada pencampuran dengan Asia. Tapi logis juga mengingat wilayah Russia sebenarnya ada di dataran Asia.
Di bandara, kami sudah dijemput oleh sopir taksi yang akan membawa kami ke hostel tempat kami menginap malam itu. Sebelumnya kami membeli tiket dulu untuk penerbangan ke Mineralnye Vody, di Pyatigorsk kota terdekat dengan lokasi mount Elbrus. Saat membeli tiket, kami mengalami kesulitan, karena semua petugas bandara di situ tidak ada yang bisa bahasa Inggris. Butuh waktu yang sangat lama untuk transaksi, sementara sopir taksi juga sudah mulai mencak-mencak dengan bahasa Russia karena kelamaan nunggu. Bahkan karyawan hostel mengancam akan membatalkan pesanan kami yang tentu saja mengharuskan membayar charge kompensasi pembatalan.
Hampir satu jam saya dan Ijil menunggu Mas Kus2 dan Gaek membeli tiket. Kemudian diterima lagi telpon dari karyawan hostel, mereka memberi kami waktu. Jika dalam 15 menit kami belum berangkat dari bandara, maka pesanan kamar hostel batal dan kami wajib membayar double charge, untuk pesanan kamar dan taksi. Segera saya menyusul mereka berdua. Begitu ketemu mereka di loket, untunglah transaksi hampir selesai, jadi pesanan kamar hostel nggak jadi dibatalkan. Tapi sial juga karena ternyata mereka menggunakan jasa translator untuk membantu transaksi. Jadi ada pengeluaran ekstra untuk membayar jasa sang translator sebesar 500 rubel, setara dengan 150.00 rupiah. Sama aja kami tetap keluar uang lebih. Meskipun kami nggak mencari penginapan lain, karena nggak jadi membatalkan pesanan kamar hostel.
Perjalanan menuju hostel membutuhkan waktu dua jam, itu kalau nggak macet. Iseng-iseng saya berkenalan dengan Pak Sopirnya menggunakan bahasa Rusia, tentunya sambil membawa buku percakapan. Pak Aleksis namanya, badannya gede, kumis tebal, serem banget, apalagi inget waktu marah-marah di Bandara. Sampai di hostel kami check in dan mendapat kamar di lantai lima, yang model-model kamarnya kayak bangsal tentara. Bed bertingkat, dalam satu ruangan ada 8 bed. Ruangan itu cuma berisi kami berempat dan satu orang dari Belgia bernama Mr. Lux seorang lawyer yang hobi melancong ke luar negeri. Setelah matahari tenggelam pukul 20.00, kami semua tidur setelah sebelumnya latihan pernafasan.
Catatan Perjalanan Ekspedisi Elbrus STAPALA STAN #1
POV Tim Pendaki - by Gokong 869
Spoiler for SATU:
SATU
Jika orang mengatakan experience is the best teacher, maka pengalamanku September ini adalah mahagurunya. Berawal dari sebuah rencana ekspedisi pendakian ke luar negeri yaitu Mount. Elbrus di Russia oleh organisasi pecinta alam STAN, STAPALA. Mulai dari persiapan pencarian dana, seleksi calon atlet, perijinan dll, akhirnya berangkatlah empat orang pemuda yang telah ditempa selama berbulan-bulan. Saya , Prabu Kusuma a.k.a Kus-Kus, Frassetto Dahniel a.k.a Gaek, dan yang paling muda Hifzil Lahuda a.k.a Ijil.
Pada tanggal keberangkatan diadakan upacara pelepasan atlet sebelum menuju Bandara Soetta. Upacara yang sederhana namun cukup membuat saya merasa menjadi harapan banyak orang. Dihadiri oleh teman-teman STAPALA, salah satu orang tua atlet, beberapa senior dan tentu saja pelatih kami, Bang Rachmad. Setelah sambutan demi sambutan selesai, kami berangkat. Tiga mobil penuh dengan teman-teman ikut mengantar sampai bandara. Sekali lagi, detik-detik menjelang boarding, jabat tangan, pelukan erat teman-teman dan tepukan melayang ke pundak kami. Kalimat-kalimat motivasi terlontar dari mulut mereka sambil melambaikan tangan. Sampai ketemu 12 hari lagi.
Minggu, 04 September 2011 dini hari ,kami take off, terbang menggunakan pesawat Fly Emirates seat kelas ekonomi menuju Moscow. Inilah kali pertama saya naik pesawat, ternyata enak juga ya terbang hehe Setelah menempuh perjalanan selama delapan jam, kami transit di bandara Dubai. Bandara yang katanya mewah ini memang benar adanya. Bisa dibilang ini bukan bandara, tapi mal yang super duper besar. Barang-barang merk internasional ada disini, pun dengan kulinernya, mulai dari masakan orang item, orang mancung, orang geleng-geleng, hingga orang sipitpun ada. Oh iya, kami sempat lihat Timnas senior Indonesia sedang makan di salah satu restoran bandara. Mereka juga transit di Dubai usai laga tandang di Iran.
Setelah makan di restoran yang disediakan maskapai, kami menuju gate untuk penerbangan ke Moscow. Perjalanan ke Moscow tidak sepanjang perjalanan dari Jakarta-Dubai, hanya lima jam. Di pesawat kedua ini saya beruntung bisa duduk di pinggir dekat jendela. Dari atas melihat pemandangan bawah hanya hamparan padang pasir yang luas. Mungkin inilah yang di sebut gurun di jazirah Arab. Terkadang ada juga oase dengan danau-danau kecil yang pastinya tidak jauh dari tempat itu terdapat pemukiman kecil. Pemandangan kondisi alam mulai berubah satu jam menjelang landing. Kami hampir sampai di Дomoдэдoвo аэропорт (Bandara Domodedovo), satu dari empat Bandara yang ada di Moscow atau Moskwa.
Pukul 15.00 (selisih tiga jam dari WIB) waktu Russia kami tiba di bandara Domodedovo. Melihat sekeliling, bule semua. Tapi ceweknya cantik-cantik euy. Orang-orang Rusia itu bule tapi kulitnya bersih, nggak kayak bule Amrik atau Australia yang putih tapi ada flek kemerah-merahan atau kecoklat-coklatan. Katanya sih bangsa Rusia masih ada pencampuran dengan Asia. Tapi logis juga mengingat wilayah Russia sebenarnya ada di dataran Asia.
Di bandara, kami sudah dijemput oleh sopir taksi yang akan membawa kami ke hostel tempat kami menginap malam itu. Sebelumnya kami membeli tiket dulu untuk penerbangan ke Mineralnye Vody, di Pyatigorsk kota terdekat dengan lokasi mount Elbrus. Saat membeli tiket, kami mengalami kesulitan, karena semua petugas bandara di situ tidak ada yang bisa bahasa Inggris. Butuh waktu yang sangat lama untuk transaksi, sementara sopir taksi juga sudah mulai mencak-mencak dengan bahasa Russia karena kelamaan nunggu. Bahkan karyawan hostel mengancam akan membatalkan pesanan kami yang tentu saja mengharuskan membayar charge kompensasi pembatalan.
Hampir satu jam saya dan Ijil menunggu Mas Kus2 dan Gaek membeli tiket. Kemudian diterima lagi telpon dari karyawan hostel, mereka memberi kami waktu. Jika dalam 15 menit kami belum berangkat dari bandara, maka pesanan kamar hostel batal dan kami wajib membayar double charge, untuk pesanan kamar dan taksi. Segera saya menyusul mereka berdua. Begitu ketemu mereka di loket, untunglah transaksi hampir selesai, jadi pesanan kamar hostel nggak jadi dibatalkan. Tapi sial juga karena ternyata mereka menggunakan jasa translator untuk membantu transaksi. Jadi ada pengeluaran ekstra untuk membayar jasa sang translator sebesar 500 rubel, setara dengan 150.00 rupiah. Sama aja kami tetap keluar uang lebih. Meskipun kami nggak mencari penginapan lain, karena nggak jadi membatalkan pesanan kamar hostel.
Perjalanan menuju hostel membutuhkan waktu dua jam, itu kalau nggak macet. Iseng-iseng saya berkenalan dengan Pak Sopirnya menggunakan bahasa Rusia, tentunya sambil membawa buku percakapan. Pak Aleksis namanya, badannya gede, kumis tebal, serem banget, apalagi inget waktu marah-marah di Bandara. Sampai di hostel kami check in dan mendapat kamar di lantai lima, yang model-model kamarnya kayak bangsal tentara. Bed bertingkat, dalam satu ruangan ada 8 bed. Ruangan itu cuma berisi kami berempat dan satu orang dari Belgia bernama Mr. Lux seorang lawyer yang hobi melancong ke luar negeri. Setelah matahari tenggelam pukul 20.00, kami semua tidur setelah sebelumnya latihan pernafasan.
0
18.8K
Kutip
129
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Catatan Perjalanan OANC
1.9KThread•1.6KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya