Kasus video ceramah kontroversial musisi dangdut Rhoma Irama ternyata tidak hanya ramai diperbincangkan di dalam negeri. Stasiun televisi AlJazeera akhirnya mengunggah cuplikan rekaman memicu pertentangan antar suku, ras, dan agama itu. Selain itu, dalam video itu menayangkan momen raja dangdut itu diperiksa oleh Panitia Pengawas Pemilu DKI Jakarta.

Stasiun televisi berbasis di Qatar, Uni Emirat Arab itu mengunggah video itu pada 18 Agustus lalu. Video itu berisi potongan rekaman ceramah Rhoma Irama saat salat tarawih di Masjid Al-Isra, Tanjung Duren, Jakarta Barat, akhir Juli lalu. Dalam tayangan itu, Rhoma menyampaikan agar warga muslim tidak memilih pemimpin dari kalangan non-Islam dan beretnis China. Akibatnya dia dianggap memicu kebencian antarumat beragama. Akibat ceramah itu dia dianggap menyerang pasangan calon gubernur dan wakil Joko Widodo-Basuki Tjahya Purnama (Jokowi-Ahok).

Rhoma Irama adalah salah satu pendukung pasangan calon gubernur dan wakil Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli (Foke-Nara). Kebetulan saat itu bertepatan dengan masa tenang pemilihan kepala daerah Jakarta sebelum digelarnya pilkada putaran kedua 20 September mendatang. Lantaran ceramah itu dianggap menghina, menghasut, dan menyerang pasangan Jokowi-Ahok, awal Agustus lalu Panitia Pengawas Pemilu memanggil si raja dangdut buat diperiksa terkait rekaman itu.

Di dalam video itu terlihat Rhoma sempat menangis setelah diperiksa dan mengadakan jumpa pers. Dia menolak tudingan ceramahnya saat itu memicu pertentangan di dalam masyarakat dan menyerang salah satu pasangan calon gubernur. "Di sana saya mengucapkan sebuah ayat, yang bunyinya 'Bahwa orang beragama Islam dilarang untuk memilih non muslim menjadi pemimpin, dan hukuman bagi yang memilih pemimpin non muslim adalah menjadi musuh Allah," kata Rhoma.

[fas]


[youtube]fcbZefXvnuc&feature=player_embedded[/youtube]