Ramadhan merupakan bulan yang penuh keistimewaan. Di dalamnya terdapat moment – moment penting yang tidak ada pada bulan lainnya. Salah satu kejadian tersebut adalah turunnya (permulaan) kitab suci Al-Qur’an yang diperingati dengan malam Nuzulul Qur’an (biasanya diperingati pada malam ke-17 di bulan Ramadhan). Kejadian lainnya tentang munculnya Lailatul Qadar di 10 malam ganjil terakhir di bulan. Satu malam ini lebih baik daripada seribu bulan (orang beribadah di malam tersebut (lailatul qadar) nilainya lebih baik dibandingkan dengan orang beribadah selama seribu bulan di malam- malam biasa. Adapun kemunculannya tidak diketahui oleh siapapun. Hal ini semata- mata bertujuan untuk membangkitkan kembali semangat beribadah di bulan Ramadhan dalam meraih Lailatul Qadar. Kedua moment diatas merupakan perbedaan yang sangat mencolok bagi bulan Ramadhan dibandingkan dengan bulan selainnya. Oleh karena itu, sangatlah wajar jika seluruh umat Islam yang berada di dunia mendambakan dan merindukan kedatangan bulan ini.

Seperti yang kita ketahui, banyak keutamaan yang dapat kita raih di bulan ini. Kita juga harus pandai dalam memanfaatkannya dan mengambil hikmah darinya. Salah satu hikmah tersebut ialah kebersamaan, baik di lingkungan keluarga, masyarakat maupun dunia pelajar. Banyak contoh dari kebersamaan diatas, salah satunya kebersamaan di dunia pesantren. Berbagi kisah menarik seputar dunia pesantren yaitu adanya kegiatan yang tidak dilaksanakan selain di bulan Ramadhan. Hal ini karena agenda tersebut hanya dilaksanakan sekali dalam satu tahun, yaitu pada tanggal 20 sampai 27 Ramadhan. Adapun kegiatan tersebut dinamakan Bhakti Sosial Keagamaan (BSK) yang dilakukan oleh para santri dan bertempat di desa- desa terpencil yang minim akan pengetahuan keagamaan. Ini merupakan pembelajaran bagi para santri untuk terjun ke masyarakat secara langsung dan menyampaikan apa yang telah mereka dapatkan selama di pesantren. Kegiatan ini menjadi agenda rutinan Pondok Pesantren Al-Hikmah Bumiayu Brebes yang mempunyai ribuan santriwan – santriwati dari berbagai daerah.

Adapun pemberangkatan kegiatan ini secara serentak dimulai dari halaman pesantren selepas ijin dari Pengasuh Pesantren. Mereka berangkat sesuai domisili masing – masing dibawah organisasi daerah yang mereka ikuti. Salah satu contoh santri yang berasal dari Bumiayu, maka melaksanakan kegiatan BSK di daerah Bumiayu dan sekitarnya. Begitu juga dengan daerah lainnya. Selama tujuh hari mereka melaksanakan kegiatan pembelajaran tersebut. Mereka juga menimba ilmu dan pengalaman dari masyarakat yang bersangkutan. Beberapa kegiatan mereka selama seminggu antara lain kuliah tujuh menit selepas tarawih, tadarus, kuliah shubuh dan pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an di pagi hari serta mengisi di Madrasah dan TPQ yang ada di daerah tersebut. Malam ke-27 menjadi puncak acara dimana penutupan kegiatan tersebut diselenggarakan dengan adanya Pengajian Akbar yang diisi tausyiah oleh Pengasuh atau perwakilan beliau. Acara BSK pun berakhir dan di siang harinya, mereka berpamitan kepada penduduk desa untuk kembali (pulang) ke daerah masing – masing.

Dari kegiatan diatas kita dapat mengambil hikmah yang ada di bulan Ramadhan ini, yaitu kebersamaan dan kekompakan serta jiwa persaudaraan yang melekat diantara para santri. Kita juga menemukan banyak saudara yang sebelumnya tidak saling mengenal.