Rudal Darat ke Udara, atau biasa disebut Surface to Air Missile (SAM) merupakan sebuah sistem senjata pertahanan udara yang memiliki karakteristik berupa munisi yang berpendorong roket, dan digerakan oleh pemandu berupa laser, infra merah, maupun radar (aktif maupun pasif). Sistem senjata ini memiliki kemampuan mengejar pesawat lawan dengan kecepatan melebihi 2 kali kecepatan suara dan manuverabilitas yang tinggi sehingga dapat melayani manuver evasif target. Rudal Darat ke Udara pada mulanya diciptakan untuk menggantikan peran artileri pertahanan udara yang dinilai sudah obsolete dan tidak mampu menandingi kecepatan dan ketinggian dari pesawat-pesawat lawan begitu memasuki era mesin jet.
[/spoiler]
Spoiler for sejarah:
Kelahiran Rudal Pertahanan Udara
Dimulai di era Perang Dunia 2, di mana pertama kali teknologi roket diperkenalkan ke dunia, begitu juga dengan penggunaanya untuk menembak jatuh pesawat musuh. Amerika Serikat, Inggris dan Jerman saling bahu-membahu menciptakan roket anti pesawat yang mumpuni. AS dan Inggris sebagai negara pemenang perang memiliki keuntungan besar dalam evolusi teknologi SAM mereka dengan menambahkan kemampuan pemandu, namun sebaliknya bagi Jerman, PD2 ternyata terlalu singkat bagi ilmuwan-ilmuwan NAZI untuk menyempurnakan konsep mereka. Paska perang, Rusia yang juga keluar sebagai pemenang perang berhasil menguasai teknologi peroketan melalui ilmuwan-ilmuwan yang ditawan oleh Pasukan Merah dalam upaya menguasai Jerman. Hal ini pun menuntun mereka dalam perlombaan menciptakan rudal darat ke udara. Perang dingin menjadi titik kulminasi perkembangan SAM yang terbelah menjadi dua kutub besar, Barat dan Timur dengan AS dan Uni Soviet sebagai pemain di garis terdepan. Tak lama setelah perang dingin berakhir, beberapa negara Eropa dan Asia juga ikut menggeliat dalam mengembangkan teknologi SAM mereka masing-masing sebagai upaya meninggalkan ketergantungan terhadap produk-produk SAM, baik dari AS maupun Rusia.
Spoiler for perkembangan:
Perkembangan Surface to Air Missile
Dengan semakin berkembangnya kemampuan peperangan elektronika defensif pada pesawat tempur, maka mau tak mau industri pembuat SAM juga mengembangkan kemampuan produk-produknya untuk meng-counter kemampuan defensif target, baik dari segi pemandu, penyala awal (fuze), hulu ledak, dan propulsi atau sistem pendorong. Dimulai dengan sistem pemandu yang menjadi inti dari kemampuan rudal darat ke udara, diawali dengan teknologi Remote Guidance yang contohnya di antara lain berupa radio command guidance, beam riding, dan wire guided. Kelemahan dari teknologi ini adalah diperlukannya kontak terus menerus antara command post atau sistem peluncur dengan target. Ketepatan kerja Command Post juga menentukan tingkat kesuksesan perkenaan rudal karena sedikit saja kesalahan dalam penuntunan rudal ke target, maka semakin besar pula penyimpangannya dari target yang dikehendaki. Oleh karena itu dikembangkanlah sistem pemandu berupa Homing Guidance, yang ditandai dengan penggunaan radar, laser dan infra merah sebagai sistem sensor yang menghasilkan sinyal sensing ke target yang dikirim balik ke sistem peluncur sebagai penuntun rudal menuju ke target pesawat musuh. Sistem pemandu ini secara garis besar dibagi menjadi Active Homing, Semi Active Homing dan Passive Homing yang dibedakan dari sistem kerja masing-masing pemandu.
Spoiler for klasifikasi:
Klasifikasi Rudal Hanud
Rudal darat ke udara terkecil dikenal dengan nama rudal panggul darat ke udara atau lebih dikenal dengan Man Portable Air Defense System (MANPADS) yang merupakan rudal hanud dengan mobilitas tertinggi karena dapat diawaki oleh satu orang namun memiliki kemampuan yang sangat terbatas. Rudal jenis ini lebih sering digunakan untuk target yang bergerak lambat dengan ketinggian sangat rendah seperti helikopter dan pesawat angkut. Sedikit di atas MANPADS, terdapat sista rudal yang masih masuk dalam klasifikasi VSHORAD dan SHORAD. Sista rudal ini biasanya dipasangkan pada platform bergerak seperti truk dan APC yang dilengkapi dengan lapisan armor sebagai perlindungan diri terbatas dari gangguan serbuan pasukan infantri musuh selama gerakan perpindahan menuju daerah penggelaran. Sista rudal ini juga biasanya dilengkapi dengan satuan FCS yang terdiri dari radar kontrol penembakan dan kendali operasi. Ini yang membedakannya dari sista rudal MANPADS, selain jangkauan operasional yang umumnya lebih jauh. Selanjutnya dikenal pula dikenal varian Medium Range SAM dan Long Range SAM. SAM jarak jauh seperti S-300 dan Patriot digelar menggunakan prinsip penggelaran pertahanan udara area untuk menjaga area yang berada dalam jarak jangkau sampai dengan 150Km dan ketinggian sampai 20.000m. Sedangkan SAM jarak menengah sendiri dapat digunakan dalam pola penggelaran pertahanan udara area maupun titik sebagai komplementer dari SAM jarak jauh dan jarak pendek.
Spoiler for Penjaga Langit Nusantara:
Pussenarhanud, Penjaga Langit Nusantara di Lini Terakhir
Pussenarhanud sebagai satuan yang membawahi sistem senjata hanud yang dimiliki Angkatan Darat memiliki 2 peran penting yaitu sebagai unsur hanud titik atas objek vital berupa satuan lapangan maupun instalasi lapangan dalam operasi darat gabungan maupun operasi gabungan darat dan sebagai unsur hanud titik atas objek vital maupun titik rawan dalam rangka Operasi Pertahanan Udara Nasional di bawah komando Kohanudnas. Oleh karena itu dalam rangka memenuhi dua peran di atas, Pussenarhanud sudah sepantasnya dilengkapi dengan beberapa sistem senjata hanud yang bervariasi dari meriam hanud berbagai kaliber dan rudal hanud VSHORAD dan SHORAD. Aset rudal VSHORAD seperti RBS-70 dan POPRAD yang merupakan bagian dari sistem hanud komposit Kobra. Sedangkan untuk sista rudal SHORAD sendiri pada awalnya Pussenarhanud mengandalkan sistem rudal Rapier buatan Inggris, namun dikarenakan embargo yang diterapkan Inggris dan rudal yang mendekati masa kadaluarsa, pada akhirnya rudal Rapier ini terpaksa harus dipensiunkan. Mengingat akan pentingnya pemenuhan kebutuhan penggantian rudal Rapier, sudah sepantasnya Pussenarhanud mempertimbangkan untuk mengakuisisi sista rudal SHORAD yang memiliki daya tangkal dan daya hancur yang setara atau lebih baik dari yang digantikan. Selain itu mobilitas juga faktor penting yang pada prakteknya mempermudah dalam penggelaran sista hanud rudal ini di lapangan.
Quote:
RBS-70
Quote:
SHORAD
Spoiler for RBS-70:
RBS-70 MANPADS
RBS-70 adalah rudal darat ke udara panggul buatan Swedia yang mulai memperkuat Pussenarhanud sejak tahun 80an. Sistem rudal hanud ini memiliki mobilitas sangat tinggi sehingga mampu digotong oleh satu regu tembak yang berjumlah 7 orang. Peluncurnya sendiri terdiri dari tabung kontainer rudal, tripod pedestal dan alat bidik optikal
[spoiler]
Spesifikasi Sistem Rudal RBS-70 :
- Negara pembuat : Swedia
- Panjang misil : 1320 mm
- Diameter : 106 mm
- Berat misil : 24 kg
- Berat hulu ledak : 1,1 kg
- Jarak capai : 200-5000 m
- Maksimal tinggi sasaran : 3000 m
- Kecepatan maksimal : Mach 1,6
- Kemungkinan perkenaan : 70-90 %
Rudal RBS-70 ini dapat beroperasi sendiri secara independen maupun sebagai bagian dari baterai pertahan udara. Apabila beroperasi dalam pola baterai, rudal ini dapat dihubungkan dengan sistem radar deteksi Giraffe sampai dengan 9 unit peluncur. Baterai pertahanan udara ini sanggup menjaga cakupan wilayah seluas 175Km2 di mana masing-masing peluncur ditempatkan pada jarak 4Km antara satu sama lain. Selanjutnya data target yang berhasil dideteksi radar, termasuk di dalamnya jarak, baringan dan kecepatan target ditransfer ke masing-masing regu tembak.
LANJUT BAWAH GAN
0
8.2K
Kutip
39
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!